||Chapter 24||

537 53 1
                                    

Hubungan Jendra dan Keisya menjadi lebih dekat setelah hari itu. Bahkan semakin kesini Jendra semakin sering mengajak Keisya pulang bersama meski harus membuat Syiha kesal karena harus menjadi yang kedua, haha.

Cowok itu rela mengantarnya walaupun rumah mereka berbeda arah. Namun, sampai sekarang pun, Jendra belum memperjelas hubungan mereka. Sekarang cowok itu sedikit lebih sibuk karena ikut jam tambahan, ya karena Jendra sudah kelas XII, persiapan ujian Nasional.

Waktunya dengan Keisya menjadi lebih sedikit, ya meskipun kadang-kadang ketika Keisya bermain ke rumah tantenya, Jendra akan ikut bergabung ke sana, atau cowok itu akan mengajak Keisya main ke rumahnya.

Belakangan ini Keisya perhatikan ketika istirahat ada seorang siswi kelas X- temannya Syiha kalau tidak salah- Yang suka curi-curi pandang ke arah Jendra. Ia suka menangkap basah gadis yang ia ketahui namanya adalah Aurel itu.

Gadis itu memiliki paras ayu yang membuat Keisya getar getir, takut Jendranya berpaling--eh. Sekarang ini Keisya merasa tidak percaya diri ketika melihat Jendra. Keisya juga pernah merasakan hal seperti ini dulu, saat dia jatuh cinta sama masa SMP.

Demi tuhan, rasanya tidak nyaman sekali. Siang ini ketika istirahat kedua, Keisya bertemu dengan Jendra di koridor ketika habis dari kantin. Cowok itu mendekatinya, "eh Keisya, udah lama enggak lihat," katanya sembari tersenyum.

Keisya tersenyum kikuk, gadis itu menatap Nayla yang berada di sebelahnya. Nayla yang ditatap pun menaikan alisnya, kode bertanya 'apa?' Keisya membalasnya dengan kode juga menggunakan matanya.

"Oohh, katanya Keisya iya kak, dia kangen juga," Keisya langsung menabok lengan sahabatnya itu. Apa-apaan sih Nayla itu?!

"Euuhh, enggak kak enggak!!" Bantah Keisya atas jawaban bodoh Nayla.

'bego' ucap Keisya tanpa suara. Nayla hanya menyengir tidak bersalah. "Ooh gitu, kangen beneran juga gak apa-apa." Jendra manggut-manggut. Dalam hati Keisya tengah merutuki cowok itu, dasar genit!! Rutuknya.

"Eumm.. kita duluan ya kak, mau makan, laperrr!!" Baru saja Keisya ingin menarik tangan Nayla, suara kalem seorang gadis terdengar di telinganya.

"Ka Jendra!"

Mereka bertiga sontak menoleh ke arah suara, di ujung koridor, berdiri seseorang yang tadi Keisya bilang, Aurel. Huh.. rasanya sekarang Keisya benar-benar nervous. Gadis itu benar-benar ayu, Keisya memperhatikan cara lari kecilnya yang terlihat menggemaskan dengan rambut yang bergoyang-goyang mengikuti gerakannya.

Saat Aurel tiba di sisi mereka, Jendra tersenyum sembari menatap adik kelas mereka itu. "Eh Lia, kenapa?" Keisya langsung melotot sembari memandang Jendra dan Aurel yang tengah berpandangan.

Apa katanya barusan? Lia?! Panggilan apa itu!! Kenapa Jendra memanggil Aurel beda dari yang lain?!! Rasanya wajah hingga ke kuping Keisya sudah memerah terbakar panas api cemburu. Mereka sangat menyebalkan, daripada mendapatkan drama cinta secara live, Keisya buru-buru menggeret Nayla meninggalkan Jendra dan Aurel.

Nayla yang kaget karena ditarik sontak berteriak, "ishhhh!! Keisyaaaa!!" Mendengar teriakan itu, Jendra dan Aurel menoleh, "eh kok udah pergi aja," kata Jendra pelan. Aurel menatap kakak kelasnya yang satu ini dengan alis mengerut.

"Kenapa kak?" Tanya Aurel penasaran karena perubahan raut wajah Jendra.

Cowok itu hanya menanggapinya dengan senyuman sembari menggeleng, "enggak kenapa-kenapa," katanya. "Eh kenapa?" Tanya Jendra. Aurel langsung menepuk jidatnya, "oh iya lupa!, Itu, nanti pulangnya aku ikut kakak ya, sekalian jengukin Syiha. Boleh kan?" Aurel menatap Jendra dengan mata yang berkedip-kedip.

Jendra tertawa kecil melihat adik kelasnya ini. Sembari mengacak rambut Aurel, Jendra berucap, "boleh lah," Aurel langsung tersenyum senang.

