14. Plan

5K 881 109
                                    

Yang akan menjadi korban dari sebuah perceraian adalah anak.
___________________________

Setelah berhasil menghentikan tangisnya kini Kijoon duduk dalam diam. Begitu pula dengan Lisa dan Rosé yang berada dihadapannya.

"Appa sedang banyak pikiran." Ujar Kijoon memecahkan keheningan.

Kedua gadis kembar itu mengangguk "Mengenai perceraian Appa dan Eomma— kami sudah resmi bercerai."

Tangan Lisa mengepal, ia benci membahas tentang hubungan Orang tuanya itu. Karena tanpa Kijoon dan Sangeun sadari, keputusan yang mereka ambil itu melukai orang lain.

Bukan hanya Lisa, tapi juga Rosé. Bayangkan jika kalian berada di posisi mereka.

Melihat orang tau kalian bertengkar setiap hari, dan pada akhirnya memilih bercerai. Bukan fisik mereka yang tersakiti, melainkan batin dan hatinya.

"Aku yakin kalian tau yang terbaik." Ucap Rosé berusaha memaksakan senyumnya.

"Lebih baik kalian bercerai dari pada tidur ku terganggu karena mendengar kalian bertengkar setiap hari."

Lisa berlalu menaiki tangga, disusul dengan Rosé yang lebih dulu membungkuk sopan pada sang Ayah "Maaf karena melukai kalian."

****

Lisa menumpahkan air matanya tanpa suara. Menangis dengan posisi tubuh yang meringkuk diatas ranjang.

Walau ia berbicara begitu kasar dan terkesan tak perduli dihadapan Kijoon tadi, tapi sejujurnya denyutan rasa sakit itu mendera hati kecilnya.

"Mereka jahat." Gerutunya kesal memukul guling.

Lisa menghapus air mata itu kasar. Tapi sekeras apapun Lisa mengelak dan berkata bahwa dirinya tak perduli, air matanya itu selalu membantahnya.

Kilapan kunci motor itu menarik perhatiannya, Lisa bangkit meraih kunci motor dan jaket kulitnya "Mungkin minum bisa membantuku."

Klek~

Tubuh Lisa tertarik mundur saat entah sejak kapan sosok Kakak kembarnya itu telah berdiri didepan pintu kamarnya "Minggir."

Rosé menggeleng pelan "Ku bilang minggir!"

"Tak akan." Jawab Rosé pelan dengan tubuh berdiri tegak menghalangi jalan Lisa.

Setelah melihat kepergian Lisa tadi, Rosé memilih untuk menunggu Adiknya itu didepan pintu. Mendengar semua gerutu dan tangisnya melalui celah pintu yang sengaja ia buka beberapa centi.

"Minggir Uhm Rosé!" Bentak Lisa yang sama sekali tak mempengaruhi posisi Rosé.

Kesabaran Lisa habis, gadis itu tak lagi memperingati Rosé. Tubuh kurusnya bergerak mendorong kasar Kakak kembarnya itu agar menyikir dari jalannya, tapi nihil.

"Ada apa dengan mu?! Jangan menghalangi jalan ku, jadi minggirlah!"

Nafasnya keduanya memburu, Lisa tatap tajam manik mata Kakak kembarnya itu dengan marah "Apa mau mu?!"

Rosé tak menjawab. Gadis itu melangkah pelan, mengikis jarak diantar dirinya dan Lisa. Menyelimuti tubuh kurus Adiknya yang terasa dingin itu dengan pelukan hangatnya.

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang