Okay sesuai yang aku bilang, ada banyak adegan 21+ di extra part 10 yang ga boleh dibaca sama anak" di bawah umur yaa, jadi aku update di karyakarsa yaa
Ini ada extra part 11 yang menunggu vote dan komen dari kalian 🔥🔥
Happy Reading
_______________
Hujan masih menyisakan jejaknya dengan tetesan-tetesan air yang masih jatuh dari daun-daun, memberikan suasana dan udara yang segar karena berhasil menghilangkan beberapa polusi. Rasanya sejuk, bahkan beberapa orang keluar rumah hanya untuk menghirup udara yang segar itu agar merilekskan pikiran. Suasana setelah hujan yang tenang memang sangat disukai banyak orang.
Di halaman kompleks rumah Gavin dan Alexa terdapat taman yang biasanya dipenuhi anak-anak kecil bermain, kadang beserta orang tua mereka, orang-orang dewasa yang bersantai, dan orang paruh baya yang biasanya saling bercengkrama. Salah satu hal yang paling Alexa suka dari menempati salah satu rumah di sana, selain perumahan mewah yang tak sembarang orang memilikinya, namun keamanan di sana juga sangat ketat. Jadi Gavin tak salah untuk membawa Alexa tinggal di sana.
"Mau bawa payung nggak, Sayang?" tanya Gavin yang membantu Alexa untuk turun dari tundakan.
Alexa menggeleng sebagai jawaban. "Kayaknya nggak bakal hujan lagi deh, Sayang. Daripada ribet bawanya kan?"
"Oke," ujar Gavin. Pria itu menutup pintu dan menggenggam tangan Alexa ketika berjalan ke luar. "Jam segini biasanya di taman udah ramai."
"Iya ya, pasti anak-anak banyak yang udah main di sana." Alexa suka melihat anak-anak bermain di taman kompleks, tentu saja ia langsung mengiyakan ketika Gavin mengajaknya untuk jalan-jalan sore.
Gavin diam-diam mengangkat sudut bibirnya, ia jadi membayangkan sesuatu. "Aku jadi nggak sabar buat lihat anak kita nanti gabung sama anak-anak yang main di sana."
Kepalanya menoleh, lalu Alexa bisa melihat ekspresi penuh harap itu. "Aku juga," ucapnya yang ikut tersenyum. "Meskipun masih lama ... tapi setiap hari aku selalu menikmati menanti momen anak kita lahir."
"Makanya, kamu harus jaga kesehatan dan bahagia terus, supaya anak kita juga baik-baik di sana. Oke, Sayang?" Tangan Gavin bergerak mengusap pinggang istrinya.
Dengan mengangkat jempolnya, Alexa mengangguk mantap. "Oke, siap, Sayang."
Dari kejauhan mereka berdua bisa melihat anak-anak yang sedikit berteriak dan terkikik, menaiki sepedanya dengan saling mengikuti di belakang. Di sana ada beberapa tanaman bunga kertas, lalu Gavin memilih untuk membawa istrinya duduk di kursi yang ada di bawah pohon kamboja di sisi kanan taman. Di seberang sana terdapat kafe yang menjual berbagai macam minum serta roti.
"Kamu mau roti? Tapi tunggu di sini ya, biar aku yang beliin." Gavin memastikan Alexa duduk dengan nyaman dan menunggu jawaban Alexa.
"Boleh, aku mau roti tangkup isi daging, nggak usah pakai keju ya."
Jadi, selama Alexa hamil, salah satu kesukaan Alexa malah jadi makanan yang tidak ia sukai. Alexa merasa mual ketika melihat keju dan beberapa makanan, wajar saja jika awal-awal Alexa masih tidak memahami bagaimana itu semua bisa terjadi sebab ini adalah kehamilan pertamanya.
Alexa menatap punggung Gavin yang menjauh ketika pria itu menuju kafe. Lalu matanya memandang sekeliling, masih ada banyak anak kecil yang bermain di depannya. Namun Alexa tak melihat beberapa pasang suami istri paruh baya yang biasanya bersantai di taman itu juga, mungkin karena selepas hujan membuat mereka untuk stay di rumah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaric's [End]
Teen Fiction🔞 |[FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE]| Kisah sang pengusaha muda, Gavin Alaric yang sukses memikat kaum Hawa. Sayang, sikapnya yang otoriter, dingin, dan tak suka dibantah membuat seluruh karyawan di perusahaannya menahan na...
![Alaric's [End]](https://img.wattpad.com/cover/263791820-64-k50032.jpg)