"Ayah!" teriak anak perempuan itu dengan girang.
"Katja, ayo kemarilah bunga mawarku. Kau pasti bisa melangkahkan kakimu kemari." Ucap Jorgild kepada putrinya.
Dengan perlahan, Katja kecil pun dapat berjalan dan menggapai tangan ayahnya yang memberinya semangat. Disana Katja tertawa gembira dan dihadiahi berupa manisan oleh ayahnya.
Saat itu mereka masih berada di Fal Telin, dengan menara-menara yang masih kokoh bak bunga yang menyeruak dari dalam bumi.
Jorgild dan putrinya benar-benar tidak bisa dipisahkan, mereka berdua sering sekali berjalan-jalan di taman kemudian berbelanja di pasar yang berada di distrik bernama Fanacas.
Orang-orang di distrik tersebut kadang saling berbisik mengomentari adanya seorang Nord berbadan sangar diantara mereka. Dan saat mereka melihat Katja, mereka akan menyebutnya sebagai Beratu yang artinya Setengah elf, demi menghina keluarga Fal Telin karena telah mengotori kemurnian ras Falmer mereka sendiri.
Akan tetapi, Jorgild tidak memperdulikannya dan tetap tersenyum sembari mengajak putrinya bermain dengan bahagia.
Lalu di ujung jalan mereka berdua berpas-pasan dengan Azariel; pelopor ilmuwan teknologi magis yang terhebat dan termahsyur dari Fal Telin. Terlihat Ia sedang berbelanja stok susu dan buah jeruk disana, kemudian Katja pun menarik-narik jubah Azariel dan bertanya kepadanya apakah ia boleh meminta susu jeruk buatannya.
Azariel menjawab seraya tersenyum, "Tentu nona-ku yang manis, Azariel yang tampan dan berbakat akan membuatkan susu jeruk untuk anda. Namun saya harus berbelanja jeruk dan susu dahulu, Fal Telin telah kehilangan banyak sekali pasokan makanan karena perang, dan hanya ada di toko ini yang menjual itu semua."
Jorgild pun berkata kepada Azariel, "Maaf jika putriku ini telah merepotkan anda tuan Azariel."
Azariel pun membalasnya dengan senang berkata, "Oh tidak perlu mempermasalahkan hal itu. Dia adalah pelita bagi dunia Melandrach dikala krisis yang melanda tanah ini, apalagi dia adalah satu-satunya orang yang menyukai susu jeruk buatanku."
Namun sesaat setelah itu, sebuah proyektil menghantam pertokoan disana termasuk toko yang berada didepan Azariel. Ilmuwan itupun terhempas kebelakang sampai-sampai menabrak Jorgild yang berada dibelakangnya.
Katja sangat ketakutan melihat kondisi disekelilingnya terbakar dan hancur, ia pun berlari menghampiri ayahnya dan juga Azariel yang terluka. Untungnya Jorgild selamat dan tidak mendapatkan luka, namun begitu malangnya Azariel sehingga Jorgild harus membopongnya ke istana Fal Telin untuk menyerahkannya kepada para tabib profesional disana.
Melandrach yang khawatir dengan kondisi warganya pun menyuruh mereka meninggalkan wilayah Lembah Salib Kudus (nama tempat Fal Telin dan pemukiman disekitarnya berada). Sementara itu Jorgild menggendong Katja ke salah satu menara disana untuk melihat pasukan Harald dan kroni Nordnya yang telah berhasil menembus benteng pertahanan terakhir Fal Telin.
Sesaat setelah itu cerita pun berganti dengan Katja yang telah dewasa yang tengah berjalan menjauhi Whiterun menuju Kastil Volkihar. Tadi itu merupakan pengalamannya saat kecil, dan ia sangat sedih karena tidak bisa menyelamatkan Azariel yang ia anggap sebagai pamannya sendiri.
Darisana juga benih kebencian muncul, dan ia menyalahkan semua orang yang telah melawan keluarganya. Mereka telah merenggut kebahagiaan yang seharusnya didapatkan Katja ribuan tahun yang lalu, dan sekarang seseorang telah membunuh bayi kecilnya yang tak berdosa. Sehingga mantaplah niatnya untuk membalas dendam kepada Volkihar pada saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Blood : Pray For The Dead
FantasyIni adalah kisah seorang perempuan berdarah Nord dan Falmer yang diberkahi menjadi Mirsil atau biasa dikenal sebagai Cahaya Auri-El. Atas gelarnya itu, ia ditakdirkan akan menerangi seluruh kegelapan yang ada di Nirn. Namun, Raja Kegelapan bernama...