Cuaca yang tiba-tiba menjadi mendung berawan, gadis cantik ini sedang menikmati ice cream vanilla kesukaannya di toko langganan sambil menitihkan air mata. terlihat konyol memang, tapi hanya dengan ini ia bisa meminimalisir rasa kecewa nya dengan orang yang ia sukai beberapa bulan kebelakang. hanya karena hari itu ia terbawa suasana dan berakhir kecewa lagi seperti ini. gadis itu terus menghapus liur hidungnya karena menangis sejak 1 jam yang lalu,
'Clingg'
Seorang pria berkulit putih bersih memasuki toko tersebut, dengan style pakaian serba hitam melekat di tubuh nya. setelah pria itu mendapatkan ice cream yang ia pesan, pria itu mendekat kearah yura perlahan dengan membawa 2 ice cream vanilla di kedua tangannya. "Boleh gabung?" suara pria itu membuat yura berhenti menangis, namun raut wajah nya berubah menjadi raut marah. "Tidak, aku ingin sendiri" jawab yura judes.
Namun, teguran yura barusan itu tidak mempan untuk pria tersebut yang malah menarik bangku yang berada di samping yura dengan kaki nya. ketika pria itu berhasil duduk di samping yura, yura malah berdiri hendak cepat-cepat pergi dari sana.
"Maaf"
Yura berhenti saat ia hendak berbalik badan, yura benar-benar muak dengannya. malas sekali yura mendengar perkataan maaf dari nya yang sudah basi jika masalah saat itu di bahas kembali sekarang. "Bisakah kau duduk sebentar disini mendengar cerita ku, atau bahkan kalau kau tak mau.. ambilah ice cream ini" pria itu memberikan ice cream tersebut ke yura. mata yura malas sekali rasanya bahkan hanya untuk melirik itu, sungguh!.
"Aku pegal.. bono-yaa" bibir tipis pria itu tertekuk kebawah, jelas sekali terdengar suara buangan nafas terpaksa?berat? atau marah? ntah lah yang penting kini yura sudah mengambil ice cream dari tangan yoongi. "Aku sudah sehat dan sudah bisa keluar dari tempat menyebalkan itu, aku hidup dengan baik.. aku sudah tidak merokok lagi.. aku sudah sering mandi.. aku sud-" mata yura menatap yoongi tegas, "Aku tidak butuh informasi itu, jadi diam lah" yura menjilati ice cream yang tadi di berikan yoongi, dan yoongi menurut saat di suruh diam.
2 menit~
4 menit~
10menit?~
"Bokong ku pegal, ayo kita ke rumah seokjin hyung. aku sekalian ingin bertemu dengan hana dan taehyung" ajak yoongi yang membuat nya sedikit tertegun, alisnya sedikit mengerut tanda berfikir. Mata sipit yoongi memutar ke sana dan kemari menunggu jawaban dari yura. "Mau tidak?"
'Hujan turun'
Kaca besar di samping mereka berdua terlihat orang-orang yang tiba-tiba berlari ke sana kemari mencari tempat berteduh, "Oh iya aku lupa bertanya, apa yang kau pikirkan? aku tahu pasti kau sedang tidak baik-baik saja kan" yoongi menatap yura banyak tanya yang tersirat di benak nya saat ini, sungguh.
"Ceritakan padaku, kau kenapa" lirih yoongi, ia sangat tidak bisa melihat gadis yang ia cintai sejak dulu bersedih seperti ini, sampai matanya memerah seperti itu, yoongi kira pasti dia habis menangis lama.
Yura bukan tipikal wanita yang mudah menangis karena sesuatu, di matanya yura hanya gadis yang membutuhkan penjaga untuk dirinya yang ceroboh, ia berbeda jauh dengan adik nya hana yang sejak kecil sudah di tuntut dewasa karena saat orang tua mereka meninggal mau atau tidak hana harus mengurus dirinya sendiri sejak umur 12 tahun, dan yura harus bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan sampai ia lulus sekolah menengah.
Setelah lulus kuliah ia langsung menitipkan hana dengan namjoon dan taehyung untuk menjaga adik nya, yura mendapatkan tawaran kerja yang bagus karena kepintaran dan kreatifitas nya semasa ia sekolah, jadi ia melamar kerja di Daegu untuk bekerja kontrak selama 3 tahun untuk menjadi perawat asisten dokter, di rumah sakit tempat yura bekerja itulah ia mengenal yoongi yang saat itu ia sedang bermain basket di halaman kecil yang berada di samping taman halaman rumah sakit tersebut.