Part 20

131 21 1
                                    

Sakura terbangun ketika mendengar suara Isak tangis di sebelahnya. Dengan perlahan Sakura membuka mata. Dia melihat Mingyu yang sedang terbaring tidur disebelahnya. Dia meringkuk seperti janin. Pria itu menangis sambil menahan suara tangisnya.

"Ada apa Mingyu?" Tanya Sakura dengan nada khawatir.

"Aku minta maaf." Seru Mingyu sambil menangis.

"Aku memaafkanmu. Kau tidak perlu menangis seperti ini. Itu bukanlah hal yang besar.

"Aku minta maaf." Mingyu terus mengatakan hal itu.

Sakura yang merasa tidak tahu dan bingung dengan Mingyu memeluk pria itu. "Jangan menangis seperti ini. Kau membuatku khawatir." Ucap Sakura.

"Maaf aku seperti anak kecil yang cengeng." Mingyu menghapus air matanya. Dia menangis bukan karena kejadian tadi siang tapi dia terus membayangkan apa yang dikatakan Taehyung. Jika dia kehilangan karirnya, Sakura akan meninggalkan dirinya, jika dia memilih karirnya, Sakura juga akan meninggalkannya. Itu seperti tidak ada pilihan bagi Mingyu. Hanya seperti menunggu waktu saja. Apa dia harus menyerah? Itu terlalu menyakitkan untuk menyerah.

"Apa kau sedang ada masalah. Kau seperti terlihat berbeda belakangan ini?"

Mingyu hanya menggeleng dalam pelukan Sakura. "Bisakah kita hanya tidur dan tidak membicarakannya sekarang." Pinta Mingyu.

Sakura tidak bisa berkata apapun. Dia hanya mengangguk setuju.

Beberapa hari berlalu sampai akhirnya Sakura sibuk dengan konsernya di Hongkong dan Taiwan. Semenjak itu juga Mingyu semakin jarang menghubungi dirinya. Mingyu juga tidak mengiriminya pesan ketika kau konser di mulai. Mingyu selalu memberikan semangat ketika Sakura dan grupnya melakukan konser dimanapun. Entah mengapa semua sekarang berubah total. Sakura selalu berpikir apa yang terjadi. Apa dia membuat sebuah kesalahan?

Setelah konser berakhir. Semua staff bertepuk tangan karena hari ini konser di dataran China berakhir. Sakura melihat ponselnya beberapa kalim ini berharap Mingyu mengiriminya sebuah pesan. Dia akan senang walau Mingyu mengiriminya pesan walau hanya dengan satu kata. Namun Sakura harus mengubur keinginannya. Mingyu tidak pernah mengiriminya pesan sampai larut malam.

Sakura mendesah. Dia duduk di balkon hotel sendirian. Semua member lainnya sudah tidur hanya dia saja yang masih terjaga. Berpikir ini bukanlah hubungan yang Sakura inginkan. Ponsel sakura bergetar, dengan sekejap dia langsung membuka layar ponselnya. Itu bukan pesan dari Mingu melainkan dari Taehyung.

Selamat atas keberhasilan konser kalian. Aku mendengar dari yang lain jika konser kalian disana sangat sukses. Aku berharap bisa menonton konser kalian. Mungkin lain kali. Kau tahu semua orang akan mengira aku menjalin hubungan dengan salah satu dari kalian jika aku menunjukan wajahku disana.

Sakura tersenyum di sela rasa kekecewaannya terhadap Mingyu. Kemudian dia mengirimkan balasan pesan kepada Taehyung.

Terimakasih banyak Kim Taehyung. Akan sangat menyebalkan jika kau datang, karena berita suksesnya konser kami akan kalah heboh dengan berita kedatanganku di konser kami.

Kemudian ponsel Sakura berdering. Itu adalah Taehyung bukan Mingyu.

"Selamat malam Sakura." Terdengar suara Mingyu dengan lembut dari ujung telepon.

"Selamat malam Taehyung." Balas Sakura.

"Sekali lagi selamat atas konser kalian."

"Terimakasih." Sakura menjawab singkat.

"Apa kau sakit? Kau terdengar tidak baik-baik saja."

"Aku hanya sedikit lelah." Padahal sebenarnya dia kecewa karena Mingyu mengabaikannya.

"Kalau begitu tidurlah. Maaf sudah mengganggumu selarut ini."

"Tidak masalah Taehyung. Aku pikir aku mulai terbiasa dengan sikap baikmu kepadaku. Awalnya aku merasa canggung tapi sekarang tidak."

"Aku akan selalu berbuat baik kepadamu Sakura. Tidurlah. Kau butuh istirahat."

"Selamat tidur Taehyung."

"Tidur yang nyenyak." Panggilan berakhir.

Taehyung tersenyum puas. Jika dia dengar dari suara Sakura semua berjalan seperti rencananya. Mingyu berati lebih memilih karirnya. Logika, tidak ada orang yang berani mempertaruhkan karirnya hanya demi seorang wanita. Membayangkan itu membuat Taehyung berpikir Mingyu sebagai pria yang menjijikan. Jika itu dia, dia tidak akan pernah melepaskan Sakura. Tapi apa peduli Taehyung. Jika mereka berdua berpisah itu adalah hal yang bagus.

Sudah 3 jam Mingyu tidak melepaskan ponselnya. Dia mengetikkan pesan yang kemudian menghapusnya lagi. Dia selalu mengirimkan Sakura pesan semangat sebelum konser dimulai tapi kali ini dia tidak mengirimkan pesan apapun. Bahkan dia sudah mengabaikan Sakura beberapa kali. Dengan alasan sibuk Mingyu mengabaikan Sakura. Dia merasa sebagai pengecut sekarang. Dia hanya tidak ingin Sakura merasa sakit hati. Lebih baik Sakura membenci dirinya. Sepertinya itulah yang akan dia lakukan.

Jeonghan mendekati Mingyu yang sedari tadi masih fokus dengan ponselnya di sofa ruang tv. "Apa yang terjadi padamu? Kau selalu tidak fokus dengan segala sesuatu. Jika kau ada masalah kau bisa menceritakannya kepada kami."

Mingyu langsung meletakkan ponselnya dan menatap Jeongkan yang memasang wajah khawatir. "Aku baik-baik saja." Jawab Mingyu singkat.

"Aku tidak mengira kau jadi tertutup seperti ini." Jeonghan mendesah kesal. "Apa ini karena kau digosipkan dekat dengan Daehyun."

Mingyu menggeleng dengan cepat. "Kami hanya rekan kerja."

"Jika kau menyukainya, tidak masalah bagi kami. Kami ikut senang."

Tiba-tiba saja kepala Mingyu semakin berat.

HUSH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang