Chapter 5 : Permintaan Maaf

43.6K 2K 43
                                        

Happy Reading 😉

_______________

Alexa, Andrian, Leon, dan Caca kini berada di rooftop untuk menikmati angin yang berhembus. Masa skors mereka telah selesai. Mereka baru saja mengikuti pelajaran olahraga.

"Jadi lo tinggal di rumah Andrian?" tanya Leon pada Alexa. Alexa mengangguk.

"Kenapa lo dengan gampangnya nerima Alexa di rumah lo?" pertanyaan Caca membuat ketiga sahabatnya menoleh.

"Maksud lo?" Andrian mengerutkan dahinya.

Caca menyadari omongannya dan segera meralatnya. "Maksud gue kenapa lo langsung nerima gitu aja.. lo kan bisa telfon gue biar Alexa tinggal di rumah gue. Atau jangan-jangan lo mau modus ya?"

"Enak aja.. ya enggak lah! Waktu itu lagi hujan jadi nggak keburu mikir kemana-mana." jelas Andrian.

"Awas lo macem-macem!" ancam Leon.

"Mana berani gue macem-macem ke singa betina." kekeh Andrian. Alexa hanya mendengus.

"Kalau lo dimodusin Ian lo bilang gue aja, Al. Biar gue santet tuh!" ujar Caca.

"Ih Caca kamu berdosa banget!" ucap Andrian mendramatis.

"Ih cici kimi birdisi bingit" balas Caca.

"Udah ribut terus lo berdua." lerai Leon. Jika tidak dihentikan mereka berdua akan adu bacot hingga matahari terbenam nanti.

"Caca tuh curigaan mulu!"

"Abis muka lo perlu banget dicurigain!"

"Muka ganteng kayak gini juga."

"Ganteng darimana hah? Diliat dari sedotan baru ganteng!"

"Mulut lo berdua gue jahit lama-lama!" sinis Alexa yang merasa terganggu.

Andrian dan Caca terdiam namun mata mereka seakan memercikkan kobaran api. Leon geleng-geleng sendiri melihatnya.

Andrian tersadar. "Oh iya Al, malem ini gue sama Leon ada match. Lo gpp di rumah gue sendiri?"

"Kan di rumah lo ada barisan pelayan, Ian." sahut Alexa.

"Tante Teresa udah balik ke Bali emang?" tanya Caca.

"Udah kemarin."

"Gue sama Alexa nggak boleh ikut nonton kalian?"

"Nggak! Disana banyak cowok yang matanya jelalatan!" tegas Andrian.

"Bener, apalagi lo Al, nggak boleh. Banyak cowok yang ngeliatin lo kayak liat mangsanya." Leon menatap Alexa dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Iya juga sih. Alexa waktu ikut banyak banget yang godain." Caca ingat sendiri bagaimana mereka melihat sahabatnya.

"Nah itu makanya!"

"Perasaan baju gue juga biasa-biasa aja. Gue juga nggak bersikap yang nunjukin sesuatu kayak ngegoda juga." ujar Alexa.

Andrian, Leon, maupun Caca membenarkan ucapan Alexa. Namun tanpa Alexa menunjukkan kelebihan dari dirinya, para laki-laki pasti sudah terpesona. Apalagi Alexa sangat cantik dan mempunyai tubuh yang pas. Tidak terlalu berlebihan juga.

Tak mungkin Andrian dan Leon mengatakan secara langsung pada Alexa. Ntar dikira mikir yang macem-macem lagi.

"Udah deh pokoknya kalian berdua stay di rumah belajar." ucap Andrian.

Caca mendengus sebal. "Gaya lo nyuruh orang belajar, kayak udah pinter aja."

"Lah gue emang pinter!"

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang