Chapter 25 : Opsi terakhir

14K 790 103
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
there are harsh words and acts of violence

Happy Reading

_______________

Sebelum penculikan Alexa

"Kamu harus segera pergi dari Indonesia. Jika kamu tertangkap oleh mereka, itu sudah bukan tanggung jawab saya."

Ia meminum wine kesayangannya, duduk dengan santai menatap pria yang berstatus sebagai bawahannya. Benar, pria itu yang Nicholas tugaskan untuk menyerang Gavin saat Gavin di bandara.

"Uangnya sudah saya kirim ke rekening kamu."

Pria yang diajak berbicara mengangguk paham. "Benar, tuan. Terima kasih banyak."

Nicholas mengangguk menanggapinya. Setelah orang itu pergi dari hadapannya, ia mulai menghubungi bawahannya yang lain untuk melakakukan rencana selanjutnya.

"Sejauh mana kamu mengawasi mereka?" Nicholas berbicara dengan orang suruhannya yang bertugas sebagai mata-mata.

"Saya masih mengawasi mereka di kediaman Mr.Gamma. Belum ada celah untuk menculik salah satu dari keluarga mereka."

Jari Nicholas mengetuk pelan ke meja. "Tetap awasi. Laporkan pada saya apapun informasi yang kamu peroleh."

"Saat ini saya memperoleh informasi, jika Mr.Alaric membawa kekasihnya di kediaman Mr.Gamma."

"Kekasih?"

"Benar, tuan."

Seringaian licik Nicholas tergambar. Ia menemukan ide baru. "Kalau begitu, target kamu sekarang adalah kekasih Alaric. Langsung bawa dia begitu ada celah."

"Siap, tuan."

Tentu saja pria itu merasa puas karena langkahnya untuk membuat rivalnya tunduk semakin dekat. Apalagi besok malamnya ia mendapatkan kabar bahwa gadis yang menjadi targetnya itu sudah bersama dengan orang suruhannya.

"Kamu tidak salah target kan?" tanya Nicholas sembari menatap Alexa yang pingsan.

"Saya pastikan benar, tuan. Apalagi sebelum saya menculiknya, saya sempat melihat Mr.Alaric dan gadis ini bertengkar."

"Siapa nama gadis ini?"

"Jika tidak salah Alexa, tuan."

Pria itu berpikir sejenak. "Bukankah dia yang ada di berita saat acara anniversary perusahaan Alaric?"

"Tuan benar."

Nicholas tak butuh penjelasan lagi. "Sekarang bawa dia ke kamar sebelah saya."

Orang suruhan Nicholas sempat mengerutkan dahinya. Ia heran, mengapa tuannya ingin mengurung gadis yang menjadi tawanannya itu di dalam kamar sebelah kamar Nicholas. Padahal di belakang ada gudang yang bisa saja dipilih Nicholas.

"Ba-baik, tuan." walaupun begitu ia tetap melaksanakan perintah Nicholas.

Nicholas masih berdiam disana saat orang suruhannya membawa gadis itu pergi. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Nicholas, entah apa itu.

•••

"Bangun," ujar orang suruhan Nicholas sembari menarik lengan Alexa.

"Nggak usah pegang-pegang gue!"

Nicholas yang baru memasuki ruangan itu lagi-lagi harus mendengar bentakan dari gadis kecil yang menjadi sanderanya. Ia mengetikkan sesuatu di ponsel Alexa.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang