||Chapter 12||

677 111 44
                                    

Al-Qur'an nya jangan lupa!❤️•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Al-Qur'an nya jangan lupa!❤️
•••

Nayla yang sedari tadi ikut mendengarkan telepon Jendra menatap iba pada Keisya. Melihat raut wajah Keisya yang tiba-tiba meredup, Nayla segera memutar otak cantik nya.

"Eh udah lah, kita aja! Enggak usah ngajak-ngajak orang! Kuy lah sebeb!" Nayla menarik perhatian Satrio yang sedang fokus pada televisi.

"Udah ah ayo! Gue lagi enggak mau beli yang aneh-aneh! Jadi gak usah khawatir gue suruh jadi bodyguard!"

"Eh- hehe- he." Mendapat tatapan aneh dari Satrio membuat Nayla menyengir bodoh. Kemudian gadis itu menunjukan Keisya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Yaudah ayo! Kei,"

"Ayo!" Ajak Satrio lagi.

Kemudian setelah pamit dan mendapat izin dari Ranti. Ke tiga remaja itu memulai petualangannya dengan mobil milik Genta. Tenang, Satrio sudah punya SIM.

"Mau kemane?" Ucap sang supir, Satrio.

"Main time zone sabi nih! Gue bawa card HAHAHA!" Nayla tertawa dengan riang nya.

"Hemm.. holkay mah beda!" Keisya menimpali sembari melihat Nayla lewat kaca yang ada di atasnya.

"Traktir gue ya! Gue porotin abis lo!" Nayla menangguk saja.

"Boleh boleh! Kata mommy kalo banyak duit enggak boleh pelit."

"Yaudah semuanya aja buat gue!" Keisya langsung menggeplak kepala saudara nya itu. "Heh! Pantes ya enggak punya cewek. Lo sih! Jadi cowok matre!" Satrio hanya menggaduh kesakitan.

Kemudian setelahnya, mereka mengisi kesunyian mobil dengan lelucon yang sesekali di lontarkan Satrio. Dan Nayla yang menggosipkan tentang cogan. Keisya mah iya iya saja.

•••

Di sisi lain, Jendra yang tengah terburu-buru bersiap untuk menghadiri acara keluarga nya Tasya sebab bangun terlambat. Astaga, kenapa tidak ada yang membangunkannya?

Jika saja Keisya tidak menelfon tadi, mungkin ia masih ada di kasur hingga siang nanti. Setelah memastikan dirinya wangi, Jendra keluar dari kamarnya. Karena prinsip hidupnya adalah,

Percuma ganteng kalo enggak wangi.

Di luar kamar terlihat adiknya, Syiha yang terlihat cantik dengan balutan dress berwarna putih. Tapi anehnya, Syiha hanya rebahan di sofa sembari menonton TV.

"Mau kemana kamu?"

Di tempatnya, Syiha terlonjak kaget. Gadis itu mengusap dadanya kaget. "Abang! Ngagetin aja ah!" Syiha menunjukkan raut muka sebal.

"Mau kemana?" Jendra tidak menghiraukan ucapan Syiha tadi.

"Hah?" Astaga, otak berkapasitas kecil milik adiknya itu sukses membuat nya kesal. Tinggal jawab aja apa susahnya sih?!.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang