||Chapter 10||

729 132 70
                                    

"Halo?"

"NAYLA GUE DAPET NOMOR KA JENDRA!" Di sebrang sana, Nayla terperanjat kaget mendengar teriakan suara Keisya.

"Apaan sih? Lebay!" Keisya memutar bola matanya malas.

"Lebay apanya?! Dari dulu gue udah mohon-mohon sama ka Dean minta nomor telepon nya itu orang, tapi enggak di kasih-kasih!"

"Emang dapet dari mana?" Keisya tersenyum misterius.

"Oh iya gue belum kasih tau ya?"

"Apaan?"

"Ka Jendra pindah rumah di samping rumah bang Iyo loh!"

"-UHUK.. UHUK!- EKHEM-- WHAT THE FUCK! Kapan?"

"Eum.., kalo enggak salah sih kayanya baru kemarin deh!"

"Terus tukeran nomer telpon gitu?" Keisya menggeleng, padahal Nayla juga tidak bisa melihatnya.

"Enggak! Jadi dia punya adik, kelas sembilan SMP. Terus sekarang temenan sama gue, nah tadi ada nomor togel yang kirim pesan, dia adiknya ka Jendra, katanya dia, itu nomor Abangnya! Berarti ka Jendra dong!" Seru Keisya semangat.

"Iya dah iya seterahmu! Dah ah bye!"

"Dih--"

Tut.

"Sial!" Gerutunya saat melihat panggilan telepon nya diputus sepihak oleh Nayla.

•••

Keisya turun dari atas motor bapak ojol saat sampai di tempat tujuan, rumah Satrio. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke rumah Satrio karena ia bosan. Sepertinya usul Syiha untuk mengajaknya bermain tidak buruk.

Setelah membayar dan mengatakan terima kasih, Keisya berjalan ke dalam pekarangan rumah Satrio. "Assala-
mualaikum."

"Waalaikumsalam! Eh Keisya!" Genta, laki-laki paruh baya itu terlihat tangah bersantai dengan Devin, adik Satrio, di ruang tengah sembari menonton TV.

Keisya mengecup tangan Genta lalu ikut duduk di sofa. "Tante sama abang Iyo mana om?"

"Tante lagi tidur, ngantuk katanya, om suruh jagain Devin ini, katanya mumpung ada di rumah. Kalo Satrio lagi main tuh di rumah teman barunya." Keisya menye-ritkan dahi nya.

"Teman baru? Jendra?" Genta menggeleng.

"Iya kali, om enggak tau namanya siapa," Keisya hanya meng-Oh kan. Lalu gadis itu menyalahkan ponselnya.

Ka Jendra

Syihaaa, dmn? Jadi main ga

Setelah pesan yang dikirim nya terkirim, Keisya meletakan ponselnya. "Om, tante masak enggak? Keisya laper." Keisya menunjukkan cengirannya.

"Masak, makan aja sana!" Seru Genta. Keisya mengangguk senang dan berlari ke dapur.

Selang beberapa menit, gadis itu kembali dengan sepiring makanan dan kembali duduk di tempat semula.

Ting!

Keisya menoleh-- kearah ponselnya yang mendapat notifikasi pesan. Itu dari Jendra!, Gadis itu segera menaruh piringnya dan mengambil ponselnya.

Ka Jendra

Syihanya di rumah, sini Kei, ke rumahku, ada Satrio juga.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang