Snow Blood : Pray For The Dead

BAB 24 : DENTANG LONCENG FAL TELIN

       Ada pepatah baru dari bangsa Dunmer yang mengatakan, "Elt-Gondorin adalah lawan terburuk yang dapat anda miliki, sekaligus sekutu paling setia yang dapat anda miliki."

Dengan adanya Pakta Jaurelin-Veloth II, stabilitas politik Morrowind menjadi tidak stabil. Banyak klan atau Great House saling merebut kekuasaan, sementara rakyat Dunmer jadi menderita karena kekurangan pangan dan wabah penyakit.

Morrowind bagi Katja dianggap sebagai zona berbahaya karena angka kriminal yang cukup tinggi, ini akan mempengaruhi kedudukan Kemiranan di Gubernatorat Baan Malur bila dibiarkan. Untuk itu dibuatlah kesepakatan antara Katja dengan para petinggi di Grand Council dengan menjadikan Katja sebagai ratu Morrowind dengan gelar Ara av Resdaynia, ini bertujuan untuk mengintegrasikan hukum-hukum pemerintahan Katja agar dapat dilaksanakan di seluruh wilayah Morrowind. Lalu perubahan nama Gubernatorat Baan Malur menjadi Gubernatorat Julan-Shar berdasarkan penamaan lama wilayah tundra di timur Pegunungan Velothi.

Untuk melakukan hal itu, Katja meminta para prajurit kavaleri Bataar-Khan untuk pergi menjelajahi Morrowind, dengan berkata, "Pergilah kalian ke Resdaynia dan cabutlah nyawa para kriminal hingga tak bersisa. Lakukan terus hingga rakyat sipil mengelu-elukan kalian."

Setelah perintah itu dinyatakan, ribuan kavaleri Bataar-Khan dengan bendera biru mereka mulai berkibar di segala penjuru Morrowind. Orang-orang menyebut peristiwa itu sebagai serangan Penunggang Kiamat dan hampir dapat ditemukan puluhan korban tanpa kepala berserakan di tepi jalan.

Katja juga mengatakan bahwa para Bataar-Khan diizinkan menempati Resdaynia sebagai "lapangan bermain mereka", atau bisa dibilang tempat mereka melakukan pengembaraan, berburu, dan mendirikan tenda.

Darisinilah para Bataar-Khan itu memulai kembali hidup nomaden, dengan kayanya sumber daya hayati Resdaynia yang beragam tentu membuat mereka dapat mempertahankan tradisi leluhur dengan lebih leluasa.

Tetapi Morrowind atau Resdaynia tidak benar-benar dalam kuasa penuh Katja, karena wilayah itu bukanlah tempat para Falmer dan Nord tinggal. Dia menyebut Resdaynia sebagai Mirdom Protektorat yang artinya pemerintahan protektorat yang nantinya dikepalai oleh seorang Mirdom Protektor dari kalangan petinggi Dunmer pilihannya.

Kekuatan Katja sebagai seorang pemimpin baru dengan karakter keras sekaligus mengayomi rakyatnya berhasil membuat ciut negeri-negeri lain. Kekaisaran Ketiga bahkan sampai mengirimkan utusannya ke Fal Telin agar Katja tidak lagi menginvasi wilayah-wilayah lain dengan memberikan senarai nama-nama negara yang jumlahnya banyak.

Reaksi spontan Katja dan para Mirvizirnya adalah tertawa, dan mereka pun membalas surat itu dengan tulisan, "Berhentilah mempermalukan martabat kalian sendiri."

Ada banyak alasan mengapa Ardapelin maupun pemerintahan Snow Blood tetap bertahan meski awalnya dibenci, salah satunya Katja sedari awal tidak melihat orang dari status sosial namun berdasarkan kesetiaan dan kemampuannya.

Banyak komandan dan panglima perangnya yang bukan berasal dari darah bangsawan, bahkan Torgul awalnya merupakan peternak biasa yang kemudian Katja rekrut setelah melihat kelihaiannya dalam mengatur hewan ternak.

Para Mirvizirnya dipilih berdasarkan proses rekrutmen dari para calon terbaik yang tersebar di seluruh penjuru Elt-Gondorin, mereka semua adalah orang biasa kecuali Azariel dan Alan.

Bahkan satu diantara orang-orang biasa itu ada yang menjadi Gubernator Baan Malur (sekarang Gubernatorat Julan-Shar) yakni Ivaan. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas dan kemampuan merupakan tolok ukur terpenting di pemerintahan Katja.

Kemudian Katja juga dikenal dengan kebebasan beragama bagi rakyatnya, entah kepada pemuja Talos, Akatosh, maupun Pangeran Daedric, selagi bukan menyembah entitas yang mengancam kedudukannya seperti Boethiah, Sanguine, dan Molag Bal, maka ia tak akan mempermasalahkan.