Part 7

209 27 3
                                    

Wajah Sakura semakin bingung ketika sampai di depan bioskop. Kini dia menggunakan syal milik Mingyu dan topi baseball milik Mingyu juga tidak lupa dengan masker.

Mereka berdua berdiri didepan kaca yang tinggi melihat pantulan diri mereka berdua didepan cermin yang menjulang tinggi di area bioskop membuat Mingyu serasa pasangan yang sedang berkencan.

"Apa yang kita lakukan disini." Bisik Sakura.

"Aku ingin menonton film. Kau mau membantu untuk menemani nonton film kan?"

"Ok. Apakah aku bisa mendapatkan popcorn asin dengan ukuran besar?"

"Tentu. Akan kubelikan apapun yang kau mau."

Sakura akhirnya bisa tersenyum. Walau senyuman itu terlihat di balik masker namun Mingyu bisa melihat dari mata Sakura.

Setelah Mingyu membeli tiket film, dia mengajak Sakura untuk membeli popcorn dan soda. Mata gadis itu bersinar. Mingyu senang sekali melihat pemandangan itu. Dia cukup menyesalinya. Mengapa dia tidak melakukan hal ini dari dulu.

"Ayo duduk disana." Mingyu menunjuk salah satu sofa yang kosong tidak jauh dari studio bioskop dimana film yang mereka pilih akan tonton.

Sakura duduk disamping Mingyu dengan sedikit kaku. Dia tidak pernah melakukan hal ini. Ini pertama kalinya dia menonton film dengan seorang pria. Apakah bisa ini disebut kencan? Sakura terus mengulang hal itu dalam hati. Setidaknya dia sering melihat adegan ini di drama yang sering dia lihat di TV.

"Apakah baik-baik saja kita menonton disini?" Sakura berbisik

"Tidak ada yang mencurigai kita. Mereka sibuk dengan kekasihnya masing-masing."

Sakura melihat keadaan sekeliling. Memang benar saja ternyata tidak ada yang memperhatikan mereka berdua.

"Apa kita berdua berkencan?"

"Apa aku bisa mengatakannya seperti itu?"

Sakura mengedipkan kedua matanya.

Mingyu tersenyum dibalik maskernya. Dia ingin sekali berkata dengan lantang "Ya, kita sedang berkencan."

Sepertinya Mingyu salah memilih film. Film yang di tonton bersama Skura membuat gadis itu menangis. Awalnya pria itu ingin menghibur Sakura namun malah membuatnya menangis karena film. Hal itu membuatnya tidak fokus terhadap film.

Ketika film selesai di putar. Satu persatu penonton mulai meninggalkan bangku. Sakura dan Mingyu masih dibangku yang sama. Mingyu membeli satu deret bangku bioskop karena dia tidak ingin ada orang yang berlalu lalang di deretan kursi yang mereka tempati.

"Filmnya sangat bagus. Apa kau lapar?"

Mingyu mengangguk. Sebenernya dia mengangguk bukan karena lapar tetapi masih mencerna perkataan Sakur.

"Ayo kita makan. Biar aku yang bayar."

Mingyu tersenyum. "Aku ada tempat bagus untuk makan. Ingin kesana?"

"Ayo." Jawab Sakura Antusias.

***

Mingyu mungkin tidak berhenti membuat Sakura terkejut. Dia melihat sekeliling ruangan restoran yang ternyata berada di rooftop sebuah gedung dan restoran itu terlihat seperti private restaurant.

Sakura akhirnya bisa bebas membuka topi, syal, dan maskernya. Mata besarnya memindai sekeliling. Dia tampak senang sekali. Terlihat matanya berbinar-binar.

Mingyu sambil menopang dagu dengan tangan kirinya mengamati Sakura. Ternyata keindahan itu tidak perlu dicari jauh-jauh. Semua keindahan itu ada di wajah Sakura.

Entah seberapa banyak Mingyu mengatakan Sakura itu cantik.

"Terimakasih kau mengajakku ke sini. Tempat ini sangat cantik." Sakura menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

"Apapun asal kau senang."

"Jadi apakah ini kencan?" Sakura bertanya hal sama kembali.

"Iya, ini kencan pertama kita." Mingyu tersenyum lebar.

Flashback end

***

"Apa yang kau pikirkan." Mingyu yang kini berpakaian bersih menggunakan celana training dan t-shirt putih. Dia duduk disamping Sakura sambil memeluk tubuh gadis itu dan membenamkan kepalanya di leher.

"Aku hanya mengingat pertama kali kau mengajakku berkencan." Seru Sakura.

"Kau tahu sampai saat ini topi baseball dan syal yang kau gunakan aku simpan rapi. Tidak ada yang boleh menggunakannya termasuk aku. Itu seperti sejarah."

"Sejak kapan kau mulai menyukaiku?" Tanya Sakura.

"Aku tidak akan bilang."

"Kenapa?" Sakura penasaran.

Mingyu menggeleng dan membisu.

Percuma saja Sakura memaksa Mingyu menjawab pertanyaannya, pria itu tidak akan menjawab.

Sakura memeluk tubuh Mingyu dengan erat dan menggigit hidung pria itu. "Kau menyebalkan." Seru Sakura.

"Tapi kau masih menyukaiku." Mingyu mempererat pelukannya.

Mingyu mengadahkan wajahnya dan mendekati wajah Sakura. Sakura merasakan sensasi kulit kenyal yang menempel di bibirnya. Itu adalah bibir Mingyu. Kini posisi mereka berbalik tertidur. Sakura di posisi atas dan Mingyu dibawah. Bibir mereka berdua saling bertautan. Dengan lembut Mingyu mencium bibir Sakura. Sakura yang terhanyut membalas ciuman itu. Dan kini sensasi disekeliling mereka berdua seperti terbakar. Mingyu memeluk tubuh Sakura dan ciuman mereka berdua pun semakin panas. Terdengar suara basah bibir dengan jelas.

"Kau tahu aku sangat menyukaimu." Mingyu melepaskan ciumannya. "Bahkan mungkin aku sangat mencintaimu. Terdengar menggelikan bukan." Mingyu mengelus bibir bawah Sakura. "Tapi aku tidak bohong. Aku menyukaimu sudah sangat lama. Itu membuatku sangat bahagia ketika kau menerima pernyataan cintaku. Jadi jika suatu saat nanti aku membuat kesalahan bodoh. Aku mohon maafkan aku, karena kau tahu aku tidak bisa lepas darimu."

"Seperti kau akan membuat sebuah kesalahan saja." Sakura menggoda.

"Anggap saja seperti itu."

"Selama kau tidak selingkuh, mungkin aku akan memaafkanmu."

"Aku tidak pernah selingkuh atau melihat gadis lain." Mingyu menjawab cepat.

"Bagaimana aku bisa percaya, kau saja selalu dikelilingi wanita cantik."

Mingyu menggeleng. "Aku tidak tertarik. Aku tersenyum hanya karena aku seorang idol yang diwajibkan ramah kepada siapapun. Kau percaya aku kan?" Wajah Mingyu seperti anak anjing yang ditinggal induknya.

"Aku percaya tapi kau membuatku kesal hari ini." Sakura memukul pundak Mingyu dan kembali duduk.

"Apa yang membuatmu kesal. Aku minta maaf." Mingyu mengikuti Sakura duduk.

Sakura berpura-pura marah.

"Ayolah Sakura jangan marah seperti ini." Mingyu merajuk seperti anak kecil.

"Kau tidak memberitahu jika kau sampai di Seoul hari ini."

"Untuk itu. Aku minta maaf. Sebenernya aku sampai kemarin dan ingin membuat kejutan untukmu."

Sakura memicingkan matanya. "Kemarin?"

Mingyu mengangguk.

"Oh, Tuhan. Kau memang sangat menyebalkan." Sakura melempar bantal sofa ke arah wajah Mingyu. Dia kesal karena sudah beberapa bulan Mingyu berada di Jepang dan menginginkan kekasihnya itu pulang. Ketika dia pulang Mingyu tidak memberitahunya dan muncul seperti tidak ada masalah. Lebih parahnya juga Sakura lupa jika Mingyu tiba-tiba muncul setelah sekian lama.

HUSH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang