BAB 21 : VIKTORIA ARKANUM bagian ke 4

4 2 10
                                    

25 Sun's Dawn, 203 4E

Demi kejayaan bangsa, dan putra-putra kita yang merdeka.
Dari Yerfin, hingga Orsinium.
Dari Bruma, hingga Atmora.

Tiga Putra kudus, pilihan Tuhan yang terpercaya.

Saudara, saudariku, berserulah!
Kitalah bangsa terbesar didunia!
2x

Ayolah, berjuang, jangan buang waktu.
Fal Telin takkan berdiri tanpamu.
Selama Mirsil ada disisimu.
Maka Tuhan selalu bersamamu.

Tiga Putra kudus, pilihan Tuhan yang terpercaya.

Saudara, saudariku, berserulah!
Kitalah bangsa terbesar didunia!
2x

Oh, Mirsil, bawakan cahayamu.
Seiring detakan drum memimpinmu.
Elf dan manusia menjadi suci karenamu.
Kesucian kita membakar semua musuh.

Tiga Putra kudus, pilihan Tuhan yang terpercaya.
Saudara, saudariku, berserulah!

Karena dia saudari kita,
telah menjadi darah kita.
Dalam nama Manwa Vana.
2x


   Nyanyian tadi menggema disepanjang ngarai kecil menuju tanah utama Skyrim. Lirik yang membangkitkan semangat pasukan Ardapelin, membuat hati Katja bergetar karena mengetahui bahwa rakyatnya sangat mencintai dirinya.

Oleh karena itu dia langsung bergegas menaiki beruang esnya, memimpin pasukan Ardapelin di garis depan pertempuran, sambil membawa Busur Auri-El dan pedang berlikuknya, serta mengucap sumpah dengan penuh keberanian.

Sumpahnya tersebut dia katakan seperti ini, "Pantang bagi seorang Mirsil meninggalkan pasukannya. Kita akan memenangkan perang bersama, atau kita akan mati bersama."

Sementara dari kejauhan, iring-iringan pasukan Northbound bersenjatakan busur silang dan pedang baja memenuhi pandangan Katja.

Katja tahu bahwa posisi pasukannya sedang dijepit dari segala arah, kecuali dari belakang mereka yang mengarah ke Lembah Salib Kudus.

Maka dari itu, ia telah menempatkan sebagian pasukan untuk mengoperasikan Mafre Abramor demi meluluhlantakkan musuh sebelum kemudian diserang secara besar-besaran.

Namun sebelum hal itu terjadi, Komandan Torgul memberi saran kepadanya bahwa ia memiliki taktik agar pasukan Northbound yang selamat dari serangan Mafre Abramor agar mengejar sebagian pasukan berkuda Bataar-Khan.

Cukup lima dari total keseluruhan pasukan Bataar-Khan akan diterjunkan langsung ke hadapan musuh, dan mereka akan bertindak sebagai umpan demi membuat pasukan Northbound berpikir untuk membunuh mereka secepat mungkin.

Saat itu terjadi, otomatis pasukan Northbound yang seharusnya melindungi garis depan pertempuran berkurang kewaspadaannya. Maka hal tersebut membuat kesempatan Ardapelin untuk melancarkan serangan penuh akan semakin mudah untuk dilakukan.

Katja menyukai ide dari Torgul tersebut, sehingga iapun mengikuti apa yang telah direncanakan olehnya.

Sementara di pihak Northbound, kebanyakan diantara mereka terlalu bersantai karena menganggap musuh mereka sangat lemah.

Karena mereka hanya diberitahu oleh atasan mereka bahwa Ardapelin dan Bataar-Khan hanya memakai senjata-senjata usang dan zirah kulit.

Satu-satunya hal yang menyeramkan dari mereka adalah Werebear dan Katja, sehingga pasukan Nortbound yakin bahwa pertempuran ini akan berlangsung singkat dan mudah untuk diselesaikan.

Namun kenyataannya tidaklah demikian, raungan Mafre Abramor tiba-tiba memecahkan suasana dan membisukan cacian dari pasukan Northbound.

Seketika proyektil-proyektil itu mendarat di tanah dan meledak dengan jangkauan yang teramat luas, hingga membakar pepohonan dan tenda-tenda disekitarnya.

Snow Blood : Pray For The DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang