||Chapter 17||

534 79 4
                                    

Libur panjang pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Libur panjang pun tiba. Hal ini sudah di nanti-nantikan Keisya sejak mos. Ya, meskipun dirinya harus rela untuk tidak melihat Jendra setiap hari. Tapi Keisya tetap santuy, jika ingin mengunjungi doi, kan, tinggal pergi ke rumah Satrio.

Sore hari ini, Keisya memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah Satrio. Kangen. Ya bukan hanya kangen dengan Jendra loh ya, kangen dengan semuanya. Sepertinya sudah lama sekali tidak mengunjungi rumah Satrio.

Gadis itu pergi bersama Fathan. Kebetulan ayahnya itu mendapat jatah libur hari ini. Keisya sudah duduk manis di samping kursi penumpang dalam mobil di samping kursi pengemudi yang di duduki ayahnya.

Perjalanan tidak terasa karena Keisya sedari tadi fokus bermain game di ponselnya. Tenang, ini bukan game online, hanya game offline karena paketannya sedang habis. Ingatkan Keisya untuk minta di belikan paketan nanti.

Kedua ayah-anak itu keluar dari dalam mobil. Fathan hanya memarkir mobilnya di depan gerbang rumah Satrio, karena gerbang itu tidak muat untuk masuk mobil. "Ayo ayo kita masuk!" Seru Fathan seraya membuka pagar.

Keisya melangkah masuk mengikuti ayahnya. Namun gadis itu sesekali mencuri-curi pandangan ke rumah sebelah. "KEISYA!" Keisya tersentak kaget.

Dilihatnya Syiha dari arah datangnya mobilnya tadi dengan sebuah kantung kresek di tangannya. Keisya tebak gadis itu habis pergi dari warung. Fathan juga berhenti berjalan dan menatap Syiha heran.

"Siapa kes?"

"Temen aku, ayah masuk duluan aja ya, nanti aku nyusul," Fathan meng-oke kan. Pria itu berjalan masuk ke dalam rumah Satrio lebih dahulu.

"Kenapa?" Keisya beralih menatap Syiha yang berada di luar gerbang. "Enggak hehe. Panggil doang, soalnya udah lama enggak kelihatan." Syiha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Keisya melipat mulutnya kedalam. Gadis itu ragu-ragu ingin bertanya. Matanya sesekali mencuri-curi pandang ke rumah Syiha. "Eum..."

"Kenapa? Cariin abang aku yaa?!" Keisya gelagapan sendiri. Terciduk sudah dirinya. "Enggak! Enggak! Orang aku lagi lihatin itu tuh!" Kilahnya.

"Halah! Udah ketahuan banget! Aku udah sering nemuin modus kaya gini," Keisya menunjukkan cengirannya.

Waduh, berarti saingannya banyak yah. Pikirnya. "Dimana?" Syiha menyerit.

"Apanya?"

"Dia," Syiha mengangguk sembari tersenyum menang.

"Oh Jendra, bilang yang jelas dong! Gak usah malu-malu kambing! Kalo kamu mah aku restuin!"

"Syutt! Jangan kanceng-kanceng! Nanti ada yang denger,"

"Eh udah ya, aku mau masuk. Bye!" Keisya berlari kecil masuk menyusul ayahnya. Syiha hanya geleng-geleng kepala, gadis itu tengah salting rupanya.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang