PART 6

214 29 1
                                    

Sakura mengomel tanpa henti dan bolak balik didalam apartemen. Dia tidak sadar jika Mingyu sudah kembali. Dia meruntuki dirinya sendiri. Mengapa dia tidak sadar jika Mingyu sudah kembali dan tadi dia bertemu dengan Mingyu dengan melupakan fakta jika Mingyu datang tanpa memberitahu Sakura.

Jika dia terus seperti ini hanya akan membuat dirinya kesal. Akhirnya Sakura menuju ruang tv. Menyalakan TV dan mencari siaran tv dengan random. Sudah lama sekali baginya untuk menonton siaran tv. Duduk di kursi berbentuk L dengan meluruskan kakinya di atas sofa. Gadis itu hanya memakai celana pendek dan t-shirt yang sedikit kebesaran.

Beberapa kali dia melihat jam di ponselnya. Melihat jam sambil menunggu Mingyu datang. Itu adalah ritual rutin ketika Mingyu sampai di Seoul orang pertama yang dia ingin lihat selalu Sakura dan dia selalu ingin berdua berasana Sakura. 

Tak berapa lama kemudian pintu apartemen terdengar terbuka. Sakura sudah mulai memicingkan matanya seperti kucing. Aroma parfume Mingyu sudah mulai tercium keseluruh ruangan. terdengar suara langkat kaki semakin mendekat. Dan sebuah ciuman mendarat di wajah Sakura. Tepatnya di pipi. Salah satu kesukaan Mingyu adalah mencium pipi Sakura. Bukan berati dia tidak suka mencium bibir Sakura, itu juga salah satu favoritnya. Namun yang terfavorit adalah mencium pipi Sakura.

"Apa kau menungguku?" Seru Mingyu dari belakang sofa.

Sakura diam tidak menjawab, karena memang dia tidak ingin menjawab.

"Aku mandi sebentar dan aku harap nanti ketika aku selesai mandi wajahmu kembali cerah." Dan Mingyu meninggalkan Sakura menuju kamar mandi.

Sebenernya dia sendiri masih tidak yakin bagaimana perasaannya terhadap Mingyu. Dia ingat bagaimana dulu pertama kali pria itu mengajaknya berkencan.

Waktu itu musim dingin dua tahun lalu. Ketika Sakura dengan wajah kesalnya keluar dari gedung Hybe. Dia kesal dan ingin sekali memutuskan kontraknya dengan Hybe atau setidaknya perusahaan memberikannya waktu istirahat sebentar. Waktu itu rumor tentang dirinya semakin berhembus panas dan rasanya dia ingin pulang ke Jepang.

Setelah lebih dari lima tahun dia berkarir masih saja ada oknum tertentu yang membuat rumor tidak baik tentang perilakunya. Padahal semua itu tidaklah benar. Semua orang yang mengenal Sakura mengetahui hal itu. Selama ini dia tidak memperdulikan rumor sialan itu namun kadang kala dia juga memperdulikannya. Sakura juga manusia. Mengapa seorang idol dituntut menjadi sempurna ketika penggemar biasa selalu mematahkan mereka untuk berdiri. Itulah yang dilakukan seorang pembenci.

Sakura masuk kedalam lift yang kosong dengan genangan air dimatanya. Mentalnya sedikit terganggu sekarang ini. Rasanya dia ingin pulang, tidur dan tidak memikirkan apapun.

Pintu lift berhenti di lantai 3. Sakura langsung menghapus genangan air matanya.

Mingyu segera melangkah kakinya kedalam lift ketika pintu lift langsung terbuka, namun dia tidak menyangkan jika di dalam lift ada Sakura. Dia melihat Sakura menundukkan wajahnya. Sedikit dia mengintip mata cantik gadis ini menggenang air mata. Hati Mingyu langsung bergetar. Dia ingin tahu apa yang terjadi dengan Sakura. Tapi tidak mungkin dia langsung bertanya hal itu. Selama ini mereka berdua tidak dekat.

Sepertinya Sakura seperti ini karena rumor tentang dirinya yang merayu seorang produser terkenal beredar di media sosial dan dimana pun. Entah berapa banyak rumor bodoh yang dibuat untuk menjatuhkan dirinya. Selama ini juga Sakura tidak pernah terlihat se-stress ini. Kali ini Sakura seperti hampir di ujung tanduk.

"Sakura." Mingyu memberanikan diri untuk menyapa.

Sakura akhirnya mengangkat kepalanya. "Ah. Hai, maaf aku tidak menyapa." Sakura memaksakan tersenyum.

"Kau hanya sendiri?"

Sakura mengangguk.

Beberapa detik terjadi keheningan. Mingyu bingung dia harus berkata apa. Dia menatap wajah Sakura lebih lama. Lift menuju lantai dasar terbuka.

"Maukah kau menolongku?" Tanya Mingyu.

"Apa yang bisa kubantu?" Akhirnya Sakura mengangkat wajahnya.

"Ayo ikuti aku."

Sakura hanya menuruti perintah Mingyu dan dia berjalan mengikuti Mingyu dari belakang.

Tanpa Sakura ketahui, jantung Mingyu berdetak sangat kencang dan rasanya hampir meledak. Sakura tidak tahu membutuhkan nyali yang besar untuk Mingyu berani mengatakan hal itu. Dia tidak seberani Taehyung yang dengan lantang berkata kesal kepada Sakura atau sekedar memulai adu mulut dengan gadis itu. Mingyu tidak ingin menyakiti perasaan Sakura walau hanya dengan kata-kata yang sederhana. Mungkin Mingyu memang terlalu menyukai Sakura.

Ketika sampai di depan mobil Mingyu, Sakura berhenti sejenak. "Kau ingin menculikku?" Tanya Sakura polos.

Minggu tertawa. "Aku tidak mungkin menculikmu. Kita berada di naungan yang sama sering bertemu juga. Jadi jika aku bisa melihatmu kapanpun. Itu juga jika jadwal kita sama."

Sakura menahan malu. Sepertinya dia salah bicara.

Mingyu mengamati Sakura dengan seksama. Wajah gadis itu memerah. Ini adalah pemandangan langka baginya. Sakura bersemu karena Kim Mingyu.

"Ayo masuk mobil." Ajak Mingyu.

Sakura tanpa banyak bicara masuk kedalam mobil dan diikuti dengan Mingyu. Ini adalah pertama kalinya Sakura masuk kedalam mobil pria hanya berdua.

"Apa kau bisa memakai sabuk pengaman?" Mingyu memperhatikan Sakura yang belum memakai sabuk pengaman.

"Maaf." Dengan reflek Sakura langsung memakai sabuk pengaman.

Mingyu langsung menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan gedung Hybe.

"Kata orangtuaku, aku tidak boleh naik kedalam mobil orang asing." Gumam Sakura dengan mata memandang lurus kedepan jalan.

"Aku bukan orang asing. Kita sering bertemu jadi kau boleh naik kedalam mobilku." Gumam Mingyu.

Sakura tertawa.

Mingyu tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat Sakura tertawa.

"Kemana kau ingin membawaku?"

"Sebuah tempat."

Sakura memicingkan matanya.

"Aku tidak akan membawamu ketempat yang terlarang."

"Tempat terlarang apa?"

Mingyu menelan ludah. Imajinasi nakalnya beterbangan. Bagaimana jika dia membawa Sakura ke hotel untuk menghilangkan kesedihan Sakura? Dapat dipastikan Sakura tidak akan ingin bertemu lagi dengan Mingyu dan untuk pria kikuk seperti Mingyu tidak Mungkin membawa Sakura ketempat yang mesum atau ke bar.

"Kau akan tahu." Mingyu tersenyum lembut. Namun dia sekilat melihat kecemasan di wajah Sakura. "Kau bisa percaya padaku jika aku tidak akan melakukan hal negatif kepadamu."

Sakura hanya mengangguk setengah setuju.

HUSH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang