BAB 11 : HANCURNYA PEMAKAN MATAHARI

22 2 19
                                    

   Semua tampak terang benderang di mimpi Katja, karena lagi-lagi ia dia mendengar suara rintihan tangis dari seorang wanita berambut putih di depan altar.

Wanita itu menangis sambil berkata, "Bangkitlah ke dunia ini...meskipun diriku harus mati ketika melihatmu kembali."

Sesaat melihat wanita itu, abu jasad ketiga Putra Auri-El akan mengisi pikiran keduanya. Semua menjadi Satu, dan yang Satu akan mereka anggap hitam meskipun sebenarnya itu sangat putih dibandingkan menara Fal Telin.

Bahkan Dewa Auri-El menutup mataharinya, seperti orang tua yang malu melihat anaknya menjadi kotoran di kubangan wadah suci.

Tetapi Katja pun berkata, "Aku akan mendapati wajah misterius wanita itu, bahkan aku akan memakan matahari jika memang perlu."

Mimpi itupun terlihat kabur, dan Katja kembali tersadar diatas kasurnya yang empuk. Namun coretan mimpi itu masih saja belum dapat dihapus baik dengan iman maupun nalarnya.

Sang Ratu Coldharbour pun berdiri dan mengelus wajah Serana yang melihatnya. Katja melepaskan sumpalan kain di mulut putri Harkon dan mereka pun saling berbicara.

"Aku akan memakanmu Katja, aku akan merobek nadi dan urat di lehermu itu dengan sekali gigitan." Ucap Serana kepada Katja.

Dengan tatapan seriusnya Katja pun menjawab, "Oh begitu? Bagaimana jika kau bekerjasama denganku." 

Serana pun meludahi wajah Katja dan berkata, "Mengapa aku dengar lelucon ini? Kau Ratu Coldharbour ingin bekerjasama denganku?"

Katja pun meminta sebuah belati dari Alan, dan ia pun memutus tali yang mengikat pergelangan tangan kaki Serana. Sembari memutuskan tali-tali itu Katja pun berkata, "Kita tahu bahwa Dawnguard dan dirimu memiliki kesepakatan tentang pemusnahan kuasa ayahmu di Volkihar. Kau pikir para Dawnguard itu benar-benar ingin membantumu? Kuharap mereka tidak berusaha membasmi anggota keluargamu yang lain..."

Sambil melirik ke punggung Alan, Katja pun tersenyum karena ada dua Elder Scroll yang terdiri dari Dragon dan Sun telah berhasil dia ambil dari Dragonborn.

Lalu Katja kembali menoleh kepada Serana dan mengatakan, "Bekerjasamalah denganku, demi yang seharusnya layak diperjuangkan. Kau berjuang agar rencana Tirani Matahari gagal dan keluargamu besarmu kembali, sementara aku akan berjuang demi keadilan putraku dan Igor Arkyn."

Serana mendengarnya namun dia berusaha tak mengindahkan apa yang diucapkan Katja. Katja pun memegang kedua pundak Serana dan bilang bahwa dia tak lagi peduli dengan gelar Ratu Coldharbour dan pencarian Permata Agung.

Sekarang baginya kembali menjalani hidup normal adalah tujuan utamanya, namun sebelum itu terjadi, dia harus membalas apa yang diperbuat Harkon.

Karena tak bisa menanggung semua ini sendirian, Serana pun berkata kepadanya untuk tidak mencoba berbuat yang macam-macam.

Serana berkata bahwa Alan maupun Katja merupakan musuh sekarang, jadi dia tak segan akan menghabisi keduanya jika itu harus.

"Ratu Coldharbour-mu hanyalah gelar semata, dan kekuatannya tak lagi ada padamu. Sementara Alan cukup  beruntung karena berhasil membawaku kesini, dia mendapat hak istimewa dariku karena berani mempertaruhkan nyawanya." Jawab Serana dengan suara keras.

Lalu Katja pun mengambil belati miliknya dan melemparkannya kepada Serana, "Itu untukmu sebagai tanda kepercayaan."

Serana menerima belati itu dan menyimpannya di kantong tasnya. Sementara itu Alan pun menyiapkan segala peralatan dan dua Elder Scroll untuk ia bawa dalam perjalanan kali ini.

Snow Blood : Pray For The DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang