26. Look For

4.3K 857 148
                                    

Suara knalpot itu memekang telinga. Manik mata hazel-nya menatap lurus jalan Seoul yang terasa cukup hampa malam ini.

"Mau kemana—"

"— Kemana saja. Bawa aku pergi sejauh yang kau bisa." Potong Jennie cepat mengeratkan pelukannya.

Lisa tak berkutik. Dalam situasi seperti ini mustahil baginya melakukan penolakkan, terlebih setelah mendengar tangis Jennie yang tak kunjung berhenti sejak tadi.

Entah apa masalah yang gadis itu miliki sampai ia berlari meminta tolong pada Lisa untuk membawanya pergi sejauh mungkin "Jangan terlalu lama menangis. Berisik!"

"Maaf~" cicitnya dengan isak.

Lisa melirik arloji-nya yang menunjukkan pukul 10 malam. Sudah 1 jam lebih mereka berkeliling tanpa tujuan.

"Kau sudah makan?" Kepala Jennie bergerak ke kanan dan kiri menggesek punggungnya. Seulas senyum gemas itu terpatri di bibir Lisa.

Gadis bermata kucing itu menarik wajahnya dari punggung Lisa saat merasa laju motor yang mereka tumpangi kian melambat "Kenapa berhenti?"

"Bensin motor ku habis." Dumal Lisa kesal turun dari motor hitamnya.

Jennie mengikuti gerak Lisa; berdiri di atas trotoar sambil mengamati Lisa yang tengah menelfon.

"Ck, kita cari makan disekitar sini saja. Orang suruhan Ayah ku akan datang 10 menit lagi untuk membawakan motor."

Lisa melenggang begitu saja, sedangkan Jennie berjalan mengekorinya dengan wajah polos "Aku lapar Lisa."

"Kau tak lihat aku sedang berjalan?" Gadis Uhm itu menoleh menatap Jennie kesal.

"Memangnya dengan kau berjalan lapar ku akan hilang?" Sahut Jennie dengan wajah sembabnya.

Hela nafas itu terhembus kasar. Lisa kembali melaju kakinya tak memerdulikan Jennie yang memajukan bibirnya beberapa centi dengan ekspresi kesal.

"Ku pikir-pikir hutang mu pada ku semakin banyak, ya?" Ucap Lisa tiba-tiba.

"Hutang? Sejak kapan aku berhutang pada mu?"

Lisa membalik tubuhnya, berjalan mundur secara perlahan dengan mata yang fokus pada Jennie "Kau tak ingat? Ingin ku sebutkan satu persatu?"

Dengan polosnya Jennie mengangguk setuju "Pertama, kau menumpahkan kuah ramyeon pada jaket kulit seharga 120 juta won,"

Jennie membelalak matanya lebar, 120 juta won?! Jaket kulit macam apa yang harganya menyentuh angka 1,4 miliar rupiah itu?

"Kedua, kau menyiram wajah ku dengan air dingin di restaurant malam itu—"

"Tunggu! Kau duluan yang menyipratkan genangan air pada Jisoo dan aku malam itu. Kau lupa?" Balas Jennie sengit.

"Bagaimana bisa kau tahu itu aku?"

Jennie berkaca pinggang dengan tatapan tajam "Aku melihat mu keluar dari mobil kuning itu."

"Mana ku tahu. Lagi pula salah mu berdiri di sana." Jawab Lisa enteng membuat Jennie mencibir.

"Ketiga, aku yang menolong mu dari Ahjussi mabuk di club malam itu. Keempat, aku yang menolong mu saat hujan lebat malam itu. Kelima, aku juga yang menolong mu kabur malam ini."

Jennie berdecak dengan wajah kesal
"Kau jadi manusia perhitungan, ya?"

"Berarti kau memiliki 5 hutang, salah satunya ku hitung impas." Tutur Lisa mengakhiri sesi hitung menghitungnya.

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang