Malam ini hujan kembali turun membasahi kota Seoul dengan deras. Lisa di sana, terduduk santai dengan headphone yang menutupi kedua telinganya.
Mata bulatnya terpejam dalam tenang sampai sebuah petir menyambar dengan keras
"Ayo kita bercerai."Tubuh kurusnya tersentak, warna hazel itu perlahan terlihat menatap lurus dengan tajam "Ck, kenapa aku harus menguping saat itu."
Gadis itu memilih bangkit. Melempar asal headphone yang semula menyumpal kedua telinganya. Ia berlalu masuk ke kamar mandi menyiram tubuh kurusnya itu dengan air dingin dari shower yang ia nyalakan.
"Hit you with that ddu-du-ddu-du du~" gumamnya sambil menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri.
Setelah merasa tubuhnya lebih baik, ia beranjak hanya dengan bathrobe yang membalut tubuhnya. Menuruni tangga menuju lantai 1 yang langsung di sambut oleh beberapa maid.
"Kau melihat Kakak ku?" Tanyanya dingin pada salah satu maid.
"Di dapur, Nona."
Lisa berlalu melangkah dengan santai menuju tempat di mana Kakak kembarnya itu berada. Senyumnya muncul saat punggung kurus berbalut apron itu terlihat tengah memunggunginya.
"Sudah ku bilang jangan menyusahkan diri mu sendiri." ucapnya datar memeluk sosok Rosé dari arah belakang.
Rosé sebenarnya tak heran jika Lisa mendadak bersikap manja padanya. Saat pagi Lisa bisa menjadi Adik yang begitu jauh darinya, tapi sesaat kemudian Adiknya itu bisa menjadi gadis yang begitu manja padanya.
Seperti saat ini, gadis berponi itu tengah sibuk menyembunyikan wajahnya pada ceruk Rosé dan menghirup harum tubuh Kakak kembarnya "Kau ingin makan apa? Aku sudah membuat beberapa hidangan makan malam dan—"
"Aku ingin makan di luar." Gumam Lisa yang nampak masih sibuk menciumi ceruk Rosé.
"Arraseo, ganti baju mu. Pakai pakaian hangat karena di luar hujan." Rosé berbalik menatap Adiknya itu dengan senyum tipis.
"Jangan biasakan mandi dimalam hari. Tubuh mu bisa sakit." Oceh Rosé yang hanya di balas anggukan.
Tanpa kata gadis berponi itu berlalu meninggalkan Rosé yang menatap sendu beberapa piring hidangan yang telah ia siapkan sejak beberapa jam yang lalu.
Bagi seorang Uhm Rosé, Adik kembarnya itu adalah segalanya. Ia adalah sosok kakak yang selalu rela memberikan apapun kepada Lisa. Walau umur keduanya hanya terpaut 15 menit tapi tetap bagi gadis bersurai blonde itu, Lisa adalah Adiknya yang butuh perhatian dan kasih sayang.
"Kalian bisa memakannya atau buang saja ke tempat sampah."
****
Rintik hujan itu mengalihkan perhatian Jennie yang baru saja melepas apronnya "Bisa bantu aku merapihkan ini?"
Seruan itu membuyarkan lamunan Jennie. Ia berlari kecil menghampiri sang Kakak yang tengah menumpuk beberapa kursi di atas meja "Eomma bilang kita harus menemuinya di Gangnam."
Jennie mengangguk. Tempat yang baru saja Kakak kembarnya itu sebutkan adalah cabang Rumah Makan dimana sang Ibu bekerja. Lebih tepatnya cabang utama dari usaha Rumah Makan yang mereka kelola sendiri.
"Eonni hujannya deras, jika kita menggunakan Bus bisa dipastikan Eomma akan memarah karena baju kita basah."
Jisoo berbalik setelah memastikan gembok pintu kaca itu telah terkunci dengan benar "Kalau begitu naik Taksi saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternal
FanfictionTidak ada kata selamanya dalam dunia ini. Baik pertemuan ataupun perpisahan. Karena pada akhirnya, ada saat dimana yang bertemu akan diberpisah dan yang berpisah akan kembali dipertemukan.