Saat Katja pingsan, dia bermimpi melihat sekumpulan kupu-kupu berwarna putih mengitari tubuhnya. Salah satu kupu-kupu itu hinggap di hidung Katja, seolah-olah ingin mengatakan bahwa dirinya hendak menunjukkan suatu tempat.
Maka Katja pun mengikuti kupu-kupu putih itu, dan tak lama dia melihat seorang perempuan berambut putih dengan tombak sedang melakukan ritual necromancy di sebuah gua di dasar laut.
Perempuan itu memanggil namanya berulang kali, namun semakin sering dia mengucapkannya malah membuat Katja semakin jauh darinya.
Suasana mendadak hening, alam sekitar menjadi berkabut dan terasa dingin. Wanita itu berkata, "Auriel, oh Aurielku, mengapa Engkau meninggalkanku?".
Perlahan tubuh Katja memudar dan ia pun terbangun diantara kegelapan, dia pun melihat tubuhnya penuh luka serta tanah yang basah. Dia pun melihat kepada cahaya yang ternyata adalah mulut gua tempat dahulu ia sering bermain.
Tetapi keadaan nampak lain, diluar sana banyak sekelompok Elf-Agung atau Altmer sedang berdebat dengan seorang perempuan berambut sebahu.
Pelan-pelan langkahnya sambil gemetaran, berharap itu bukanlah antek-antek Molag Bal yang dahulu ia takutkan. Namun dia pun menyadari bahwa ini adalah Nirn dan ini adalah rumahnnya.
Sesaat Katja menampakkan wajahnya kepada cahaya matahari, dia merasa kulitnya terbakar bagaikan terkena tiupan api dari neraka, maka merintihlah ia dengan kesakitan yang luar biasa.
Lalu Evelyn berlari, berusaha melindungi Katja dengan jubahnya, namun Araric sang Kapten Thalmor di kelompoknya menamparnya dan mengangkat Katja setinggi-tingginya.
Diapun berucap, "Tak ada yang lebih mulia dibanding Altmer. Tulis Yang Termahsyur Xarxes dalam Kitabnya".
Evelyn menimpalinya dengan berkata, "Celakalah kau, tidak ada ayat yang mengatakan hal seperti itu."
Araric tertawa dan mengatakan bahwa Evelyn hanyalah seorang kafir yang naif. Sesaat setelah itu, Katja memberontak dan menggigit nadi sang Kapten hingga darahnya menyembur keluar.
Katja yang tidak kuat dengan panasnya matahari mencoba untuk bersembunyi dibalik batu, dia pun menangis karena sakitnya itu. Liliana yang ingin menyembuhkan Katja dicegat oleh Evelyn, karena terlalu berbahaya untuk mendekatinya.
Ocehan sang Kapten semakin menjadi-jadi, dia berkata bahwa anak kecil itu seharusnya dibakar karena berani menyerang seorang pendeta Auri-El.
Evelyn yang murka langsung menembakkan sebuah sihir yang dapat mengeluarkan rantai api untuk menjerat Kapten Araric. Lalu Evelyn menariknya dan ingin memasukan jiwanya kedalam Soulgem (sebuah wadah untuk roh/jiwa).
Namun Araric berhasil terlepas darinya, namun kekuatannya hampir diserap habis oleh Evelyn sehingga diapun tak memiliki cukup kekuatan untuk melawan.
"Ilmu Pengetahuan akan mengalahkan Rajamu (Auri-El) suatu saat nanti." Ucap Evelyn sambil menyudahi kekuatan sihirnya.
"Omong kosong, Man-Mer seperti kau tidak akan pernah bisa menghadapi kami dan Auri-El." Jawab sang Kapten.
"Bukankah kita seharusnya bersatu untuk menghadapi Kekaisaran?" tanya Evelyn.
Araric menjawab dengan ketus, "Thalmor tidak pernah bersatu dengan Man-Mer sepertimu"
Evelyn menginjak tangan Araric dan berkata, "Kesampingkan omong kosong ini, aku masih bagian dari Justiciar dan mereka membutuhkan kemampuanku untuk menangkap jiwa Kaisar Titus kedalam Soulgem".
Araric yang melihat semua anggota Thalmornya denga perasaan malu pun berbicara, "Baiklah, simpan bocah vampir itu dalam sakumu. Aku tidak peduli padanya dan juga padamu. Biarlah kupikirkan misiku...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Blood : Pray For The Dead
FantasyIni adalah kisah seorang perempuan berdarah Nord dan Falmer yang diberkahi menjadi Mirsil atau biasa dikenal sebagai Cahaya Auri-El. Atas gelarnya itu, ia ditakdirkan akan menerangi seluruh kegelapan yang ada di Nirn. Namun, Raja Kegelapan bernama...