"Aku suka kamu dari jauh aja ya, soalnya aku rasa aku nggak pantes bersanding sama kamu."
Jangan lupa pencet bintang untuk dukung terus cerita ini yaa~
°°°
Kembali berjumpa dengan suasana pagi yang tentram sebab matahari tak menunjukkan dirinya dan hujan tak mengeluarkan airnya atau bisa disebut, mendung. Suasana yang sangat cocok untuk kembali bergelung di dalam selimut dan melanjutkan tidur. Namun, tidak bisa! Karena Keisya harus sekolah.
Seperti hari-hari sebelumnya, ia berangkat sekolah diantar oleh ayahnya yang akan pergi bekerja juga. "Ayah aku masuk ya! Hati-hati dijalan ayah, aku sayang ayah," Keisya menghadap kursi pengemudi dan mengecup punggung tangan ayahnya. "Iyaa, semangat belajarnya ya, yang pinter! Have a nice day anak ayah!" Keisya menunjukkan cengirannya, kemudian gadis itu menyodorkan keningnya untuk dikecup oleh ayahnya.
"Bye-bye ayah, assalamu'alaikum!" Gadis itu melangkah keluar dari mobil ayahnya. "Iyaa, waalaikumsalam." Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju koridor sekolah, hingga dirinya berbelok ke ruang kelasnya X- MIPA 2.
"Keisya Keisya Keisya!" Baru masuk pintu kelas suara ricuh pagi-pagi sudah terdengar, alasannya bukan salah lagi adalah PR karena beberapa sudut meja dikerubungi oleh teman-temannya dan banyak yang menulis dengan terburu-buru.
"Hmm apa? PR?" Gadis yang memanggilnya tadi hanya menunjukkan cengiran bodohnya, "hehe tepat sekali bung!" Gadis itu namanya Nayla, teman– atau bisa disebut sahabatnya Keisya yang paling dekat sama dia.
Keisya meletakan tasnya di bangku, kemudian merogoh tasnya mencari buku tulis Kimia yang ada PR-nya. "Makanya besok malem-malem sebelum tidur, cek dulu jadwal pelajaran, terus cek tugasnya, ada PR atau nggak!" Ceramahnya.
"Hehe, semalem gue habis tamatin drakor yang gue tonton dari hari Senin, jadi ngga sempet ngecek-ngecek buku, beresin bukunya aja tadi pagi-pagi sebelum berangkat." Ujar Nayla. "Udah sini, mana bukunya! Dikit lagi bell." Keisya menyerahkan bukunya sembari memutar bola matanya malas. Nayla menerima contekan itu dengan gesit.
"Udah nyontek, maksa, songong lagi!" Nayla mengabaikan ucapan sahabatnya itu, ia mengerjakan tugasnya dengan bantuan contekan Keisya dengan kecepatan kilat, ketar-ketir takut bell tanda masuk keburu bunyi.
Beberapa menit kemudian bell tanda masuk berbunyi tepat bersamaan dengan Nayla yang selesai dengan kegiatan menconteknya, "Nih– Alhamdulillah Terima kasih Ya Allah telah menyelamatkanku dari amukan bagong." Nayla menghembuskan nafas lega kemudian menggeser buku tulis milik Keisya ke sebelah kanannya karena mereka duduk berdua.
Keisya hanya geleng-geleng kepala mendengar apa yang Nayla ucapkan, gadis itu kan padahal Konghucu. "Bilang apa?" Nayla nyengir, "Makasih banyak sahabatku, i love you so much, ily ily." Gadis itu monyong-monyong dan berusaha menggapai wajah sahabat untuk dicium, "idihh najiss Nayla!! Nih buku gue, kumpulin sekalian di depan ya!"
"Tolong ya mana?" Keisya berdecak sembari menempeleng jidat Nayla.
"Lo aja nyontek gak pake tolong!" Keisya mengangkat kepalan tangannya geram di hadapan wajah Nayla.
"Ih marah-marah aja cewek." Dengan usil Nayla menoel-noel hidung mancung milik Keisya. Keisya menepis tangan jahil sahabatnya. "Iya-iya bawel sini!" Keisya memberikan buku tulisnya pada Nayla.
"Sambil menunggu pekerjaan rumah saya koreksi, buka buku LKS halaman 47-49, kerjakan! Minggu depan kita masuk materi baru." Seru Guru laki-laki tersebut.
"Kerjainnya langsung di LKS-nya pak?" Tanya salah seorang murid, diangguki Guru tersebut. Kemudian suasana hening menghampiri dan siswa-siswi di kelas itu mulai mengerjakan tugas mereka dengan khidmat.
•••
Tiga jam pelajaran sudah berlalu dan bel istirahat menggema di seluruh koridor sekolah. Waktunya untuk menjelajah kuliner kantin. Nayla dengan semangat 45 nya menarik tangan Keisya menuju kantin. Katanya biar tidak antri, soalnya kalau istirahat kantin bagai lautan yang penuh dengan manusia. "Mau makan apa nih? Bakso lagi?" Kedua gadis itu mengamati sekeliling kantin yang sudah mulai ramai dengan manusia.
"Yang antriannya paling dikit bakso sih, yaudah deh bakso aja, makan bakso minimnya es teh manis kayanya enak," Nayla menarik tangan sahabatnya menuju antrian bakso. Hingga akhirnya giliran mereka tiba, antrian di belakangnya sudah berdesak-desakan hingga membuat badan Keisya terjepit. "Gue tunggu di samping aja ya!" Gadis itu berbisik di telinga Nayla yang diangguki sahabatnya.
Keisya keluar dari kumpulan orang yang berdesak-desakan itu dan menghembuskan nafasnya lega. Gerah, panas, dan segala macam bau keringat tercampur satu. Sambil menunggu Nayla, gadis itu mengeluarkan ponselnya dan terfokus pada benda itu untuk beberapa saat sebelum pendengarannya menangkap suara,
"Suapin lagi!" Samar-samar terdengar suara berat khas cowok dari sejoli itu.
"Iya-iya bawel. Nih aaaaa!" Retinanya menangkap sepasang manusia yang tampak tengah dimabuk asmara itu, Rajendra dan Tasya. Si perempuan menyodorkan sesendok makanan dan di lahap oleh si cowok. Keisya berusaha mengalihkan perhatian nya dari pemandangan yang membuat hatinya panas itu.
"Dor! Hayoo ngelamun aja, nih ayo makan!" Nayla berjalan menuju meja diikuti Keisya, gadis itu meletakan nampan yang berisi dua mangkok bakso dengan aroma menggiurkan. Ia duduk di menghadap Keisya dan menyendokan banyak sambal dengan semangat.
"Naylaa! Sambelnya jangan banyak banyak, nanti mencret!"
"Tinggal berobat." Jawab acuh Nayla.
Vote dan komen (^_•)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA
Teen FictionKeisya menyukai Jendra tanpa harapan apapun. Disaat cowok itu memiliki pacar, bahkan setelah Jendra putus dengan pacarnya, Keisya tidak berharap apapun. Namun saat tiba-tiba cowok itu dan keluarganya mendadak menempati rumah disamping rumah tanteny...