Menyendiri memang menyulitkan perasaan yang tidak pernah puas akan kebersamaan, di saat-saat bersama malah ingin sendiri hingga lupa caranya menikmati kehangatan. perasaan aneh itu yang taehyung rasakan sekarang, sungguh membingungkan dirinya sendiri. ia merasa kalau ia tidak bisa mengontrol nya sampai ketika dirinya sendiri seperti ini, ia ingin banyak bercerita dan ingin sebuah hiburan bahagia dari sosok terdekat nya. memang terdengar egois, tapi taehyung berharap akan ada yang menolong nya untuk keluar dari lingkaran keegoisannya, ia hanya berharap hal itu pada seseorang yang ntah siapa itu.
Taehyung berdiri mencari handphone nya, dan ternyata ada di atas nakas. jimin menyimpannya di sana. daya ponsel nya ternyata habis, taehyung menghembuskan nafas kesal nya. padahal ia ingin mengabari sang kekasih yang mungkin kini sedang mencemaskan nya. tiba-tiba ia tersenyum malu mengingat wajah ketika hana kesal, yang menurut nya sangat menggemaskan.
'Taehyung-a!!'
Ia memasukan handphonenya ke dalam saku, suara teriakan dari jimin itu membuat nya ragu untuk menemuinya sekarang. apa lagi tadi dia sudah mengancam nya untuk menceritakan kejadian semalam padanya, dia gugup sekali sekarang. namun, kini kaki nya mulai bergerak selangkah demi langkah menuju ruang makan yang berada tak jauh dari kamar itu. matanya melirik sekitar, ternyata nyaman juga rumah milik jimin ini. mata taehyung menangkap jimin yang tengah mempersiapkan sarapan kami, sendiri. dan ternyata dia masak nasi goreng kimchi kesukaan taehyung.
Sungguh
Taehyung terharu akan perbuatan sahabat nya ini, kenapa dia bisa begitu baik padanya. padahal setelah ia pikir-pikir ia jarang sekali mengajak nya sekedar minum soju bersama akhir-akhir ini. semenjak ia kembali ke rumah besarnya itu taehyung sudah jarang menanya kan kabar sahabat terdekat nya ini yang mungkin ia banyak menyimpan rahasia atau cerita lucu yang sering dulu ia ceritakan padanya kala sedih menyelimuti di antara keduanya, hana saja dulu sering cemburu jika taehyung dengan jimin ketika sudah bermain pasti selalu lupa dengan rumah dan waktu. taehyung ingat kenangan hangat itu semua yang tersimpan rapi di laci kecil hati nya.
"Ya!! kenapa melamun? bantu aku.." jimin membuyarkan lamunan taehyung yang menatap nya penuh kerinduan perhatian untuk nya. taehyung mendekat dan mulai menata makanan di atas meja, "Jimin-a.." taehyung berhenti bergerak, dan perlahan menatap sang sahabat terbaik untuk nya itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maaf"
Jimin ikut membeku mendengar kata maaf itu keluar dari lisannya secara terlalu mendadak, dadanya terasa sesak. "Untuk apa?" jimin mendekati taehyung perlahan. sudah pasti kepala nya menunduk malu dengan teman baik nya ini, taehyung tidak bisa banyak tingkah di waktu seperti ini.
"Semuanya, dan terima kasih banyak.. un-untuk semuanya" mereka berdua hanya terdiam membeku di tempat nya."Aku ini sahabat mu, Tae. kau jangan merasa malu atau lainnya. aku sangat senang jika bisa membantu sahabat ku dan hanya kau lah sahabat ku yang mau berteman dengan ku sejak saat itu hingga detik ini..jadi, harus nya aku yang berterima kasih pada mu untuk tetap mau berada di dekat ku dan menjadi teman ku, taehyung-a" Jantung taehyung berdetak keras, dia mulai bertarung dengan kenangan manis bersama Jimin kala itu.
Jimin memeluk taehyung penuh kerinduan, banyak sekali yang ingin ia ceritakan pada sahabat nya ini.
(Flashback) ~~~~>
'Kelas 6-A'
Riuh suara anak-anak di saat bell masuk berdering keras, sekolah ini hangat oleh senyum bahagia dari murid SD di sekolahan. para guru pun mengajar dengan sabar menghadapi anak nakal ataupun sulit di beritahu. contoh nya seperti-
Brughh
"Taehyun-a!!!" suara keras dari guru itu membuat nya terdiam. Taehyun menatap wajah sang guru ke atas yang ia pikir sedang marah. "Maaf seonsaeng-nim, aku akan duduk" kaki kecil nya melangkah ke arah tempat duduk nya.