BAB 7 : DIBAWAH LANGIT YANG SAMA

48 2 30
                                    

  Tubuhnya dihujani dedaunan dan bunga dandelion yang terbang disekitar rambutnya yang coklat. Cicitan burung yang menghiasi angkasa dan temaramnya fajar dikala senja membuat suasa begitu damai dan tentram.

Setiap musim gugur dirinya dahulu selalu tertawa dan merasakan bahagia bersama ayah tercinta. Dia menari diantara pepohonan dan berbicara seperti burung di pagi hari, juga suka sekali memungut daun yang jatuh tuk dijadikan pengikat perut dikala lapar.

Memang saat Katja masih kecil dirinya telah merasakan kemiskinan. Gerobak makanan dari para elf Fal Telin seringkali dirusak oleh para Nord dari Windhelm.

Tetapi kemalangan itu tak membuat Katja kecil berhenti tersenyum, ia menganggap semua yang terjadi adalah bagian dari hidupnya. Dan tidak ada satupun bagian dari hatinya yang menyesali pemberian cinta orang tua.

Ketika hewan-hewan di peternakan kecil sang ayah mati di racun, sang ibu akan memberi Katja kecil rebusan daun dan beberapa buah-buahan kering untuk disantap. Walau terkadang rasa perih di perutnya membuat ia tidak dapat tidur di malam hari, namun pelukan sang ayah selalu memberinya harapan dan kenyamanan.

Tetapi itu semua telah berubah semenjak Molag Bal menguasai hati Katja, yang mengisinya dengan kebencian dan ketamakan begitu besar. Walaupun pada akhirnya kegelapan saat ini mulai meredup seiring ia menemukan cinta dan pengorbanan.


   Tepat pada hari itu, saat matahari memancarkan sinarnya ke rerumputan hijau di dalam hutan, sesosok lelaki Nord sedang menunggangi seekor kuda poni berwarna cokelat sedang mendekatinya. Ia melihat seekor rusa dan mulai menarik busur dengan kuat. Dia begitu gagah saat dilihat, dengan pupil mata berwarna keabu-abuan, rambut cokelat dan badan tegap serta lengan yang berotot.  Dia menembak rusa tersebut dan berhasil mengenainya di kepala. Namun ketika ia berjalan menuju buruannya, ia melihat Katja yang tengkurap pingsan disana dengan pakaian lusuh bernoda darah.

Lelaki itu berusaha membangunkannya dan menghadapkan badannya kepada cahaya. Wajah temaram dibalik rambut panjang dan bergelombang membuat penasaran lelaki tersebut. Namun ia langsung saja mengangkat tubuh Katja dan membawanya pergi melewati lorong gelap dedaunan hutan yang lebat itu.

Hentakan kaki kuda membuat rambut Katja berkobar-kobar dibawa angin, parasnya terlihat dimata lelaki itu, dan ia menyebutnya sebagai wanita paling cantik yang pernah dia temui.

"Apakah engkau adalah bidadari?" Ucap Erik sembari terus memacu kudanya.

Luasnya hutan Falkreath berhasil mereka tempuh yang akhirnya keluar pada sebuah luasnya tundra berumput. Langkah kuda lelaki itupun menuju ke sebuah losmen bernama Frostfruit di desa Rorikstead, karena disanalah lelaki tersebut tinggal. 

"Erik Altan! siapakah yang kau bawa ke losmen itu?" seseorang menyahut nama lelaki ini.

"Hei paman Mralki, dia seorang wanita yang kutemui dihutan. Sepertinya dia terluka cukup parah." Kata Erik sambil berusaha menggendong Katja kedalam kamarnya.

"Berhati-hatilah nak, banyak kabar diluar sana ada seorang wanita kriminal terbebas dari amukan naga di Helgen," jawab Mralki memberi peringatan.

"Berhati-hatilah nak, banyak kabar diluar sana ada seorang wanita kriminal terbebas dari amukan naga di Helgen," jawab Mralki memberi peringatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Snow Blood : Pray For The DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang