Masa lalu itu, kelak menentukan bagaimana masa depan mu.
__________________________PLAK!
"Kau gila?! Permintaan mu itu tidaklah masuk akal!" Seru sang Ibu marah.
"AKU TIDAK PERDULI!" Jeritnya keras.
Pria itu menatapnya sinis menahan amarah
"Sejak awal aku tak pernah mencintai mu atau bahkan tertarik— sedikit pun tidak!""Lalu kenapa kau mendekati ku?!" Pekiknya tak terima.
"Mendekati mu?! Apa kau waras? Sejak kapan aku mendekati mu, melirik mu saja aku tidak berminat."
Wanita itu berdiri dengan amarah membara "Jadi kau mempermainkan ku?!"
"Apa-apaan kau ini—"
"Ini semua pasti karena dia kan?! Iya, jawab aku!" Serunya mengguncang tubuh tegap pria dihadapannya.
"Berhenti bersikap kekanakan!" Ucap sang Ibu berusaha menarik putrinya itu menjauh.
"Tidak! Dia milik ku, sampai kapan pun akan seperti itu." Tekannya tegas.
Wanita paruh bayah itu menarik putrinya lebih keras untuk menjauh, tapi hujan deras membuat jalan menjadi licin. Wanita itu tertelincir dan jatuh membentur aspal.
"Eomeoni!" Seru pria itu meraih tubuh Ibu mertuanya yang tergeletak.
Mata hitamnya mengedar berusaha mencari bantuan "Apa yang kau lakukan?! Ibu mu sekarat, cepat cari bantuan!"
Bukannya membantu, wanita itu justru menggeleng dengan langkah menjauh
"Tidak. Semua ini terjadi karena Eomma. Karena Eomma yang selalu menyudutkan ku. Jadi biarkan aku lepas, maka Eomma harus mati.""KAU GILA, YA?!" Teriak pria itu marah.
Wanita dihadapannya itu nampaknya memang sudah benar-benar gila. Bahkan begitu tega mengatakan hal keji seperti itu di saat wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya itu sekarat dihadapannya.
"Aku tak perduli." Ujarnya sinis berlalu dari sana.
Suara kerasnya hujan dan gemuru itu bersahutan menyambut langkah angkuhnya "Bagaimana bisa kau begitu tega melakukan ini?! KIM SANGEUN!"
****
Wajah berserinya itu nampak senantiasa membuat Lisa tersenyum kecil. Setelah kejadian di cafeterian tadi, Rosé dan kembar Lee itu nampak semakin dekat.
Terbukti dengan keadaan mereka yang kini tengah berbincang dengan tangan yang saling bergandengan.
"Lisa kau ikut?" Tanya Rosé tiba-tiba berbalik.
"Tidak." Rosé berdecak kesal. Kenapa ia memiliki Adik begitu dingin dan kaku.
"Ayolah. Kami akan menghabiskan banyak waktu di mall. Mulai dari bermain games, berbelanja, makan dan—"
"Tidak. Mengerti?" Lisa masuk ke dalam mobil lebih dahulu.
"Eonni pulanglah bersama ku. Kita bisa pergi ke mall bersama." Jisoo menggeleng dengan senyum.
"Kami harus meminta izin pada Eomma terlebih dahulu."
Rosé mengangguk dengan wajah lesuh "Arraseo, nanti segera hubungi aku jika kalian ingin pergi. Akan ku jemput."
Mobil kedua gadis Uhm itu berlalu meninggalkan Jennie dan Jisoo yang mendesah lega "Berteman dengan orang kaya itu melelahkan ternyata."
"Aku tak yakin jika Eomma akan mengizinkan kita untuk pergi. Terlebih untuk menghambur-hamburkan uang seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternal
FanfictionTidak ada kata selamanya dalam dunia ini. Baik pertemuan ataupun perpisahan. Karena pada akhirnya, ada saat dimana yang bertemu akan diberpisah dan yang berpisah akan kembali dipertemukan.