32. Why

4.7K 815 68
                                    

Tungkai putihnya itu berjalan lungkai menyusuri lorong rumah sakit. Beberapa pasang mata mulai memperhatikannya dengan tatapan prihatin.

"Nak, anda baik-baik saja?" Tanya seorang Perawat menghampirinya dengan khawatir.

Tubuhnya penuh memar dan luka, tapi yang ia lakukan hanya berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya. Membuat Perawat wanita di sampingnya itu kebingungan sendiri.

Tak berselang lama seorang Dokter berlari ikut menghampirinya setelah mendapati Perawat wanita itu menatap sekiling seakan meminta bantuan "Hwanjabun, anda baik-baik saja?"

Beberapa Perawat mulai berdatangan berusaha membantu. Mereka berusaha memastikan keadaan dari sosok orang tersebut yang hanya berjalan tanpa arah.

"Nona! Anda harus ditangani!" Cegat Dokter itu menahan lengan kurusnya yang dipenuhi mememar dan luka.

"Aku baik-baik saja— minggir!" Racaunya menyentak tangan Dokter itu kasar.

****

Rosé bergerak gelisah menanti sosok Adik kembarnya yang juga tak kunjung menampilkan batang hidungnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, dengan kata lain dirinya sudah menunggung selama hampir 3 jam di cafeterian.

"Apa sebaiknya aku tunggu di lobby saja?" Rosé bangkit menyeret tiang infusnya perlahan keluar dari cafeterian.

"Nona! Anda harus ikut kami ke UGD!"

Kepalanya tertoleh mencari asal suara yang cukup mengusiknya "Minggir!"

"Li...sa?" Suara itu mengalihkan perhatian beberapa Dokter dan Perawat.

"Chaeyoung~ah..." sahutnya lirih. Senyum itu terpatri di bibir pucatnya sambil mendekati sang Kakak.

Mata Rosé melebar sempurna menatap sekujur tubuh Adik kembarnya yang jauh dari kata baik "Apa kau sudah lama menunggu ku?"

"A-aniyo, aku baru sebentar menunggu mu." Sahutnya menatap khawatir wajah dan tubuh Lisa yang di penuhi memar.

"Syukurlah aku tidak terlambat."

"Apa yang terjadi— LISA!" Tubuh kurus Lisa jatuh dalam pelukan Rosé, membuat segelintir orang yang sejak tadi memperhatikannya terkejut.

"Dokter, tolong Adik ku!" Pekik Rosé panik.

Beberapa perawat meraih tubuh Lisa dan memindahkannya pada brankar yang tersedia "Kembalilah ke kamar Anda, Nona. Kami yang akan—"

"Sireo! Aku mau memastikan Adik ku baik-baik saja." Tolak Rosé membuat Dokter itu kebingungan.

"Aku yang akan memastikan bahwa LIsa baik-baik saja." keduanya menoleh.

Pria Jeon itu berjalan pelan menghampiri Rosé yang berdiri dengan mata berkaca-kaca "Kembalilah ke ruangan mu---"

"Aku tidak mau Jungkook! Apa kau tidak mendengar ku?"

Jungkook menoleh sekilas meminta Dokter itu untuk memberikannya ruang untuk mereka "Dengar, aku akan memastikan Lisa baik-baik saja. Jadi---"

"Aku tak lagi percaya pada mu! Kau bilang akan menjaga Adik ku, Kau bilang akan membawanya menemui ku. Tapi apa?! Dia justru datang pada ku dengan keadaan seperti itu!"

Rosé mendorong kasar tubuh tegap Jungkook yang menghalangi jalannya. Sedangkan pria Jeon itu hanya dapat pasrah dan mengikuti sosok Nona mudahnya.

"Bagaimana keadaan Adik ku? Dia baik-baik sajakan Dokter?"

Pria berjas putih itu menoleh dan mengangguk "Syukurlah tidak ada luka serius. Tapi kami harus melakukan MRI untuk memastikan keadaan lengan kanannya."

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang