"Katja, kemarilah dasar lemah!," kata Molag Bal sambil menggenggam palu besarnya.
"Tuan, mohon beri aku sedikit waktu untuk istirahat"
Lantas Molag Bal memukul tanah didepannya sehingga runtuhlah tanah itu sehingga Katja terperosok jatuh dan terluka cukup parah.
Molag Bal tak menghiraukan jeritan sakit anak itu, dan ia malah berkata, "Kau tidak cukup kuat untuk bisa membalaskan dendam atas kematian orang tuamu, memanjatlah ke atas dan hadapi diriku!"
Maka Katja pun mulai memanjat, namun ia terlalu lemah untuk itu sehingga ia terjatuh lagi ke bawah. Melihat dirinya tak dapat melakukan apa-apa, Katja hanya dapat terbaring disana dan meratap dalam kegelapan.
Dunia terlalu cepat berputar untuknya, seorang anak kecil yang seharusnya bermain bersama kawan-kawannya di padang rumput atau bermain boneka di dalam rembulan.
Tetapi ada seorang anak perempuan dari kejauhan, dan dia adalah satu-satunya teman bagi Katja. Serana nama anak itu dan dia sangat peduli dengan Katja kecil. Bahkan hanya Serana-lah yang mengetahui tentang asal-usul kawannya itu dan dia secara rahasia memegang janji dengan seseorang untuk menjaga Katja.
Sebongkah batu tepat berada di samping kepalanya, Katja dapat melihat kejadian saat itu ketika ayahnya di lempari batu oleh kerabat dekatnya. Katja ada disana dan langsung melindungi sang ayah, namun tindakan itu justru melukainya.
Lalu matanya terbenam, sambil merasakan hantu-hantu orang yang pernah menemuinya, dengan ratusan kenangan yang terlihat dalam sesaat. Mereka pergi begitu cepat, seakan kehadiran mereka tak sempat dicatat oleh waktu.
Kini Katja telah sendirian, dengan kondisi alam yang berbeda yang penuh dengan tekanan. Bahkan ia harus menghidupi diri dengan melayani para Dremora yang dikenal tak memiliki belas kasihan.
Kadang tangan imutnya harus terkena siraman air mendidih saat melakukan kesalahan, atau juga dicambuk hingga dagingnya robek dan mengeluarkan nanah. Pengalamannya telah melampaui kesadisan dan kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh dewa di Oblivion.
Empat ribu tahun waktu yang ia lalui, siksaan pedih seakan tak kunjung berhenti. Kaki Katja menerima hantaman palu besar hingga membuatnya potong teruai di atas tanah. Tangisannya menjadi-jadi, dan air matanya membuatnya gila.
Disisi lain majikan Dremora-nya mulai merasakan iba, lalu dia memohon kepada Molag Bal untuk menghentikan penyiksaan itu. Namun Molag Bal tidak peduli, ia pun segera membunuh sang majikan karena dianggap telah berkhianat, lalu kepalanya pun dipenggal dan dijadikan santapan Katja yang sedang dalam kondisi kelaparan.
Waktu telah berlalu dan Katja berubah menjadi sosok menyeramkan dengan hati yang tak berperasaan. Kaki yang dulu telah tiada, oleh Molag Bal dikembalikan dalam bentuk sempurna. Bahkan bekas luka disekujur tubuhnya telah dihilangkan dengan bantuan sihir hitam.
Matanya yang dulu biru secerah langit kini berwarna biru menyala seperti api dingin Coldharbour, rambut ikat yang tertata rapih kini telah acak-acakan dan berbau menyengat, hanya wajah imut dan sebuah riasan tato dari sang ibu di samping kedua matanya yang masih membekas darinya.
Layaknya seperti seorang bayi yang baru dilahirkan, Katja kini telah berubah.
Katja yang telah ditempa menjadi sosok yang tak berperasaan mulai mengabdikan dirinya demi Dewa Molag Bal, dan ia pun menjadi vampir saat usianya telah remaja.
Katja yang baru ini, dengan mudah mengalahkan para ksatria Dremora dan Xivilai yang menyerangnya. Dia juga memiliki rekan seekor naga Daedric Titan yang diciptakan khusus oleh Molag Bal sebagai hadiah kepatuhannya.
Akhirnya ribuan tahun yang dilalui Molag Bal agar dapat mendapatkan kekuatan Permata Hitam semakin dekat. Karena hati Katja yang tercemar telah membuatnya menjadi wadah yang cocok untuk menebarkan kegelapan. Dan Molag Bal juga berencana akan menggunakan Katja untuk menebar teror kepada penduduk Tamriel sekaligus membalas dendam terhadap Auri-El sendiri.
Sekarang, Katja dengan kekuatan menakjubkannya itu dapat kembali ke Skyrim, tempat ia dilahirkan. Dengan tugas mencari ketiga Permata Agung agar dirinya dapat membangkitkan Permata Hitam dan menjadi penghalang terbesar Auri-El.
Tetapi Molag Bal sedikit tenggelam dalam kerakusannya, sehingga ia melupakan bahwa Auri-El tidak diam begitu saja. Sehingga saat di hari Katja meninggalkan Coldharbour, gerbang Oblivon di buka lebar untuknya, namun itu juga membuat pasukan Auri-El dari surga Alaxon mulai menyerang Coldharbour.
Mereka menyerang Coldharbour sambil membawa panji matahari dan tombak-tombak panas mereka.
Siapapun yang melihat pasukan itu matanya akan terbakar seperti halnya yang terjadi pada Molag Bal dahulu, dan kini seluruh penduduk Coldharbour merasakan hawa panas nan pedih pada mata mereka.
Para ksatria Auri-El diantara mereka berteriak "Anar Mantia, ryn av Sil. Ur Auri-El, carael a va anyammis!". Yang artinya, "Menara Matahari, Rumah Cahaya Suci. Engkau Auri-El Agung, bawa kami pada keabadian!".
Kejadian itu berlangsung sangat cepat, sampai-sampai Katja sendiri merasa seperti tidak pernah melihat kejadian itu.
Hanya perasaan takut sekaligus benci yang ia rasakan sekarang, namun dia tidak tahu apa yang membuatnya demikian. Sepertinya kalimat itu berpengaruh pada pikirannya, dan juga nasib baik yang menimpanya setelah itu.
Lalu secara tidak sadar Katja memasuki robekan waktu, yang dimana ia pun keluar darinya dan masuk pada sebuah gua yang dahulu adalah rumahnya sewaktu kecil.
Namun kembalinya Katja disana, dia terjebak dalam sebuah peti kayu yang amat besar. Katja pun merasakan hawa dingin saat angin masuk ke sela-sela lubang peti.
Saat terdengar langkah kaki seseorang di luar, Katja mulai terdiam dan mempersiapkan kemampuannya untuk melawan.
Hingga saat peti dibuka, Katja pun melompat dan menyerang orang itu dengan berusaha mencakar dan menggigit tubuhnya.
Namun tidak disangka, Katja sang Ratu Coldharbour itu di lumpuhkan oleh sebuah ketukan palu listrik yang membuatnya pingsan.
Orang yang memukul Katja pun berkata, "Apakah tadi itu berhasil?"
Lalu rekannya pun menjawab, "Sepertinya kau berhasil Evelyn, penemuanmu itu cukup berguna juga".
"Huh syukurlah, andai mereka semua mengakui alat-alat yang kuciptakan ini, mungkin kemenangan Aldmeri Dominion akan terasa jauh lebih cepat," jawab wanita yang bernama Evelyn itu.
Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari arah mulut gua, "Liliana! apa yang kau dan si Beratu itu lakukan di dalam sana?"
Lalu Liliana menjawab, "Kami menemukan....," Evelyn menutup mulut Liliana dengan telapak tangannya. "Diamlah kau bodoh, jangan sampai kapten tahu bahwa kita menemukan sesuatu yang aneh disini".
Liliana pun menganggukkan kepalanya dan berusaha agar temuan mereka tidak diketahui oleh sang Kapten.
===========================================================================
...ooOoo...
Akbar Kartiko
Minggu, 12 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Blood : Pray For The Dead
FantasyIni adalah kisah seorang perempuan berdarah Nord dan Falmer yang diberkahi menjadi Mirsil atau biasa dikenal sebagai Cahaya Auri-El. Atas gelarnya itu, ia ditakdirkan akan menerangi seluruh kegelapan yang ada di Nirn. Namun, Raja Kegelapan bernama...