BAB 1 : PERMULAAN

93 4 30
                                    

   Pada zaman dahulu kala, para Et-Ada (Dewa) pernah berjalan diatas tanah. Mereka dikenal dengan sebutan Aedra yang artinya Leluhur Kita. Mereka disebut demikian karena telah ikut menciptakan dunia yang bernama Nirn atau Bumi bagi makhluk-makhluk fana.

Namun sebenarnya para aedra itu dijebak oleh dewa lainnya yang bernama Lorkhan, dengan menggunakan kekuatan mereka agar Nirn dapat terbentuk sempurna. Kekuatan dan tubuh para aedra terikat pada dunia dan tak dapat kembali ke surga yang bernama Aetherius. Akan tetapi ada aedra yang berhasil menyelamatkan diri sebelum ia makin terikat pada Nirn, aedra itu ialah Magnus Sang Arsitek dan para pengikutnya; Magna-Ge.

Sayangnya aedra lain bernasib malang, sehingga mereka memutuskan untuk bertahan di Nirn bersama kefanaan yang menimpa mereka.

   Para aedra yang bertahan kemudian dikenal sebagai Ehlnofey yang berarti Tulang Bumi. Inilah cikal bakal nenek moyang bagi bangsa Elf dan Manusia. Selain itu ada Sang Hist, yaitu ras pohon yang menempati wilayah Black Marsh. Demikianlah ketiganya ini yang akan mewarnai kehidupan Nirn nantinya.

Auri-El adalah salah satu diantara aedra yang terjebak dalam kefanaan. Dia adalah sosok yang penuh dengan aura kedewaan, tubuhnya berwarna emas dengan cahaya matahari yang terpancar di setiap langkahnya. Ia juga adalah yang terkuat dari seluruh aedra sehingga ia dapat  memerintahkan para ehlnofey untuk menuntut balas kepada Lorkhan. 

Namun tidak semua ehlnofey menyetujui tersebut karena menganggap rencana itu akan menghancurkan keindahan Nirn beserta isinya, sehingga diantaranya pun memisahkan diri dan bergabung dengan Lorkhan. Inilah awal bermulanya perselisihan yang akan terus terjadi sepanjang sejarah. Yaitu pertarungan kedua kubu; Old Ehlnofey dengan pemimpin mereka Auri-El melawan The Wandering Ehlnofey dengan pemimpin mereka Lorkhan.

   Peperangan yang terjadi selama ribuan tahun diantara keduanya pun membentuk berbagai lautan dan benua-benua besar. Pada akhirnya, peperangan dimenangkan oleh pihak Old Elhnofey dengan dicabutnya jantung Lorkhan oleh kesatria agung bernama Trinimac.

Seketika itu mayat Lorkhan pun menyempurnakan dunia, sementara The Wandering Ehlnofey memilih menyerah dan meninggalkan tanah yang mereka pijaki. Pada akhir perang, Auri-El beserta yang lain pun membangun Nirn dengan kemakmuran dan suka cita.

   Pada tahun-tahun setelahnya, Auri-El menikahi seorang gadis bernama Mara yang rupanya bagaikan bidadari bercahaya rembulan. Dia memiliki rambut emas, sepasang mata yang berlainan warna yakni hijau pada mata kanan dan biru pada mata kiri. Terdapat pula pada dahinya sebuah permata yang berwarna merah.

Dari pernikahan itu, Auri-El memiliki tiga putra yang masing-masing akan memimpin tiga kerajaan besar yang dibuat olehnya. Putra sulung bernama Anariel dengan julukan sebagai Yang Paling Rupawan dan Agung, Putra tengah bernama Jauriel dengan julukan sebagai Yang Paling Cerdas dan Kreatif, terakhir adalah sang bungsu bernama Mancariel dengan julukan sebagai Yang Paling Berani dan Adil.

Mereka semua awalnya hidup di pulau bernama Aldmeris yang dihuni generasi bangsa Elf pertama. Namun pada usia kehidupan Auri-El dan istrinya selama 40 tahun di pulau itu, keduanya mendapat keilahian untuk menjadi dewa di Aetherius.

Hingga pada puncaknya saat Auri-El berziarah ke sebuah menara yang bernama Ada-Mantia, ia "diangkat ke langit" dan bergabung dengan jajaran Dewa Naga-Waktu bersama Akatosh, Alkosh dan Alduin.

  Sementara Anariel, Jauriel dan Mancariel masih tinggal di Nirn. Mereka berusaha melindungi bangsa Elf dari musuh-musuh yang kian hari semakin bertambah jumlahnya. 

Karena terinspirasi dari sang Ibu, ketiganya pun bersepakat untuk membuat suatu kekuatan sihir yang bernama "Cahaya Auri-El" dengan menggabungkan tiga elemen yang mewakili masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Tiga elemen ini akan diaplikasikan dalam bentuk permata yang masing-masing memiliki warna berbeda pula.

Snow Blood : Pray For The DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang