BAB 18 : PURITAN PEMUJA SANGUINE

100 2 34
                                    

Diluar manor terdapat seorang buta yang berjalan di dalam kesunyian malam. Dia berjalan layaknya anak polos yang tersesat.

Kemudian dia mengetuk pintu depan, sambil meneriakkan nama cucunya berulang kali. Lalu si buta ini berjalan menuju kandang Mafre dan mengetuk pintunya sambil meneriakkan hal yang sama.

Tak hanya itu, si buta ini malah nekat menghancurkan perabotan tanaman yang disentuhnya dan melempari batu ke segala arah.

Ketika itu Evelyn bukanlah tidak mengetahui, sesungguhnya dia melihat aksi orang buta itu dari jendela kamarnya. Namun dia tahu bahwa itu hanyalah umpan belaka yang disiapkan pasukan Dominion agar dapat menyergapnya.

Lalu seorang kapten Dominion mengamati Evelyn dari kejauhan menggunakan teropong.

Akhirnya si kapten memerintahkan semua pasukannya untuk mundur dan pergi dari lingkungan manor. Sesaat setelah itu, Evelyn menutup jendela kamarnya dan kembali kedalam bayang-bayang kegelapan.

Alkisah terdapat tempat untuk suatu komunitas dari orang-orang yang menggemari pesta pora tiada akhir. Dan komunitas itu rata-rata diisi oleh kaum elit yang kaya meskipun ada juga orang biasa yang masuk kedalamnya.

Quellis Volan dalam arti harfiahnya adalah kelab seks, pertama kali digagas oleh seorang penentang monarki dan pengikut radikal dewa Sanguine. Tempat tersebut tidak semata-mata untuk melakukan kegiatan seksual, namun juga diisi berbagai hiburan menyenangkan yang beberapa diantaranya adalah judi dan musik.

Namun tempat itu banyak menuai hujatan, terutama dari para pendeta Mara dan para pengikutnya karena menimbulkan banyak keresahan di masyarakat; seperti menjauhkan para altmer dari konsep hidup Jalan menuju Alaxon.

Meskipun begitu, banyak kaum altmer muda yang terperdaya dan memilih bersenang-senang kesana tak terkecuali Evelyn sendiri.

Bahkan Elegast benar-benar tak dapat menahan Evelyn untuk pergi kesana, karena suatu hal dan beberapa alasan yang beresiko.

Sementara Evelyn tidak pernah merasa keberatan akan tubuhnya sendiri, karena dia benar-benar menyukai apa yang dilakukannya.

Bahkan sampai kepada pertemuannya dengan Katja, dia masih saja menyempatkan diri ke Quellis Volan untuk bermain dengan rekan-rekan semasa di Kampus-nya dulu.

Dan pada malam ini, tepatnya setelah para pasukan Dominion dan kapten mereka telah pergi, ia mulai mengenakan atribut seksi, memerahkan bibirnya dan menyemprotkan wewangian pada seluruh tubuhnya.

Kemudian dia berjalan santai keluar dan tak lupa mengunci rapat-rapat rumahnya itu agar Katja dan Erik tidak curiga.

Dan ketika telah sampai pada Quellis Volan, Evelyn yang dingin dan mengerikan seketika berubah menjadi sosok yang menyenangkan dan penuh canda tawa.

Banyak orang yang tidak mengetahui kehidupan wanita berambut putih itu selain menggemari hal-hal mengenai Animunculi.

Hanya Elegast yang mengetahui siapa Evelyn dan apa yang sesungguhnya terjadi padanya, sehingga ketika wanita itu sedang hanyut dalam pesta, Elegast dengan berani datang ke manor dan mengetuk pintu demi memberitahu apa yang ia ketahui kepada Katja dan Erik.

Pada awalnya tidak ada tanggapan dari kedua pasangan itu, karena memang keduanya sedang tidur di kamar yang letaknya sangat jauh dari pintu depan.

Namun Katja dimalam ini merasa gerah sehingga ia mencoba keluar kamar dan mencari kesejukan diluar. Lalu dia melihat Elegast dibalik jendela, seketika Katja pun menghampirinya dan berkata, "Kuharap rumahmu dalam keadaan baik-baik saja."

Snow Blood : Pray For The DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang