Brakk !! Cclingg..
Suara pintu restorant itu terbuka sedikit kasar, pria yang kini berdiri di depan nya memejamkan kedua matanya untuk menyeimbangkan tubuh nya yang kini tak bisa ia kontrol.
'Huftt'
Angin malam ini terasa benar-benar menusuk ke tubuh, jelas terlihat dari wajah tampan taehyung yang kini memerah karena efek mabuk dan cuaca yang dingin pula. sudah beberapa kali taehyung menabrak orang yang sedang berlahu lalang di sekitarnya, ntah kaki nya melangkah ke arah mana. namun, kini taehyung malah duduk di taman yang sedikit orang banhkan hampir tidak ada yang duduk di area itu juga.
"SEOKJIN HYUNG!!!! TOLONG AKU, Hiks..hikss.." taehyung berteriak dengan sangat keras, dan air matanya terjatuh hampa seperti tidak akan ada yang menolong nya malam ini untuk tertidur pulas di atas kasur. secara tiba-tiba ia berhenti menangis dan mulai membuka mata nya perlahan menatap depan penuh jalan yang selama ini ia cari.
"Kenapa aku merasa hidup sendiri sekarang? padahal aku kini hidup banyak di kelilingi orang? kenapa aku..sekarang merasa asing dengan lingkungan ku" benar apa yang di katakan oleh taehyung sekarang, semenjak ia kembali pada keluarga nya kenapa malah dapat banyak kesedihan di banding seharusnya ia mendapatkan banyak kebahagiaan yang melimpah saat ini.
"Hana, aku membutuhkan mu sekarang"
_
Di dalam mobil hana menatap wajah merah seokjin dengan lekat, dengan kepala seokjin yang berada di atas pangkuanhana sekarang, ia kini mengelus hidung mancung seokjin pelan, dan mengusap mata bengak seokjin yang hana tak tahu kenapa matanya bisa seperti itu. "Apa kau habis menangis, eum?" hana melihat kearah kursi depan, wanita yang kini sedang menyetir itu memegang stir kuat. "Eonni, sudah jangan seperti ini" hana melihat kearah kakak nya yang terlihat menahan suatu rasa kecewa.
terdegar suara isakan dari kursi kemudi, hana hanya tertunduk lemas kenapa hari ini banyak sekali kejutan dalam hidup nya. mulai dari seokjin yang mabuk berat, taehyung yang menghilang dan kini kakak nya bertemu dengan orang yang sangat ia hindari sejak beberapa tahun yang lalu. jujur, ini sulit untuk yura untuk bertemu lagi dengan yoongi. seakan-akan kenangan saat itu kembali lagi terputar dalam benak nya yang kini kembali terluka. "Hati ku seperti terluka lagi, ssaeng" adu yura pada adik satu-satu nya.
"Mari kita bicarakan nanti.. kau tidak boleh seperti ini, eonni" adik nya khawatir jika sang kakak akan merenung sedih seperti dulu, kini namjoon ntah ada dimana, hana pun memikirkan nasib keluarga kim yang kini sedang berantakan. "Apa yang harus ku lakukan sekarang? aku harus memulai nya dari mana?" lirih hana berakhir kepala nya menyandar kebelakang.
Sampai di mansion seokjin, yura kagum bukan main dengan isi dari mansion tersebut. saat tadi menjemput hana hanya di loby saja. Dari loby nya saja tadi ia sedikit berharap kalau dia akan masuk kedalamnya dan benar saja sekarang dia bisa memasukinya. "Ahjussi! tolong simpankan mobil eonni ku ya, aku dengannya ingin mengurus tuan seokjin dulu.. dan tolong sampaikan padaku jika kau melihat keberadaan namjoon oppa dan taehyung, yaa" pesan hana pada seorang penjaga rumah yang membuat sang kaka terkejut bukan main, dia seakan seperti nyonya disini.
"Yaa! kau kenapa berani menyuruh nya seperti itu bodoh, apa didik kan manner ku seperti ini jika bertamu di rumah orang yang baru saja kita kenal, heuh?!!" hana sedikit tertawa dengan sikap kakak nya terdengar lucu, namun itu benar ada nya. tapi, kalau ia tidak seperti ini siapa yang akan mengurus kakak beradik ini? jungkook? dia saja masih berada di jepang dan lusa katanya baru kembali ke korea.
Hana memanggil bibi jian, "Bibi, tolong bawakan dua orang untuk membopong seokjin oppa ke kamar nya, ya?" bibi jian pun terheran, kenapa seokjin harus di bopong? apa ia ada cidera. "Tuan seokjin kenapa nyonya?" hana mengusap bahu tegar bibi jian, hana sangat tahu kalau sekarang ia sedang sangat panik dengan mendengar perkataan nya barusan, "Dia tidak apa-apa bi, hanya mabuk saja" yura melotot melihat interaksi antara hana dengan pengurus rumah besar ini, apalagi dengan bibi-bibi itu.