Chapter 40 : Them

16.4K 410 2
                                        

Ayo cwk-cwk yg ganteng dan cantik mohon jgn lupa buat vote dan komen 🤧

Additional part 39 udah dibaca belum? Jgn coba" baca klo blm cukup umur yaa 😡

Happy Reading ❤
_______________

Gaby menghampiri Leander yang masih di meja makan. Pria itu nampak sibuk dengan ipad-nya, wajahnya pun terlihat serius. Hingga Leander menyadari kedatangan Gaby yang sudah membawa hand bag berwarna putih tersebut.

"Pa, Alexa udah berangkat sekolah?" tanya Gaby.

"Hei, sayang. Udah, baru aja keluar tadi. Mau kemana kok udah rapi gini?"

"Aku mau ke rumah daddy sama mommy, boleh kan, pa?"

Leander meletakkan stylus pen-nya. "Boleh dong. Kapan pun kamu ingin kesana, papa nggak akan larang kamu."

Gaby yang baru saja meminum green tea nya itu tersenyum. "Makasih ya, pa."

Leander mengangguk. Beliau terdiam sejenak untuk memulai topik pembicaraan ini, ada sedikit keraguan dalam diri beliau. Tapi sepertinya ini memang harus beliau bicarakan pada Gaby.

"Gaby, papa mau ngomong sesuatu." Gaby menunggu sang papa melanjutkan pembicaraan. "Ini tentang Alexa."

"Alexa? Ada apa, pa?"

"Papa dengar pembicaraan kamu dan Alexa di rumah sakit. Papa dengar apa yang kamu minta dari Alexa, sayang," ujar Leander. "Papa tahu sekali apa yang kamu rasakan. Tapi ini semua bukan tanggung jawab Alexa atau salah Alexa."

"Seperti ini, papa tahu kamu punya perasaan yang lebih ke Gavin. Kamu bilang bahwa Alexa udah pernah merasakan kasih sayang yang lengkap dari papa dan mama, sekarang Alexa merasakan kasih sayang yang besar dari Gavin. Alexa juga mengalami hal sulit selama ini, termasuk hubungan Alexa dengan papa yang jadi memburuk waktu itu."

"Di saat-saat seperti itu hanya sahabat-sahabat Alexa dan Gavin yang ada di sisi Alexa, yang percaya sama Alexa. Bahkan papa sekarang aja belum berhenti untuk menyesali sikap papa ke Alexa selama ini. Papa udah nggak percaya sama Alexa waktu itu."

Leander menjelaskan semuanya kepada Gaby, beliau tidak ingin Alexa justru mendapatkan tekanan atau merasa terbebani oleh permintaan Gaby. Ia tahu Gaby pasti merasa ingin berada di posisi Alexa, namun bukan berarti Alexa harus memberikannya.

"Jadi, papa mohon sama kamu, tolong jangan meminta hal seperti itu ke Alexa."

Tatapan Gaby menjadi redup setelah mendengarnya. Tangannya yang masih memegang cangkir itu digenggam oleh Leander. Ia mendongak menatap sang papa.

"Papa yakin, kamu bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik nantinya."

"Nanti Gaby pikirkan lagi ya, pa?"

Leander masih berat hati saat Gaby tidak langsung mengiyakan, namun beliau tidak bisa berbuat banyak selain menyetujuinya. Beliau berharap Gaby tidak akan melanjutkan permintaannya itu.

"Oke, sayang."

•••

"Pengumuman kelulusan tuh tanggal berapa sih?" tanya Andrian.

"Kayaknya tanggal tiga nggak sih?" Caca menatap Andrian yang kembali fokus ke arah game-nya bersama Leon. Namun kekasihnya itu masih menjawab dengan anggukan.

"Tinggal tiga hari lagi ya berarti, cepet banget masa-masa putih abu-abu ini. Padahal rasanya baru kemarin deh kita mos," ujar Alexa.

"Yan, jangan maju dulu yaelah!" pekik Leon sambil terus menekan jarinya di layar ponsel.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang