Jangan lupa vote !! :))
'Selamat Membaca'.
.
.
Rumah besar dengan rasa yang sama dengan rumah nya. dingin, sepi, dan hanya ada satu cahaya yang terus berbahagia tanpa tahu apa yang orang besar lakukan padanya, walau jahat padanya sekalipun. Jimin sungguh tak mengerti apa yang orang besar pikirkan terhadap dirinya dan Sabahat nya ini, kenapa tiba-tiba dia muncul lagi setelah 6 tahun menghilang dan dia kembali bukan di tempat yang harusnya ia tinggali.
Jimin hanya punya sang nenek dan sahabat nya sekarang, terlalu menyedihkan jika kalian tahu cerita manis dulu Jimin dengan kedua orang tuanya. bahkan itu hingga membuat sahabat nya pun merengek iri pada kakak nya, Jimin ingat cerita itu dari mulut kakak nya langsung. dan sekarang, kenapa bisa-bisanya Jimin di pertemukan lagi oleh orang yang sangat mirip dengan taehyung, sungguh menyakitkan.
"Jimin-a?"
Mata sipit nya menangkap wajah tampan sahabat nya itu yang sedari tadi sibuk dengan mainan mobil-mobilan yang ia miliki, katanya sih dari Hyung baru nya. "Mainlah dengan ku, untuk apa tadi aku bela-bela minta izin dengan nenek mu dan sampai disini kau malah melamun terus!" kesal nya pada Jimin, senyum manis itu pun mengembang saat mengingat taehyung yang merayu nenek Jimin untuk meminta izin agar Jimin boleh main ke rumah nya.
"Arraseo! Kita mau main apa, apa kau mau main pedang-pedangan seperti dulu?!" tawar nya tanpa sadar, karena ia sekarang sibuk memilih pedang-pedangan di tumpukan mainan milik taehyun. Taehyun pun menyerengit bingung dengan kata 'dulu', apa maksudnya?. "Jja! kau pengang ini, aku akan mengajarimu cara bermain pedang seperti sesungguhnya" taehyun tetap ribut dalam pertanyaannya, ia mencoba mengingat-ingat tapi semuanya nihil bagi ingatannya sekarang.
'ttakk'
"Aau! " ringis taehyun, ternyata pedang jimin memukul pergelangan tangan kiri taehyun hingga terlihat memerah dan lecet. nafas mereka berdua terhenyut membutuhkan oksigen lebih banyak, mata tajam kedua anak hendak remaja ini saling bertukar tatapan. "KAU KENAPA?!" teriak taehyun kesal, jimin yang tak mau kalah pun ikut berteriak, "APA? APA AKU YANG SALAH" balas nya tak kalah keras. taehyun melempar pedang nya sembarang, dan kini mata nya sendu berair seperti ingin menangis. "HAJIMA! Jangan seperti ini jimin-a" tegur taehyun, tangannya terkepal kencang.
Jangan apa maksudnya?
Taehyun mendekat kearah jimin, "Ku mohon maafkan aku, aku mengaku ini salahku karena tidak berhati-hati" ia menunduk mengaku bersalah, jimin sangat terkejut dengan pernyataan nya. "Jangan marah seperti itu, a-aku takut.." rintihan ketakutan akan sesuatu. jimin tak kuasa menahan air mata yang terbendung sejak mereka beradu, dan terlhat jelas juga taehyun menangis juga.
'cklek'
Mereka berdua menengok kearah suara pintu, "Tuan-" wanita cantik itu terkejut dengan keadaan kamar taehyun yang berantakan dan tidak seperti biasanya, "K-kau tidak apa-apa tuan? kenapa tadi ada suara teriakan dari sini?" wanita itu mendekat dan mengelus pundak taehyun sekilas. "Aku baik-baik saja, kita hanya bermain saja tadi..karena terlalu seru jadi, sampai berteriak seperti itu" jelas taehyun pada wanita itu yang kini duduk di pinggir kasur sambil menarik kedua nya.
Wanita itu menunjuk luka taehyun yang kini sedikit mengeluarkan darah, "Jangan bohong padaku, ini ada buktinya. kalian kenapa? katakan padaku, apa kalian bertengkar, untuk apa" mereka berdua hanya berdiam diri, membeku tak tahu harus jawab apa sekarang. "Aku tidak sengaja melukai tangannya" kini jimin yang bersuara, dan wanita itu tersenyum kepada keduanya. tangan halus nya mengusap kedua kepala pria tampan ini, ia di buat gemas oleh kepribadian baik diantara mereka berdua yang terlihat saling melengkapi satu sama lain.