Alaric's menuju ending nih 🤧
Ngga tau apa bakal ada extra part atau ngga, klo bisa aku usahain ada ya.Happy Reading
_______________
Gavin, Leander, Andrian, Gaby dan juga Arsen tengah menunggu di dalam ruang rawat VVIP Alexa belum juga sadar, hal itu yang membuat semua di dalam ruangan itu khawatir, mereka menunduk dan berdoa agar Alexa segera sadar.
Tangan Leander sejak tadi masih menggenggam tangan Alexa, mengusapnya lembut, matanya juga tak lepas dari wajah putrinya yang pucat pasi.
"Alexa, bangun, nak. Maafin papa, gara-gara papa terlambat menyadari ini semua kamu jadi terluka kayak gini." Mata Leander masih merah karena menangisi semua yang menimpa keluarganya.
Tadi Leander dan Gaby sama-sama mengambil sehelai rambut untuk tes DNA, bukannya Leander tidak percaya, namun Gaby juga ingin memastikan bahwa semuanya benar. Hasilnya akan keluar tiga hari lagi. Kini Gaby berada di samping Leander, menenangkan pria yang sebenarnya adalah papanya itu.
"Sudah, om. Om Leander nggak perlu menyalahkan diri om sendiri."
"Jangan panggil saya om lagi, saya kan papa kandung kamu."
"Hasilnya baru akan keluar tiga hari lagi, om. Saya takut kalau hasilnya ternyata nggak cocok, sedangkan saya sangat berharap kalau om adalah papa kandung saya."
"Saya yakin hasilnya cocok karena dari sejak pertama kita ketemu, saya sudah bisa merasakan ikatan batin yang kuat, hanya saja saat itu saya tidak tahu kebenarannya."
"Makasih, pa."
"Ya, sayang." Leander lalu merangkul putrinya yang hilang selama ini, putrinya yang ia kira sudah meninggal.
Gavin masih menunduk diam, ia juga terkejut dengan peristiwa ini. Tapi mengapa harus Alexa yang menjadi korbannya? Ibu jari dan telunjuknya memijat pelipisnya. Sungguh, kepalanya pusing. Bukan sakit atau perih dipunggungnya yang membuatnya pusing atau apa, namun memikirkan Alexa yang tak kunjung sadar membuatnya takut.
"Kak?" Andrian menyentuh pundak kakaknya. "Luka lo diobatin, ya? Itu panjang banget sayatannya." Bujuknya pada Gavin.
Gavin menggeleng. Dia bahkan tidak mempedulikan lukanya itu. Andrian hanya mendesah pasrah melihat sang kakak membiarkan luka sayatan itu hanya dibalut lagi oleh jasnya.
Leander menoleh. "Gavin, luka kamu harus diobatin. Om akan merasa bersalah karena kamu jadi kayak gini karena menyelamatkan Alexa."
"Nggak usah, om. Saya baik-baik aja," kata Gavin, ia tersenyum tipis untuk menenangkan. Lalu mengusap wajah Alexa. "Biar Alexa yang obatin nanti."
"Oke, nanti biar Alexa yang obatin ya." Senyum Leander terukir, ia bisa melihat bagaimana rasa sayang yang besar itu Gavin berikan kepada putrinya.
Hingga malam harinya, Alexa belum juga menunjukkan tanda-tanda bangun dari tidur panjangnya. Teresa yang sekarang ada di sana bersama dengan orang tua Gaby baru mendengar semuanya lewat penjelasan Leander.
"Saya nggak nyangka semua ini adalah rencana jahat wanita itu."
Teresa mengangguk, ia mengerti posisi Leander. Ia tidaka ingin menyalahkan Leander karena Teresa tau Leander pasti sama terkejut dan terpukul. Mata Teresa memerah akibat menangis karena mendengar apa saja yang mama tiri Alexa lakukan pada gadis yang masih terbaring lemah.
"Sekarang yang bisa kita lakukan adalah berdoa untuk Alexa, semoga Alexa cepat sadar, cepat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasanya." kata Teresa. "Pak Lean, sebaiknya anda pulang dulu dengan Gaby. Gavin, Andrian, dan Arsen juga akan saya suruh pulang. Setelah kalian berganti baju, kalian bisa kesini lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/263791820-288-k50032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaric's [End]
Teen Fiction🔞 |[FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE]| Kisah sang pengusaha muda, Gavin Alaric yang sukses memikat kaum Hawa. Sayang, sikapnya yang otoriter, dingin, dan tak suka dibantah membuat seluruh karyawan di perusahaannya menahan na...