PART 2

286 43 4
                                    

"Jin Oppa. Apakah kita harus membelikan makanan untuk Taehyung." Bisik Sakura ketika Jimin, Jungkook dan Hooseok berdebat tentang makanan yang mereka makan.

Seokjin tersenyum lembut. Walaupun permusuhan yang terjadi antara Sakura dan Taehyung terjadi sejak lama namun gadis itu masih saja memperhatikan Taehyung.

"Baik, nanti kita akan membelikannya makanan untuk makan siang. Aku pikir dia sekrang sedang menggerutu dirumah karena hanya ada roti tawar di kulkas."

"Tidak perlu Hyung. Taehyung bisa berjalan sendiri mencari makanan." Balas Jimin dengan mulut penuh makanan.

"Diam dan telan dulu makanan di mulutmu." Sela Hooseok.

"Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan makanan untuk kita bawa pulang." Ucap Seokjin.

Sakura mengangguk manis.

Sementara Yoon-gi dan Taehyung sedang makan bersama di restoran khusus masakan barat.

"Hyung ayo makan. Kau bilang kau lapar." Ucap Taehyung dengan mulut penuh makanan.

"Aku melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang." Yoon-gi melihat Taehyung makan dengan lahapnya.

Yoon-gi hanya bisa menghela nafas melihat Taehyung makan seperti orang kelaparan.

Ketika memasuki dorm. Jungkook dan kawan-kawan mendengar suara ramai dari arah ruang tamu.

"Hyung kapan kau tiba?" Tanya Jungkook kepada Yoon-gi.

"Pagi ini. Dimana yang lain?"

Satu persatu dari mereka muncul.

"Wah, kalian sedang pesta pizza?" Jimin dengan wajah yang masih kelaparan mendatangi hamparan pizza yang ada di meja depan ruang tv.

"Perutmu bisa meledak jika kau terus makan." Cela Hooseok.

Jimin nampaknya tidak peduli dengan perkataan Hooseok dengan mengambil sepotong pizza dan mengunyahnya.

Seokjin melirik Taehyung yang fokus memakan pizza seraya melihat acara televisi

"Aku pikir kau tidak lapar. Jika kau lapar tadi seharusnya aku tidak menolak permintaan Sakura untuk membelikanmu makanan."

Taehyung mengerutkan dahinya. "Siapa yang peduli dengan apa yang diinginkan gadis itu."

"Bocah ini masih tidak berubah. Jangan terlalu jahat dengan dia. Bagaimanapun dia satu agensi dengan kita." Sela Yoongi

"Kalian saja yang terlalu mengistimewakan dia. Kalian tahu ada berapa orang di grup Lesserafim? Dan dia bukan satu-satunya perempuan di agensi kita."

"Hyung, berikan kunci mobil yang ada di tanganmu." Seru Yoongi kepada Seokjin". Seokjin otomatis melempar kunci ditanggannya dan ditangkap oleh Yoongi dengan reflek. Dengan tatapan gelap, pandangan mata Yoongi melihat Taehyung. "Apakah aku  bisa melempar kunci mobil ini ke mukamu." Yoongi tersenyum ngeri.

"Hyung kau ingin merusak wajah tampanku yang bernilai jutaan won ini." Protes Taehyung.

"Jika bisa. Mengapa tidak" Yoongi mengangkat kedua bahunya.

Taehyung menggerutu pelan sambil menghabiskan beberapa potong pizza lagi. Apakah dia benar-benar membenci Sakura? Setidak dia berfikir ya memang dia membenci gadis itu.

Keesokan paginya Sakura yang bangun kesiangan, keluar dari kamarnya dan memanggil setiap member namun tidak ada juga jawaban. Gadis itu berfikir mungkin saja merek semua sedang pergi ke suatu tempat karena dia sendiri tidak hapal seberapa sibuk jadwal member lainnya.

Sakura menuju dapur untuk mengambil segelas air putih dan ketika dia ingin membuka kulkas dia melihat Hyunjin menempelkan post it yang berisikan jika mereka telat menyiapkan sarapan untuk Sakura. Ya, hanya itu.

Ketika sakura melihat makanan di atas meja makan, perutnya langsung berbunyi cukup keras. Itu sangat memalukan untuk didengar orang banyak dan itu lebih memalukan lagi karena dia adalah seorang idol.

Ponsel sakura berbunyi ketika gadis itu baru saja menggeser kursi untuk sarapan. Sambil berlari kecil gadis itu menuju kamarnya dan meraih ponselnya yang berada di buvet.

"Bagaimana kabarmu Sakura?" Terdengar suara halus seorang pria dari balik telepon.

"Aku sangat baik. Aku pikir kau melupakan negaramu sendiri dan akan menetap di Jepang." Sindir Sakura.

"Tidak mungkin aku meninggalkan bungaku yang cantik disana dan di kerubungi lalat-lalat kotor."

Sakura tertawa. "Akan kuberitahu pada mereka semua jika kau mengatakan mereka itu lalat. Aku yakin ketika kau pergi ke kantor agensi, mereka akan memberikanmu tatapan kematian."

"Kau jahat sekali. Apa kau ingin aku disakiti mereka?"

"Mingyu kau menggelikan."

Ya pria yang sedang berbicara dengan Sakura adalah Kim Mingyu.

"Sakura, apa kau tidak menyukaiku lagi?" Mingyu merajuk.

"Jika aku jawab tidak. Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan menciummu sampai aku puas." Jawab Mingyu tanpa pikir panjang.

"Sejak kapan kau menjadi seorang cabul seperti ini?"

"Sejak aku mempunya kekasih secantik kau. Kau itu membutuhkan pengamanan yang tinggi."

"Bilang saja jika kau cemburu." Sela Sakura.

"Tentu saja aku cemburu. Kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku ketika kau di kelilingi para Sunbae pria. Aku ingin sekali berteriak "Hei, minggir dari kekasihku". Namun sayangnya aku tidak bisa."

"Aku minta maaf." Sakura tertawa pelan.

"Tidak masalah. Aku tahu kita merahasiakan hubungan kita bukan karena kau takut hubungan kita diketahui media tapi kau tidak ingin menyakiti hati dia."

Kata *dia* membuat tubuh Sakura seketika merinding. Bukan berati Sakura mencintai pria itu yang tidak lain adalah Taehyung atau juga membencinya. Gadis itu tidak ingin Taehyung semakin membenci dirinya karena berkencan dengan salah satu temannya. Entah mengapa dia peduli dengan hal itu.

"Sayang, kau memikirkan dia kan?" Kata Mingyu.

"Bagaimana kau bisa tahu pikiranku?"

"Karena hati kita sudah menyatu." Mingyu sambil mengangguk meyakini.

"Kau masih saja menyebalkan."

"Tapi kau menyukaiku bukan?"

"Aku tidak ingin menjawabnya." Balas Sakura. "Kapan kau kembali, aku merindukanmu?" Suara Sakura memelas.

"Sabar, mungkin saja beberapa saat lagi kita bertemu, besok , satu Minggu lagi, satu bulan lagi atau satu tahun lagi."

Sakura memutar bola matanya. "Kalau begitu aku tidak jadi merindukanmu."

"Hey nona, kau tidak boleh menarik ucapanmu lagi."

"Aku tidak peduli. Kau menyebalkan."

Mingyu hanya bisa meringis ketika mendengar kekasihnya kesal.

"Sayang, jika kita bertemu lagi akan aku pastikan jika kau akan mendapatkan servis yang memuaskan."

Wajah Sakura merona. Apa yang yang dipikirkan pria itu dengan mudahnya berbicara vulgar seperti ini.

"Hilangkan pikiran kotor di kepalamu." Mingyu tidak bisa menahan tawanya.

"Kim Mingyu, kau memang menyebalkan."

"Terimakasih sayang." Balas Mingyu.

Panggilan diputuskan sepihak oleh Sakura.

HUSH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang