~~~~
Jendra keluar dari kelas dengan perasaan bersungut-sungut dan jangan lupakan sumpah serapah yang keluar dari bibir ranumnya untuk pak Satya, guru biologi yang mengajar dikelasnya sekarang.
Tapi bukannya mengajar, guru itu malah asyik bermain ponsel dan tidur, membiarkan anak muridnya terbengkalai. "Cabut aja deh yan gue mumet, dikit lagi istirahat ini kan." ucap Jendra yang menyebabkan mata kantuk Dean menjadi terbuka lebar, ah Dean suka Jendra yang seperti ini.
"Kuy lah. Eh tapi si Fajar gimana?" Tanya Dean.
"Tenggelamkan!" setelah mengatakan itu dua sejoli ini terkekeh geli dan melanjutkan jalan mereka menuju.... kantin pastinya.
•••
Di lain sisi, kelas Keisya sedang jam kosong dan melebur ke kantin sebelum waktunya istirahat. Tidak apa, jam kosong bebas. Suasana kantin agak lenggang dan hanya berisi beberapa anak saja. Nayla sedang memesan siomay, karena jika Keisya yang memesan, nanti pecah lagi.
Saat indra penglihatan nya menangkap keberadaan cowok yang bajunya ia cucikan kemarin, Keisya segera berdiri dan menghampiri cowok itu. "Permisi," cicitnya pelan.
Kedua cowok itu menoleh, namun Dean yang lebih dulu sadar situasi bahwa mereka memerlukan waktu berdua izin pamit membeli makanan. "Iya? Lo, yang kemarin?" Intimidasi suara Jendra membuat Keisya menelan ludah sendiri.
"Iya, dan aku, eum.. aku, aku mau minta maaf!" Keisya mengulurkan tangannya. Di sambut oleh Jendra. Sensasi bersentuhan ini rasanya menyengat tubuh Keisya. "Maaf diterima."
"Soal bajunya ..."
"Ah nggak apa apa lah, kemarin udah ada yang nyuciin baju gue. Nggak tau siapa," potong Jendra dengan senyum tipisnya.
Anjir manis banget senyumnya-- eh inget Keisya, dia pacar orang!.
"Oke, maaf sekali lagi." Ucap Keisya sembari menunduk dan melepas jabatan tangannya.
"Iya."
"Yaudah aku pamit, dah," Jendra mengangguk.
"Dah," balas cowok itu.
"Iya dah," ucap Keisya lagi sembari berjalan menuju mejanya. Nayla sudah duduk anteng memperhatikan Keisya dengan Jendra tadi sembari senyum senyum.
"Kenapa lo? Senyum senyum kaya orang gila." Nayla malah melebarkan senyumnya menjadi cengiran. "Cie cie, cie Keisya cie." Goda Nayla.
"Apaan si!"
"Cie, cie, cie Keisya."
•••Hari ini adalah hari Jumat, dan sekarang jam menunjukkan pukul 11:32 yang artinya sudah waktunya pulang sekolah. Jendra bersama kekasihnya tengah berada diparkiran sekolah.
"Sya, tungguin aku sholat mau?"
"Dimana?" Tanya balik Tasya, kekasihnya.
"Itu masjid samping." Jawab Jendra.
"Oke."
Kemudian Jendra berlalu meninggalkan Tasya untuk pergi menjalankan kewajiban nya sebagai seorang muslim. Sedangkan Tasya memutuskan untuk menunggu duduk di halte sembari membaca novelnya.
Di lain sisi Keisya bersama Nayla juga akan kembali ke rumah masing-masing, kali ini mereka akan pulang bersama menaiki angkutan umum sebab tadi pagi Keisya terlalu malas menggoes sepedanya.
Sebelum menaiki angkutan umum mereka harus berjalan kaki menuju halte depan sekolah. Dan di samping halte itu ada masjid tempat Jendra melaksanakan sholat Jumat. Kini keduanya tengah mengobrol sembari berjalan.
"Kei tau gak? Kemarin gue nemuin foto cogan anak sebelah dong gantengggg banget, siapa ya namanya. Bentar bentar liat dulu," ucap Nayla menggebu-gebu. Jika sudah membicarakan cogan alias cowok ganteng ya gini deh.
"Ah iya namanya Refan!, Anjir gila ganteng bangetttt!" Seru Nayla lagi sembari memperlihatkan foto cowok yang di maksudnya.
Kalo di lihat lihat lumayan ganteng, sih. Cowok ini badannya lumayan berisi, mengenakan kacamata, tipe tipe anak pintar gitu, nggak putih putih amat. Tinggi juga tapi, tetep masih gantengan Rajendra lah.
"Iya sih cakep, tapi gantengan ka Jendra hehehe." Berkat ucapannya itu Keisya mendapatkan tempelengan di kepalanya, siapa lagi kalo bukan dari Nayla.
"Heh! lo mah Jendraaaa mulu! bosen, yang lain napa. Kaya nggak ada cowok lagi aja," kali ini giliran Keisya yang menempeleng kepala Nayla. Cih cewek ini!
"Jah! lu juga, tuh otak isinya cogannnn mulu! sem--"
"Psstt! Diem!" Nayla mengisyaratkan menggunakan tangan yang ia tempelkan di kuping dan menjulurkan lidahnya ke kiri. Keisya mendadak mengikuti perkataan Nayla.
"Kamu enggak pulang sya?" Sayup-sayup terdengar suara perempuan.
Keisya menoleh ke arah suara. "Nanti, aku lagi nungguin Jendra Jumat-an." Di sana terlihat dua orang gadis berseragam yang sama dengannya. Gadis yang tadi bertanya mengangguk.
"Wah! Sweet banget ya nungguin cowoknya Jumat-an!" Seru cewek yang tadi bertanya dengan riang. Tasya, cewek itu mengangguk dan menutup buku yang tengah di bacanya.
"Hehehe."
"Ah gila! Sweet-nya!" Nayla tersenyum menggoda. Keisya mendorong bahu gadis itu pelan.
"AH NAYLA! KESEL GUE, BANG KIRI BANG!" Keisya berlari masuk ke dalam angkutan umum yang lewat.
Nayla hanya tertawa terbahak bahak lalu menyusul Keisya masuk kedalam angkutan umum.
Vote & komen😉
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
Teen FictionKeisya menyukai Jendra tanpa harapan apapun. Disaat cowok itu memiliki pacar, bahkan setelah Jendra putus dengan pacarnya, Keisya tidak berharap apapun. Namun saat tiba-tiba cowok itu dan keluarganya mendadak menempati rumah disamping rumah tanteny...