Chapter 7 : Dekat

32.6K 1.7K 23
                                    

Happy Reading 💕

_______________

Alexa memasuki ruang makan mencari Andrian. Namun yang ia temukan adalah tubuh tegap Gavin. Seminggu setelah malam itu Gavin memang tak pulang ke rumah.

Pekerjaan yang menuntutnya membuat ia harus tidur di kamar pribadi yang ada di ruang perusahaannya.

"Andrian mana?" Alexa bertanya pada salah satu pelayan yang ada disana.

"Maaf nona, tuan sudah berangkat pagi-pagi sekali. Tuan berpesan pada saya supaya menyampaikan pada nona, nona nanti bisa diantar supir."

Alexa melongo kemudian mengangguk. Ia membuka ponselnya. Benar saja, bocah itu mengirimi Alexa pesan.

Andrian
Al, gue berangkat dulu ya
Pak Reno udh nelpon gue katanya tim basket prepare lebih pagi. Sorry.. lo berangkat sm supir ya
Bye

Alexa berdecak pelan. Ia lupa kalau Leon dan Andrian akan ikut lomba basket. Padahal mereka sudah kelas 12, namun tetap saja Leon dan Andrian yang selalu dapat diandalkan Pak Reno dalam membimbing tim basket kebanggaan mereka.

Kemudian Alexa menggeser kursi yang berada tak jauh dari duduk Gavin. Ia mulai memakan sandwichnya.

"Lo berangkat bareng gue." ucap Gavin sembari berdiri membenarkan dasinya.

"Hah?"

"Ck! Cepetan."

Gavin langsung berlalu meninggalkan Alexa yang mendengus sebal.

"Selalu aja seenaknya!" Alexa menghabiskan sandwichnya menyusul Gavin di depan.

Alexa duduk di belakang tanpa memperdulikan tatapan Gavin.

"Lo kira gue supir lo? Pindah depan!"

"Nggak!" tolak Alexa.

"Jangan ngrusak mood gue." tajam Gavin.

"Lo yang ngrusak mood gue!!" Alexa langsung saja pindah tanpa keluar dari mobil.

Tindakan Alexa begitu dadakan dan tak terduga. Apa gadis itu lupa bahwa ia memakai rok pendek? Gavin menggeram pelan. Alexa sangat bar-bar.

"Puas lo? Jalan cepetan!" perintah Alexa.

Gavin menatap Alexa dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia mulai mencondongkan tubuhnya pada Alexa.

"M-mau apa lo?" gugup Alexa ketika wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja.

"Seatbelt lo." ucap Gavin tanpa menatap Alexa.

Dapat Alexa cium wangi tubuh Gavin. Wangi yang menyegarkan dan maskulin. Setelah selesai Gavin mendongak menatap Alexa intens. Deru napas Alexa terdengar jelas di telinga Gavin.

Pandangan Gavin jatuh pada bibir ranum Alexa. Perlahan Gavin meneguk ludahnya. Tak ingin pikirannya makin menjalar kemana-mana Gavin pun menjauhkan tubuhnya.

"Hm sekolah lo dimana?" tak sadar Gavin mulai mempermalukan dirinya sendiri.

Alexa menatap Gavin cengo. "Lo udah pikun? Gue satu sekolah sama adik lo!" jawab Alexa.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang