27

66 3 0
                                    

Brakk

Pintu kamar Jungkook ku buka sedikit kasar karena terlalu panik dengan keadaan hana sekarang, jantung ku terus berdegup keras mendengar suara tangisan yang sampai terdengar di lantai dua ini. "Jungkook-a, cepat bersiap kita segara ke rumah sakit sekarang. Hana terluka parah" Jungkook yang terkejut langsung berlarian kecil untuk memakai jaket dan mempersiapkan yang lainnya.

Kita berdua langsung menuju ruang tengah, tapi saat kami menuruni tangga mata ku menangkap sosok hana yang tengah di bawa seokjin hyung menuju lobby. kenapa aku kalah cepat lagi? aku tidak suka kalau terus seperti ini "SHIT" rutukanku.

Langkah kaki ku terus berlari namun pada akhirnya seokjin hyung lebih dulu jalan, dan alhasil aku bersama Jungkook mengikuti mobil seokjin dari belakang. nafas ku tercekat saat Jungkook bertanya, "Kenapa bisa seperti ini?" sungguh, aku bingung harus jawab apa aku sangat malu sekarang.

"T-tadi aku dan hana jalan-jalan di tepi pantai, karena kami terlalu asik berlarian hana terjatuh menginjak karang mati" penjelasan ku sudah ku ucapkan dengan sejujur mungkin. Jungkook hanya terdiam tanpa ada balasan maupun anggukan kepala.

Desahan yang kini ku dengar, keluar begitu berat dari bibir kecilnya itu, aku sudah tidak tahan lagi memikirkan hana yang tengah bersama hyung ku sendiri, ntah kenapa aku selalu cemburu. setelah 15 menit perjalanan, akhirnya aku dan Jungkook sampai di rumah sakit terdekat. aku di suruh Jungkook untuk turun di lobby supaya lebih cepat, sedangkan Jungkook memarkirkan mobilnya di tempat parkir.

langkah kakiku melangkah dengan cepat mencari hana di ruang darurat, manik mata dan kaki ku terpaku melihat seokjin yang tengah menyenderkan tubuhnya ke tembok depan ruang itu dengan wajah yang mendongak ke atas.

"Hyung.. dimana hana? apa dia baik-baik saja" tanya ku dengan sisa nafas setelah berlarian mencari keberadaan mereka berdua.

Terlihat sekali wajah seokjin hyung memerah panik, "Dia sedang di dalam, hyung belum tahu kondisi hana sekarang" jantung ku yang berdebar keras tak kunjung berdetak normal sampai saat ini. semoga hana tidak harus menjalankan operasi besar.

Menunggu dan menunggu, 20 menit kemudian dokter keluar berlenggang santai dari pintu besar di hadapanku sekarang ini. saat suara pintu itu menarik perhatian ku tubuh ku otomatis berdiri dan langsung mendekati sang dokter. "Uisa, apa kekasih ku baik-baik saja, tidak ada luka serius kan?" tanya ku panik.

Dokter itu tersenyum manis, "Jangan khawatir, dia baik-baik saja. tapi, selama 1 bulan dia tidak boleh berjalan dulu. karena luka yang ia dapat cukup dalam, jadi tadi luka nya itu harus aku operasi kecil. sejauh ini dia tidak menangis kesakitan, gadis mu sangat kuat untuk luka sebesar itu.. baiklah aku duluan" ucap sang dokter dengan tepukan di pundak ku beberapa kali sebelum benar-benar ia pergi dari hadapan ku.

Dalam beberapa detik aku langsung melenggang masuk ke dalam ruangan berbau khas ethanol itu, dengan hana yang sedang tersenyum menatap ku yang kini berjalan mendekati nya.

"Gwenchana?!" tanya ku menyakinkan. aku melihat kaki sebelah kanannya yang di perban tebal di bagian telapak nya, dia pasti sedang berbohong kalau itu tidak sakit.

"Seokjin oppa dimana? kau jadi kesini dengan Jungkook?!" tanya nya dengan wajah polos. kenapa dia menanyakan mereka berdua sebelum diriku? ayolah taehyung, dia hyung mu jangan seperti ini. "Aku ke sini jadi dengan Jungkook, seokjin hyung dan Jungkook pulang lebih dulu ke Seoul malam ini karena besok siang ternyata ada rapat dadakan di Jepang. jadi, karena kau sakit, kali ini Jungkook yang menghandle pekerjaan mu dulu sampai kau sembuh, itu pesan dari seokjin hyung" ucap ku dengan perasaan yang mengganjal dan aneh di setiap katanya.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang