Terkadang bantuan datang dari siapa saja, termasuk musuh mu sekali pun.
_____________________________Jennie terbelalak menatap pria dihadapannya itu telah tersungkur menubruk pintu dibelakanganya.
"Jangan terlalu banyak bicara," tutur seseorang membuat Jennie menoleh.
"Tapi langsung saja pukul, seperti itu." Lanjutnya menarik tangan Jennie untuk bergegas pergi dari sana.
"Kau tidak minum apa yang Naeun berikan pada mu, kan?"
Jennie menggeleng polos "Bagus. Itu memang bukan alkohol. Tapi minuman perangsang."
Jennie pasrah saat dirinya ditarik kembali menuju ruangan temaram beraroma alkohol yang menyengat. Tangan kurus itu ternyata terus menyeretnya hingga sampai lobby club.
"Pulang sana." Usirnya menghempas Jennie.
Jennie mengerjap menatap punggung kurusnya itu hendak beranjak menjauh darinya "Lisa!"
Sepasang kaki berbalut sepatu hitam itu berhenti, Lisa menghela nafasnya panjang dan berbalik "Apa?"
"B-bisakah kau mengantar ku pulang—"
"Tidak." sahu Lisa singkat membuat wajah Jennie berubah sendu.
Lisa berdecak kesal menatap wajah murung Jennie "Ck, hubungi seseorang. Jangan manja."
"Jennie!"
Tubuh Lisa membeku. Mata hazel-nya itu melebar mendapati Rosé yang berdiri menatapnya dingin dari pintu club.
"Kau baik-baik saja, kan? Kau terluka? Apa ada yang melakukan sesuatu pada mu?!" Ucap Jisoo menyerang Jisoo dengan berbagai macam pertanyaan.
"Aku baik-baik saja. Lisa yang menolong ku." Jisoo menoleh pada punggung Lisa yang menegang.
"Apa yang kau lakukan di club malam-malam? Kenapa tidak belajar di rumah, huh? Sedang apa kau disini?" Seru Lisa mendekati Kakak kembarnya itu.
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya?" Tutur Rosé dingin.
Lisa menelan saliva-nya kasar, Kakak kembarnya itu nampak marah pada sekarang "Jadi ini urusan mu? Di club, minum?"
"Chaeyoung—"
"Aku tidak mau mendengar alasan mu." Potong Rosé berlalu dari hadapan Lisa.
"Jisoo Eonni, ayo aku antar kalian pulang." Jisoo yang merasakan suasana mencekam itu segera menarik Jennie masuk kedalam mobil.
Lisa mendengus pada Jungkook yang tersenyum sekilas sebelum beranjak masuk pada kemudi mobil "Ck, aku harus merayunya dengan apa?"
****
Jiah bergerak gusar menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam. Dimana Jisoo dan Jennie? Seharusnya kelas tambahan itu selesai pada pukul 7.
"Apa sesuatu terjadi?" Gumamnya gelisah.
Klek~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternal
FanfictionTidak ada kata selamanya dalam dunia ini. Baik pertemuan ataupun perpisahan. Karena pada akhirnya, ada saat dimana yang bertemu akan diberpisah dan yang berpisah akan kembali dipertemukan.