47. Her Game

3.1K 522 75
                                    

"LISA!"

Pekikan lantang Rosé menggema di tangga rooftop, mata cokelatnya itu terbelalak mendapati Adik kembarnya yang nampak sayu terhuyu kebelakang melewati pembatas.

"LISAA!" putri ketiga Uhm itu berlari kencang, dan kelegaan menyelimuti hatinya saat tangan itu berhasil di raihnya dalam waktu yang tepat.

"Chaeyoung~ah... aku mengantuk." bungsu Uhm itu melirih pelan saat tubuhnya bergelantungan di pinggir rooftop.

"Tahan sebentar. Aku akan—"

Srek!

Lidahnya terasa kelu. Sekujur tubuh Rosé kaku seketika. Gadis bersurai blonde itu berusaha menahan genggaman tangannya pada Lisa. Sementara kepalanya menunduk, menatap pecahan botol beling yang kini menancap di sisi kiri tubuhnya.

"Na...eun—"

"Lepaskan Adik mu dan aku akan membiarkan mu hidup." bisik Naeun menekan pecahan beling di tangannya.

Rosé menggelang lemah, berusaha keras meraup udara yang tiba-tiba saja terasa menipis
"Lepaskan. Adik mu."

Rosé hanya mampu menggelang. Remasannya mengerat pada jemari Lisa yang berusaha mempertahankan kesadarkannya. Naeun memutar dan menekan tangannya secara bersamaan, membuat air mata itu mengalir tanpa izin dari kedua mata Rosé.

"It's your fault. Ini semua karena kau dan Adik mu."

Kedua tungkai Rosé melemas saat Naeun menusuk beberapa kali secara kasar hingga membuat paru kiri Rosé kebas dan sesak. Naeun benar-benar memanfaatkan kelemahannya, gadis itu seakan-akan kehilangan akal sehatnya.

"Sepertinya aku tak perlu repot-repot menyingkirkan kalian berdua. Lagi pula kalian juga akan mati kehabisan darah pada akhirnya."

Naeun melempar asal beling berlumuran darah itu ke lantai rooftop "Seperti yang kau bilang. Kau ingin melemparku dari atas rooftop ini, bukan? Dan rules dalam permainanku adalah 'Boomerang' mengerti cantik?"

Naeun mendekat, berbisik halus tepat di telinga Rosé "Maka, selamat nikmati permainanku."

Rosé mengeratkan rahangnya "Kalau begitu kau akan ikut mati bersama kami!"

Tungkai putih Rosé menendang keras Naeun hingga gadis itu limbung dan tak sengaja melewati tepi rooftop yang hanya setinggi pinggulnya.

Tapi seperti takdir sedang berpihak pada kejahatan dan Naeun. Karena entah dari mana dan sejak kapan Mina datang meraih Naeun untuk kembalik naik.

"Ku pikir kau pintar, ternyata sama bodohnya dengan Adik mu." sargas Mina pada Rosé.

Gadis bersurai blonde itu memekik kala Naeun menjambaknya dengan kuat "Gadis tak tahu diuntung, beraninya kau menendang ku, huh?!"

"Akan lebih baik jika kalian cepat pergi dari sini."
Naeun dengan gilanya beberapa kali melayangkan tendangan keras pada kaki dan tubuh Rosé.

"Bertahan Rosé, hidup mu dan Lisa kini tergantung pada dirimu." gadis Uhm itu menyemangati dirinya yang dengan keras mempertahankan kesadarannya.

"Hentikan Naeun, tinggalkan saja mereka sebelum ada yang melihat."

Hembusan nafas lega itu terdengar dari Rosé yang memastikan kepergian Naeun dan Mina.
"Lepaskan aku, Rosé. Selamatkan dirimu dan lanjutkan hidupmu."

Dengan wajah yang kian memucat itu Rosé menarik nafasnya yang berat sedalam mungkin. Ia menunduk menatap mata Adik kembarnya yang hendak tertutup.

"Kau hidup ku Lisa." Kesadaran Lisa yang kian menghilang itu menghadirkan pilihan untuk Rosé.

Melepaskan genggamannya pada Lisa, atau membiarkan dirinya ikut terjun bersama Lisa dengan melepas penganggan pada pembatas.

"Lisa~ya... jika semuanya berakhir disini. Ingatlah bahwa dirimu adalah alasanku bertahan hidup."

Rosé memejamkan matanya erat. Perlahan gadis itu memasrahkan dirinya, melepaskan genggamannya dan membiarkan tubuh kurusnya itu tertarik melewati pembatas dan terjun bebas bersama Lisa.

"Pagi ini aku berdoa pada Tuhan untuk mengembalikan kehidupan keluarga ku yang ku renggut dulu. Jika dengan kepergian ku Tuhan mengabulkannya, maka biarlah ku tukar nyawa ku ini dengan kebahagiaan mereka."

BRAK!

****

Jisoo dan Jennie di landa kepanikan setelah kedua Adiknya di nyatakan menghilang. Seluruh penjuru sekolah telah kedua gadis itu telusuri, tapi tak juga mereka temukan sosok kedua Adik kembarnya itu.

"Kau dengar? Katanya ada Siswi yang jatuh dari rooftop."

Perasaan tak nyaman itu membelenggu Jisoo dan Jennie sesaat mendengar beberapa Siswa yang saling berbisik melewatinya.

"Aku yakin kau merasakan hal yang sama dengan ku." ujar Jisoo sebelum bergegas pergi meninggalkan Jennie.

Kedua gadis Uhm itu berlari menuju lantai dasar. Menemukan kerumunan orang-orang memenuhi halaman sekolah yang nampak begitu kacau.

"Permisi bisa beri kami jalan sedikit?" ucap Jennie membelah lautan manusia yang nampak tengah mengerubungi sesuatu.

Jennie dan Jisoo dapat merasakan kedua lututnya mendadak lemas.

Langkah keduanya perlahan mulai melambat kala mata mereka menangkap sebuah mobil yang nampak tak terbentuk dengan raga seseorang tergeletak malang diatasnya.

Bau anyir tercium dimana-mana, darah segar merembes dari sela-sela mobil serta aspal yang mulai dipenuhi cairan berwarna merah.

"Tuhan, katakan jika semua ini hanyalah mimpi."

Fraternal
Jakarta, 12 November 2023

Note :

Hellorrr guyss, gimana-gimana chapter ini?
'Lupa thor' kalo lupa bisa dibaca beberapa chapter sebelumnya soalnya jujur aku juga baca ulang dari awal🤣

Pendek ya? Tenang ada 1 chapter lagi yang udah siap. Mau liat dulu apakah masih banyak yang nungguin kelanjutan Fraternal. See u next chapter.

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang