Chapter 28 : File

13.7K 709 16
                                    

Happy Reading ❄

_______________

"Kamu beneran gapapa?" tanya Leander sembari menatap Gaby. Ia selalu menangkap wajah murung Gaby sejak tadi. Memang ya, kalau perasaan ayah dan anak tidak bisa dibohongi.

"Sa-saya gapapa, om. Maaf ya kalau di mata om saya kelihatan aneh."

"Kenapa minta maaf? Bukan aneh, tapi om cuma khawatir kalau kamu sakit atau apa."

Hati Gaby berharap suatu saat nanti Leander akan mengkhawatirkan dirinya sebagai anak, bukan orang yang sebatas kenal biasa.

"Mood saya emang lagi naik turun, om. Tapi saya beneran gapapa kok."

"Baiklah.."

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, mereka fokus pada makanan masing-masing. Serasa waktunya tepat saat mereka menghabiskan makanan, Gaby mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya pada Leander.

"Maaf om.. Apa om punya istri?"

Gerakan tangan Leander terhenti, "Ada apa kamu menanyakan hal itu?"

"Ah, itu.. Maaf kalau pertanyaan saya nggak sopan. Saya cuma takut nanti saya yang kena marah." jujur Gaby rasanya takut jika Leander tersinggung.

"Haha.." Leander tertawa sejenak, "Kamu mikir apa sih? Itu nggak akan terjadi, jadi kamu tenang aja."

Hati Gaby lega, setidaknya Leander tidak marah atau tersinggung. "Tapi om punya istri kan?"

"Punya.. Apa wajah saya terlihat seperti perjaka tua atau duda?"

Pertanyaan itu membuat Gaby terkejut, "Bu-bukan om, bukan itu maksud saya."

Lagi-lagi Leander tertawa melihat wajah panik Gaby. Lucu sekali pikirnya. Tapi ekspresi itu tidak berlangsung lama, setelahnya ia mengembangkan senyum tulusnya. "Saya punya istri.."

Gaby manggut-manggut, ia tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Namun kata-kata Leander selanjutnya membuat hati Gaby tersentil.

"Dia sudah di surga sekarang.."

Mata Gaby menatap mata elang Leander yang berubah menjadi tatapan sendu. Gaby bisa melihat kesedihan dan kerinduan yang sangat mendalam disana. Jari-jarinya mengepal, berusaha menahan air mata yang membendung agar Leander tidak menyadarinya.

"Maaf om saya nggak bermaksud buat om sedih"

"Gapapa.. Tenang aja" ujar Leander.

Tanpa diduga, Gaby merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia teringat bahwa bulan ini ia belum mendapatkan tamu bulanannya.

"Saya izin ke toilet dulu, om."

"Oke, silahkan."

Berlalunya Gaby dari sana, Leander mengecek ponselnya. Kapan putrinya akan datang? Baru saja Leander mengangkat ponselnya untuk menghubungi Alexa, ternyata gadis itu sedang berjalan ke arahnya.

"Papa kira kamu masih di jalan.." Leander merentangkan tangannya, berharap bisa memeluk Alexa.

Alexa menatap Leander sejenak, lalu berhambur ke pelukan sang papa. "Alexa kangen papa.."

"Papa juga kangen kamu, sayang. Maafin papa ya?"

"Alexa yang harusnya minta maaf"

Tangan Leander menangkup wajah Alexa, "Udah jangan nangis, putri kesayangan papa nggak boleh sedih."

Alexa tersenyum, lalu ia duduk di hadapan papanya. Pandangannya mengarah pada makanan yang ada di depannya. "Papa lagi makan siang sama siapa?"

"Sama temen papa.. Dia lagi ke toilet."

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang