18

78 10 2
                                    

Song recommendation
'Starlight(그리워 ) - Chani '

Tangan kekar itu kini ditancapkan jarum, nafas nya yang teratur dan tubuh nya terbaring lemah di atas kasur besar miliknya. seokjin yang setia menemani , tertidur di samping tubuh besar itu hingga pagi menjelang. sampai lupa kalau ia harus segera bergegas menuju kantor nya .

'krrriingg~kkriingg~'

Bunyi alarm yang sedari tadi hanya berdering nyaring namun sang pemilik belum juga kunjung bangun dari tidur nya. akhirnya terdengar suara ciri khas bangun tidur dari pria itu, jemari panjangnya dan lentik ia gerakkan perlahan. Mata sipitnya juga mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke retina nya. seluruh badannya terasa begitu berat dan lemah, bahkan untuk membenarkan posisi saja sangat sulit. di ambil lah handphone yang berada di samping kanannya , kemudian menggeser tombol yang tertera di sana untuk mematikan alarm yang membangunkannya.

Mata yang terus memperhatikan tubuh yang mengurus di samping kanannya ini , tangannya terangkat untuk memegang tangan pria yang masih tertidur pulas mungkin ia lelah karena baru tidur pada dini hari karena untuk menjaga nya. tiba-tiba rahangnya mengeras dan nafas yang tercekat membuat namjoon membendung air matanya yang sedikit lagi akan tumpah.
"Hyung..gomawo, dan maafkan aku " lirih namjoon terdengar seperti sebuah kata penyesalan selama ini .

Wajah lesu menatap lekat pria itu, matanya terus menelisik wajah Hyung nya yang memang benar-benar tampan , dan air matanya jatuh karena menahan rasa sakit selama ini tentang kebenaran nya tidak ada yang tahu kecuali dirinya. Namjoon pun tidak tahun kenapa ini sangat terasa di hati nya setiap melihat wajah Hyung nya. helaan nafas berat menahan sebuah isakan yang bisa saja ia keluar kan tapi itu tidak mungkin untuk sekarang .

"Jinjja mianhae hyung... Sakit hyung, Sangat sakit" Lirih yang terdengar jelas bahwa ia tidak bisa lagi menahan nya sendiri . namjoon menahan rasa pening di kepala nya yang tiba-tiba menyerang . tangan nya otomatis terangkat untuk memijat sedikit kening nya .

"Hyung memaafkan mu Joonie , Hyung memang pantas mendapatkan ini semua , maafkan Hyung yang tiba-tiba datang ke Korea kemudian menghancurkan kehidupan mu, aku sangat menyesal ..hiks..hiks..." Air mata kerinduan nya jatuh silih bergantian, seokjin berusaha untuk menahan isakan , karena menurutnya ini bukanlah saat yang tepat untuk menangis seperti anak kecil.

Namjoon sangat terkejut, kenapa seokjin mendengar nya? perasaan namjoon, seokjin Hyung tadi tertidur pulas .

"Irreonaseo?" ucap namjoon untuk mengalihkan pembicaraan yang terlalu menyakitkan didengar.

"Jeongmal mianhe joonie-a, aku Hyung yang bodoh !! Sangat bodoh, kenapa aku tidak menyadari kalau kedua adikku tidak membutuhkan ku " penyesalan yang tidak berujung di hati seokjin, seokjin hanya tertunduk menatap kaki yang gemetar . sungguh ia ingin menyusul kedua orang tuanya saja sekarang, bolehkah? tapi ia bahkan belum menebus kesalahannya pada kedua adik kesayangannya itu.

"Apa maksudmu Hyung? aku sudah memaafkan mu dan aku...." Namjoon bersungguh atas ucapan yang ia katakan padanya, tapi terpotong oleh seokjin yang tiba-tiba merengguh tubuh besar adik nya dengan erat. "Apa aku pantas memeluk mu seperti ini ? maaf kalau aku sudah lancang " seokjin yang tersadar langsung menjauhkan tubuh nya.

'GREB'

"JANGAN COBA-COBA UNTUK SEPERTI ITU LAGI HYUNG! AKU TIDAK SUKA!! KAU RUMAH KU!! HYUNG KU!! AKU MERINDUKAN MU HYUNG~ " tegas namjoon pada ucapan nya, pelukan namjoon yang sangat erat pada seokjin membuat seokjin makin merasa bersalah kepada kedua adiknya selama belasan tahun ini .

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang