Chapter 4 : Es Batu

43.2K 1.8K 10
                                        

Happy Reading 💕

_______________

"Apa ini sambutan lo ke gue setelah enam tahun nggak ketemu?" tanya Gavin dengan wajah datarnya.

Andrian tersenyum miring. "Jangan salahin gue. Bahkan nggak ada yang ngasih kabar ke gue kalau lo balik."

"Apa harus ada kabar gue balik dulu buat lo nggak bikin ulah?"

"Ayolah gue capek diceramahin mulu." gerutu Andrian.

"Kenapa nggak pulang ke rumah? Nginep di apartemen cewek lo tadi?" tanya Gavin serius.

"Gue nggak nginep di apartemen dia! Dia sahabat gue!" cerca Andrian tak terima. Apa-apan kakaknya ini.

Gavin terkejut adiknya berani membentaknya. Selama ini sekesal apapun Andrian tak pernah membentaknya. Andrian menyadari intonasi bicaranya. Ia memejamkan matanya ketika Gavin mengepalkan telapak tangan.

Andrian membuka matanya ketika merasakan pelukan. Benar, kakaknya memeluknya.

"Long time no see." Gavin menepuk pundak adik tercintanya.

Andrian terkekeh pelan dan membalas pelukan tersebut. "Welcome, brother."

•••

Hari ini adalah hari kedua Alexa menjalankan hukuman skorsnya selama tiga hari. Ya, hari itu Pak Bimo memutuskan untuk memberikan hukuman tersebut pada Alexa, Andrian, Leon, dan Caca.

Alexa mendengus pelan. Hari ini juga masa sewa apartment-nya telah habis. Ia mulai mengemasi barang-barangnya. Alexa sunghuh tak habis pikir dengan papanya. Kenapa pria itu tega sekali tak memberinya uang.

Selesai dengan pekerjaannya Alexa pun mulai meninggalkan apartment tersebut. Ia berjalan tak tentu arah. Ia tak mau merepotkan para sahabatnya.

Langit mulai menggelap. Dan benar saja hujan perlahan mulai turun dan semakin deras. Alexa berteduh di depan sebuah gedung.

"Pesen taxi nggak ya? Kalau pesen gue juga nggak tau mau kemana." ucap Alexa bermonolog.

Ia menunduk dan memainkan ponsel. Ada banyak panggilan tak terjawab dari papanya. Pasti papanya menghubunginya karena ulahnya di sekolah.

"Alexa?" panggil seseorang dari kaca mobil yang terbuka. Alexa mendongak mendapati Andrian disana.

Andrian langsung menghampiri Alexa dengan setengah berlari.

"Lo ngapain disini?" tanya Alexa.

"Gue yang seharusnya nanya, lo ngapain hujan-hujan gini ada disini?" mata Andrian tertuju pada koper yang ada di samping Alexa. "Lo mau kemana?"

"Gu-gue mau pergi."

"Kemana?"

"Ke- itu-" ucap Alexa terbata-bata.

"Gue nggak suka kalau lo bohongin gue, Al."

"Ah itu, sewa apart gue habis. Papa gue nggak kirim uang sama sekali." cicit Alexa. Berbohong pada Andrian bukanlah hal yang tepat untuk saat ini.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang