Chapter 22 : Anak kecil

19K 931 62
                                    

Happy Reading

_______________

Tengah malam Alexa terbangun dari tidurnya, ia menoleh ke samping dan tidak mendapati Gavin di sampingnya. Matanya mengerjap pelan mengumpulkan kesadaran. Alexa mulai mencari Gavin, pria itu tidak ada di kamar mandi.

Ia pun keluar dari kamar menuju ruang keluarga, lalu dapur, namun disana tidak ada Gavin. Saat berbalik tubuhnya menubruk seseorang, keseimbangannya goyah dan orang tersebut segera menangkapnya. Ia lega akhirnya menemukan Gavin, namun saat mendongak orang tersebut bukanlah Gavin.

"Kenapa disini malem-malem?" tanya Arsen, tangan pria itu masih berada di pinggang Alexa.

Alexa mencoba melepaskan diri, posisi mereka terlalu dekat dan akan menimbulkan kesalahpahaman bagi siapapun. "Lepas Ar"

"So-sorry.." Arsen berdeham. "Lo belum jawab pertanyaan gue."

"Gue cari Gavin."

"Gue liat Gavin di depan, nggak tau ngapain."

Alexa mengernyit heran, tengah malam begini apa yang Gavin lakukan di depan rumah?

"Oh ya udah gue mau samperin Gavin dulu" namun langkah Alexa tertahan karena Arsen menarik tangannya.

Pria itu mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Alexa. "Lo cantik, gue suka wangi lo."

Mata Alexa melebar dan dengan cepat ia menghindar. "Lo bisa nggak sih nggak usah kayak gitu?"

"Kenapa? Gue bicara jujur sama lo, Alexa. Apa salahnya?"

"Masih tanya? Lo bersikap kayak gini ke gue yang notabene-nya pacar orang, dan orang itu sepupu lo sendiri."

Arsen tersenyum dan mengusap kepala Alexa, namun Alexa menepis tangan Arsen. "Mau lo pacar siapa pun gue nggak peduli."

"Arsen.. Kita aja baru ketemu kemarin, dan lo udah kayak gini?" Alexa menggeleng tak mengerti. "Stop bersikap kayak gini ke gue, Ar."

Wajah Arsen berubah menjadi datar. Ia tak suka mendengar apa yang Alexa bicarakan. "Kita nggak bisa milih ke siapa kita bakal jatuh cinta."

Sesegera mungkin Alexa menyela, ia tak setuju dengan pernyataan Arsen. "Tapi kita bisa membatasi diri, liat orang itu udah milik orang lain atau bukan."

Tanpa ingin mendengar apapun lagi dari Arsen, Alexa langsung pergi. Arsen hanya menatap dingin kepergian gadis yang ia suka. Ia berdecih pelan dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Alexa berjalan ke depan rumah, suasananya memang sunyi karena bagaimanapun ini sudah tengah malam. Ia menatap punggung Gavin, pria itu tengah duduk dan menunduk. Apa Gavin sedang ada masalah?

"Vin..." ada rasa cemas yang hinggap di hati Alexa saat ini.

Kehadiran Alexa membuat Gavin terkejut, ia langsung berdiri. "Eh, kamu ngapain keluar? Dingin sayang.."

"Kalau tau dingin kenapa kamu juga disini tengah malem?"

"Aku cuma nggak bisa tidur." Gavin duduk kembali.

Alexa diam dan ikut duduk di samping Gavin. Ia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi. "Kamu ada masalah?" Gavin menggeleng, namun Alexa segera menyela. "Aku nggak pernah liat kamu kayak gini, jangan bohongin aku."

Tatapan Alexa pada Gavin membuat Gavin tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya. Pria itu menutup matanya sekilas, lalu kembali menatap Alexa. Alexa segera merengkuh Gavin ke dalam pelukannya.

"Gapapa sayang, jangan disembunyiin."

"Hm," pria itu masih diam dan memeluk gadisnya erat. Sungguh rasanya sangat nyaman, karena selama merasa tidak baik-baik saja Gavin tak pernah berbicara pada orang lain. "Aku capek..."

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang