||Chapter 8||

750 155 75
                                    

"Rajendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rajendra. Panggil Jendra aja,"

"Oh janda." Satrio mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Si bangsat!" Jendra menempeleng kepala Satrio.

"Sialan." Maki Satrio.

"Abang! Ih, ditungguin malah ngobrol!" Teriak Ranti dari dalam rumah dengan bagian kepalanya saja yang menyembul keluar dari dalam pintu rumah.

"Iya iya, ini juga mau masuk, mah! Eh lo! Tungguin situ bentar, gue ngasih ini dulu." Tuturnya pada Jendra.

"Ngapain?" Jendra menaikan satu alisnya.

"Main elah!"

"Sokap lo!" Jendra menautkan kedua alisnya sinis. Lalu tertawa.

"Lama! Cepetan! Gue masuk nih." Ucap Jendra lagi.

Satrio segera berlari menghampiri Ranti dan masuk ke dalam rumahnya, mengambil ponsel.

"Eh mau kemana lo?" Tanya Keisya saat melihat Satrio yang terburu-buru.

"Main."

"Emang punya temen?" Goda Keisya.

"Punya lah! Emang elo." Balas acuh Sartio.

"Dah Keisya, bye gue mau main dulu sama temen baru!" Teriak Sartio saat sudah di pintu keluar. Keisya hanya berdecak.

Mungkin tetangga baru punya bocah kecil dan di jadiin temen sama Sartio.

Pikirnya.

"Kemane nih orang, udah gue bilang tungguin malah ngilang!" Gumam Sartio saat tidak mendapati Jendra di tempat semula.

Akhirnya cowok itu memilih mendatangi rumah teman barunya. "Jandaaaa! Jandaaa! Woi! Main yok!" Sartio memukul-mukul kunci gerbang pada besi gerbang.

"Berisik!" Tiba tiba sesosok cewek yang pernah di lihat nya bersama ibu ibu beberapa waktu lalu muncul dengan wajah merah padam. Menahan marah.

"Eh cewek! Janda mana?" Tanya Satrio dengan nada menyebalkan nya.

"Janda janda! Disini nggak ada yang namanya janda! Udah sana pergi! Dasar cowok kurang kerjaan." Usir cewek itu, Syiha.

"Eh tunggu-- iya iya namanya Jendra bukan janda." Syiha berbalik menghadap kearah Satrio lagi saat mendengar nama abangnya di sebut.

"Abanggggg!" Teriak cewek itu melengking.

Tak lama datang sosok yang di nanti oleh Satrio. "Nih dia! Lo kok malah kabur sih?!" Tanya Satrio geram saat sudah di bukakan pagar oleh Jendra.

"Berisik! Kebelet berak." Jawab acuh Jendra sembari duduk di kursi depan rumahnya.

"Sini masuk!" Satrio melangkahkan kakinya menuju Jendra dan ikut duduk di bangku samping Jendra. Sedangkan Syiha pergi berlalu masuk kedalam. "Lo punya ponsel enggak?" Jendra memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan tidak bermutu yang Satrio ajukan.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang