Kebagahagiaan itu membuat Dragonborn sekali lagi melihat pemandangan memukau dari Katja, dia melihat sekujur tubuh wanita itu bersinar terang dan menerbangkan kupu-kupu yang beragam warna. Rupa wanita itu sangat manis dan cantik, matanya yang biru melirik indah, serta sebuah mahkota mengkilap muncul di kepalanya.
Namun itu semua sirna ketika Katja datang kepadanya dan mengancam akan membunuhnya. Dragonborn berkata lagi bahwa ia ingin bekerjasama dengannya demi mencari Permata Agung.
Permata Agung yang dicari-cari Katja adalah tugasnya, akan tetapi Dragonborn berkata bahwa dia pernah membaca kisah Putri Permata Akatosh yang akan membawa kebaikan dan perdamaian diseluruh dunia, dan ia sangat terobesi dengan hal itu hingga pada akhirnya menemukan Katja.
Sayap Akatosh yang telah rusak akan Katja tambal dengan kehadirannya, namun dengan hadirnya Molag Bal, maka sayap itu akan bertambah hancur dan akan memutus tali kasih antara Akatosh dengan dunia.
Katja menepis hal itu dengan berkata bahwa keinginannya bukan sebagai Cahaya Auri-El, dia mengatakan Permata Hitam akan jauh lebih kuat daripada Permata Putih. Maka dia mendorong Dragonborn dan hendak menusuk pedang ke dadanya.
Akan tetapi Dragonborn berkata, "Aku tahu seluruh kisah hidupmu Katja, kutahu itu karena kita diberkahi dari dewa yang sama. Jauh didalam lubuk hatimu, kau ingin sekali hidup di dalam rumah kayu, ditemani seseorang yang kau anggap dapat menjagamu, dan dikelilingi oleh anak-anakmu yang kau besarkan."
Air mata Katja pun menetes dan berkata, "Kebahagiaan itu hanyalah omong kosong, selama kita hidup didunia ini, maka kita akan selalu merasa menderita!"
Dragonborn pun mengeluarkan Thu'um Zun Haal Fiik dan berhasil membuat pedang Katja terlepas dari genggamannya, lalu Dragonborn pun berkata, "Mungkin Akatosh dan Auri-El tidak terlalu sama, namun mereka menginginkan kau bahagia Katja. Mereka ingin kau mengerti bahwa hidup ini bukan soal balas dendam, dan jalan maaf yang telah mereka buka lebar selama ini kan selalu menunggumu."
Katja pun berdiri dan berkata, "Aku tidak butuh apapun darimu. Menjauhlah dariku sekarang juga!"
Lalu Katja dan Serana pun pergi meninggalkan Dragonborn sendiri.
Didalam perjalanan mereka, putri Harkon itu bertanya mengapa Katja begitu patuh dan percaya dengan apa yang dikatakan Molag Bal. Bahkan untuk Serana sendiri, memikirkan Molag Bal saja telah membuatnya ketakutan dan sulit untuk merasa gembira setelahnya.
Katja menjawab bahwa Raja Kegelapan itu telah menyelamatkannya dari maut, ketika Fal Telin dan pasukan Harald bertempur merebutkannya. Dia berkata bahwa orang tuanya mati karena melindungi putrinya, dan itulah alasan Katja ingin membalas dendam atas kematian mereka.
Mendengar hal tersebut, Serana merinding setengah mati. Dia menampar wajah teman lamanya itu dan berkata, "Kau tahu itu semua kebohongan bukan?"
Katja yang terheran-heran pun menjawab, "Itu semua kebenaran dan kebenaran hanya pada tuan Molag Bal."
Serana yang tidak percaya dengan perkataan Katja pun menangis seraya berucap, "Mengapa kau masih percaya dengannya Katja? Dia berusaha menghapus seluruh kebenaran itu agar kau menjadi budak Permata Hitamnya!"
Lalu dengan terpaksa, Katja pun merebut Elder Scroll dari Serana dan iapun pergi dengan memanggil Faalkrahsuum.
Serana memandang kepergian Katja dengan perasaan marah, diapun kebingungan dengan kondisi disekitarnya yang dipenuhi hutan lebat, maka Serana pun berjalan berhati-hati mengikuti naga Katja tadi terbang.
Namun sayangnya tiba-tiba Dragonborn datang bersama pasukan Dawnguard dan menawan Serana.
Tetapi tiba-tiba Katja yang merasa kasihan pun meminta Faalkrahsuum berbalik arah dan menjemput Serana. Saat itu Faalkrahsuum kembali kesal dan berkata dalam pikirannya, "Jika bukan Ratu Coldharbour, sudah kumakan wanita menyebalkan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Blood : Pray For The Dead
FantasíaIni adalah kisah seorang perempuan berdarah Nord dan Falmer yang diberkahi menjadi Mirsil atau biasa dikenal sebagai Cahaya Auri-El. Atas gelarnya itu, ia ditakdirkan akan menerangi seluruh kegelapan yang ada di Nirn. Namun, Raja Kegelapan bernama...