"Kau dan aku itu dilahirkan untuk saling melengkapi."
____________________________Tatapan beberapa siswa itu nampak menggangu Rosé yang baru saja melewati lobby sekolah "Apa ada yang salah dengan penampilan ku?"
Lisa menoleh pada Kakak kembarnya itu. Pikiran jahil terlintas dikepalanya. Lisa menyondongkan tubuhnya, mengendus wajah dan leher Rosé membuat sang empu bertanya-tanya.
"Kenapa?" tanya Rosé bingung.
"Kau... bau asam."
Lisa berlari sekencang mungkin saat Kakak kembarnya itu mengangkat tangan ke udara bersiap memukulnya "Jangan kabur kau bocah!"
"Makanya mandi!" seru Lisa dengan lidah yang terjulur.
Rosé berdecak kesal mempercepat langkahnya "Aku sudang mandi dan memakai parfum!"
Bungsu Uhm itu tertawa dengan langkah mundur, wajahnya mengarah pada Rosé dengan sorot meledek.
Asik dengan dunia mereka. Keduanya tak sadar jika tak jauh dari mereka, ada seorang siswi yang tengah membawa tumpukan buku dengan susah payah.
"Bayangkan bagaimana jika para pria yang menyukai mu itu tau jika seorang Uhm Rosé jarang mandi---"
Bruk~
Lisa meringis saat beberapa buku itu menibani kepalanya "Apa kau tak punya mata?!"
Seringai menyeramkan itu terbit di wajah Lisa membuat tubuh mungil seorang meremang "Aku seperti tak asing dengan kalimat itu, benar Jennie-ssi?"
"W-wae? Apa yang salah?" Jennie bergerak menjauh kala Lisa mengambil langkah semakin dekat ke arahnya.
"Ah~ Aku pernah mendengar kalimat itu di minimarket, tepatnya dari orang yang telah menumpahkan kuah ramyeon pada jaket ku dan setelahnya justru kabur."
Jennie menelan saliva-nya kasar. Lisa tidak mungkin akan membalasnya saat ini kan? Tapi siapa yang tau isi kepala dari gadis Uhm itu?
Semakin lama Lisa kian mengikis jarak diantara mereka, bahkan kini Jennie mulai bisa merasakan deru panas dari nafas Lisa "YA! Dia Sunbae mu kenapa kau membuatnya takut?"
Lisa meringis saat jemari lentik milik Rosé kini bersemayam menarik telinganya cukup kuat "Minta maaf!"
"Mwoya?! Dia yang salah kenapa aku yang minta maaf---"
"Minta maaf, Uhm Lisa." Ucap Rosé mengulangi kalimatnya dengan penekanan pada setiap katanya.
Melihat tak ada respon dari Adik kembarnya, Rosé pun bergerak melepas tangannya dari telinga Lisa dan beralih memunguti buku yang berceceran di atas lantai.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lisa tak suka melihat Kakak kembarnya itu berjongkok dan memunguti buku.
Lisa mengeram kesal saat Rosé sama sekali tak menanggapinya "Kau ini kenapa selalu bersikap aneh saat bersama meraka, aku tak suka!"
Gadis berponi itu melenggang pergi membuat desah kecewa itu terdengar dari Rosé "Maafkan Lisa, Eonni."
"Gwenchana, Rosé." Sahut Jennie dengan senyum ramah.
"Sikap mereka jauh bertolak belakang." batin Jennie yang sesekali mencuri pandang pada gadis Uhm itu.
"Eonni akan kemana? Biar ku bantu membawa ini." Tawar Rosé ramah.
Gadis Lee itu menggeleng tak setuju
"Tidak perlu, lagi pula ini tugas ku.""Tak apa. Sebagai teman aku ingin membantu." Sahut Rosé terkesan memaksa. Melihat kegigihan gadis blonde itu, Jennie pun hanya dapat pasrah dan menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternal
FanfictionTidak ada kata selamanya dalam dunia ini. Baik pertemuan ataupun perpisahan. Karena pada akhirnya, ada saat dimana yang bertemu akan diberpisah dan yang berpisah akan kembali dipertemukan.