Dibalik itu semua, Keisya memperhatikan mereka dari jauh, Nayla balik menggeret Keisya ke toilet yang tak jauh dari tempat Jendra dan Aurel berada. Ia berdiri di depan toilet menunggu Nayla yang tengah buang air.

Sekarang ini Keisya tengah dilanda badmood yang sangat amat membuat dirinya kesal karena memperhatikan interaksi Jendra dengan Aurel. Adik kelas genit!! Lihat aja lo nanti!!! Batinnya berteriak.

Ada sesuatu yang membuat matanya panas hingga mengeluarkan cairan bening, menyadari hal itu, Keisya buru-buru menghapus air matanya. Nayla yang baru keluar dari dalam toilet  terheran-heran melihat mata Keisya yang berubah kemerahan.

"Kenapa lo kei?!" Tanyanya kaget. Keisya hanya menggeleng sembari jalan meninggalkan toilet. Nayla mengikuti Keisya sembari mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar “lo kenapa nangis?” namun, Keisya terus menjawabnya dengan "gapapa." Huh, dalam hati Nayla merutuki, dasar cewek! Batinnya.

•••


Pertanyaan Nayla ketika istirahat terjawab ketika pulang sekolah. Bukan, bukan Keisya yang menjawab, melainkan Nayla melihat Jendra membonceng adik kelas yang tadi Jendra panggil “Lia” itu. Nayla mencium bau-bau kecemburuan.

Mungkin tadi saat ia di dalam toilet, Keisya melihat Jendra dengan si Lia-lia itu sedang ngapa-ngapain. Ugh, rasanya Nayla ingin menonjok wajah tampan tak berdosa milik Jendra. Tadi saat istirahat Jendra mengatakan kangen-kangen, sekarang cowok itu sudah membonceng gadis lain. Dasar fakboi! Rutuknya.

Diam-diam Nayla memperhatikan raut wajah Keisya yang berubah ketika menatap kedua insan itu. Kemudian Keisya menghembuskan nafasnya pelan. Nayla tau, pasti rasanya nyesek. Tapi ya ini namanya sebuah jawaban atas doa-doa Keisya. Sepertinya tuhan tidak mengizinkan gadis itu bersanding dengan Jendra.

"Udah sabar kei, emang dasar fakboi!" Tidak terima rasanya Nayla melihat sahabatnya itu seperti ini. "Lo mendingan sama cowok lain aja lah kei, sama Kenar kalo perlu! Dia juga cogan kok!" Nayla berusaha merekomendasikan stok cogan yang dia punya.

"Hah? Kenar?" Keisya menoleh kearah Nayla. Yang ditanya mengangguk.

"Ho'oh, Kenar anak Xll IPA'5."

"Kayanya gue pernah denger deh nih nama, tapi gue lupa dimana," kata Keisya sembari mengingat-ingat. "Yang mana sih orangnya?" Nayla dengan semangatnya membuka ponsel. Menggeser-geser foto di galeri hingga menunjukkan seorang remaja laki-laki dengan pose tegap yang tengah tersenyum menatap kamera.

"Nih, nih kak Kenar!" Nayla mengarahkan ponselnya pada Keisya.

"Oh yang ini!" Keisya mengangguk pelan.

"Gue pernah ngurutin kakinya yang kecengklak pas classmet waktu itu." Kata Keisya lagi melanjutkan. Nayla langsung melotot. "DEMI APA?!" katanya sembari berteriak lebay. Untung koridor sudah lumayan sepi.

"Pssst! Berisik!" Omel Keisya. Nayla langsung cengengesan. "Besok gue pindah eskul aja lah," kata Nayla, gadis itu langsung teringat dengan Keisya yang mengantar Jendra ke UKS ketika upacara. Mengurut kaki Kenar ketika kecengklak. Dan mungkin masih banyak hal yang Keisya lakukan bersama cogan-cogan sejahtera lainnya.

"Apa hubungannya?" Tanya Keisya heran.

"Abisnya PMR ngobatin cogan mulu sih!" Kata Nayla sembari cengengesan. Bagus nay! Lo udah berhasil bikin Keisya lupa sama Jendra! Ya, meskipun dalam beberapa menit aja. Kata Nayla di batinnya.

Keisya geleng-geleng kepala, sahabatnya ini memang isi otaknya hanya seputar cogan-cogan dan cogan. Nayla kemudian bertanya lagi, "kei, kakinya Kenar gimana?" Tanyanya sembari menarik turunkan alis.

"Ya gak gimana gimana." Kata Keisya acuh. Pertanyaan tak berfaedah macam apa itu!

"Ada bulunya gak?"

Keisya langsung mempercepat jalannya meninggalkan Nayla yang semakin gila.


HALO GUYS WKWK SEBENERNYA CHAPTER INI UDH LAMA AKU TULIS CUMAN LUPA MULU MAU UPDATE.. MAAF😊

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang