40

88 11 3
                                    

Suara mesin itu mengisi ruangan sepi dan steril itu senada, syukurlah keadaan hana sekarang mulai membaik sejak 3 jam lalu setelah di tindak lanjuti oleh dokter cantik yang menangani 2 korban tabrakan ini. Namjoon setia di sisi hana sejak 30 menit yang lalu gadis itu di pindah ke ruang inap intensif, hana penuh luka di wajah cantik nya membuat namjoon bergedik tak tega melihat gadis ini terbaring lemah, nafas nya terbuang berat sambil menatap wajah indah itu simak. "Pasti sakit ya? Kau harus kuat ya" Monolog namjoon terdengar kesepian, dia mencoba tidak menangis sekarang, dia sungguh tidak tega jika harus melihat gadis nya ini terluka parah seperti ini.

Namun, di kepala namjoon memikirkan seokjin juga yang masih berjuang di dalam ruang operasi yang belum kunjung selesai, padahal sudah 1 jam seokjin di sana, berjuang. "Hyung, mianhae" Tenggorokan nya tercekat menahan tangis penyesalan nya, yang begitu dalam. Dia mengingat saat hoseok memukuli nya untuk tersadar dengan ego cinta nya pada hana seorang, dia sungguh buta. "Kau benar hoseok-a, aku tidak seharusnya seperti ini, aku memang terlalu bodoh" Setetes air mata nya jatuh tak berdaya dari pelupuk begitu saja, dia menahan dan itu harus. 

Pintu terbuka kala mata nya mendapatkan sosok jungkook di sana, namjoon terkejut bukan main, jungkook menarik namjoon menjauh dari ruangan hana segera. 

Bugh-

"Dimana hyung ku? dimana!!!!" 

Emosi jungkook memuncak, namjoon tidak bisa membalas nya sama sekali, dia malu. "Dan- kenapa kau bisa disini?! Kau tidak pantas disini" Pria bermarga Jeon ini sungguh di selimuti amarah, dia marah dengan pria tinggi di hadapannya ini, sungguh. "M-masih di ruang operasi, kepala nya membentur aspal keras" Jungkook seperti di pukul dengan batu besar kuat, dia tidak bisa terima ini, ini sungguh sakit. Air mata ketakutan nya mengalir begitu telapak tangan menutup mulut nya yang terbuka tak percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang, bagaimana ini? dia sangat hancur.  

Jimin, Yura, dan Yoongi mendekat ketika melihat jungkook menarik namjoon kasar, awal nya. "Jangan seperti ini" Jimin menepuk jungkook agar tidak terlalu emosi di suasana seperti ini, "Kenapa ini bisa terjadi" Suara jungkook menurun, sungguh jungkook dan yura sangat hancur sekarang, Yura melihat adik nya sekilas dari kaca yang terpasang di tengah-tengah pintu. 

Yura melihat ke arah namjoon, pria itu mengangguk dan kakinya melangkah perlahan mendekat ke arah hana, dia satu-satu nya saudara yura di dunia ini. Pikiran yura kemana-mana saat melihat luka dan peralatan medis memenuhi tubuh adik kesayangan nya itu terbaring lemah di atas kasur. 

"Hana, Gwenchana?"

 Ya, walaupun terlihat seperti orang bodoh dia tetap bertanya memastikan kalau semuanya akan baik-baik saja sekarang ataupun nanti. "Cepat membaik, ya?" Yura memeluk hana, meski tidak ada balasan dia tetap setia memegangi punggung tangan hana yang tertancap benda menyakitkan itu, gurat wajah nya menjadi sendu. 

Di luar, di depan ruang operasi suasana putus asa terasa kuat. Jungkook terus menunduk menunggu kabar yang tak kunjung usai. Dan di samping nya jimin berusaha menelpon ke sana kemari, Dia selalu bertanya-tanya 'Kenapa taehyung benar-benar menghilang seperti di telan bumi seperti ini, atau jangan-jangan..' Jimin menggeleng menepis mentah otak nya yang selalu berputar tidak baik, ini membuatnya sungguh gila. 

Dokter cantik menggunakan masker medis dan jubah putih yang sedikit terkena darah itu berjalan mendekati namjoon yang tunduk asa, "Namjoon-a?" Jemari cantik berbau ethanol itu meremas pundak lebar namjoon lembut.

Semuanya tersadar, Yonggi yang sempat tertidur jadi segar karena terkejut. "N-ne?" Namjoon berdiri. "Bagaimana hyung ku, dia baik-baik saja kan, operasi nya berhasil kan" Namjoon tergesa-gesa, tapi dokter cantik itu tersenyum menenangkan namjoon yang benar sangar khawatir. "Dia hebat, dia berhasil melewati masa kritis nya. Semuanya baik, tapi saat terbangun nanti ada kemungkinan 50% yang sulit di tebak" Jungkook dan yoongi mendekat agar mendengar nya lebih jelas, Yerin melihat wajah satu-satu ketiga pria tampan di depannya ini.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang