Beberapa hari kemudian, hari ini adalah hari Kamis dan hari Jendra serta keluarga akan pindah ke rumah baru. Jendra sudah izin tidak sekolah karena akan membantu memindahkan barang barang.
Syiha dan ayahnya juga izin untuk serta membantu. Matahari masih teduh tanda belum siang siang banget. Pukul 10 pagi barang barang sudah tersusun rapi di dalam rumah barunya. Halamannya masih asri karena terletak di daerah perkampungan bukan kompleks.
Tidak bising juga karena bukan di pinggir jalan raya. Ah nyaman pokoknya. "Bun, bun, kira kira di sini ada anak seumuran abang gak ya bun?" Keempat anggota keluarga ini sudah duduk lesehan di ruang keluarga, menonton tv.
"Ya nggak tahu lah. Kalo abang mau tahu cari tahu sendiri. Main keluar rumah jangan di kamar mulu main ponsel, chatting sama si Tasya."
"Tuh bang! Aku aja main ponsel di omelin. Nggak miror." Cibir Syiha.
"Pah, belain aku dong!" Pinta Jendra yang merasa terpojok.
"Ogah!" Acuh papahnya.
"Ah nggak seru ah. Masa aku nanya gitu doang jadi panjang urusannya. Dah ah abang mau beli makanan dulu, bye Syiha!"
"DIH NGAMBEK! AKU IKUT LAH HAHAHAHA HAHAHAH HAHAHA."
"Nggak ah kamu bau asem." Ejek Jendra mengambil kunci motornya.
"PAPAH ABANG NYEBELIN!"
"Whatever." Jendra mengacungkan jari tengah nya pada Syiha. Sedangkan kedua orangtuanya hanya mendengus melihat kejahilan anak sulungnya.
•••
Di lain sisi, Keisya tengah berada di kelas. Jam pelajaran kedua yang diisi dengan pelajaran sejarah. Matanya sudah merem melek, padahal jam pelajaran baru di mulai beberapa menit lalu.
"Pak, saya izin ke toilet ya." Guru laki laki berbadan gempal itu mengangguk.
Lalu Keisya keluar kelas dan menoleh kearah Nayla sambil dadah dadah.
"Dadah Nayla daku bebas!" Ucapnya tanpa suara. Nayla membelakan matanya.
"Ish gue nggak di ajak! Pak izin juga ya, saya kebelet dadah."
"KEISYA TUNGGUIN GU-" Sebelum melanjutkan ucapannya. Keisya membekap mulut mercon milik Nayla.
"Berisik! Masih jam pelajaran nih." Nayla hanya menunjukkan cengirannya. Lalu mereka berjalan beriringan dengan tangan Nayla yang merangkul bahu Keisya.
Selepas membuang air kecil, Keisya dan Nayla membasuh wajahnya di wastafel depan cermin. "Nay.. gue mau cerita,"
"Apaan? Cerita aja si, ribet amat."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
Teen FictionKeisya menyukai Jendra tanpa harapan apapun. Disaat cowok itu memiliki pacar, bahkan setelah Jendra putus dengan pacarnya, Keisya tidak berharap apapun. Namun saat tiba-tiba cowok itu dan keluarganya mendadak menempati rumah disamping rumah tanteny...