Pagi ini cuaca lebih cerah dari biasanya. Mingyu kini berada di depan makam Sakura. Dia meletakkan sebuket mawar kemudian duduk disebelah makamnya. Wajah pria itu terlihat sembab.
"Hai, apa kabar?" Tanya Mingyu. "Kabarku tidak baik-baik saja. Aku merindukanmu sangat banyak. Aku minta maaf menyakitimu sangat banyak." Air mata mulai menggantung di mata Mingyu. "Aku selalu berfikir mengapa wanita seperti kau menyukai diriku. Aku selalu berharap tidak menjadi seorang pecundang. Aku berharap aku menjadi pria yang dapat kau andalkan. Pria yang selalu berada di sisimu saat kau sakit, sedih, marah ataupun senang. Aku minta maaf membuatmu merasakan sakit yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya. Kau benar-benar minta maaf." Mingyu mengusap air matanya sebelum jatuh ke pipinya.
Angin berhembus kencang seolah-olah Sakura berada di samping Mingyu saat ini.
"Aku mungkin sudah gila. Aku rasa ku sudah gila. Kemanapun aku pergi aku pasti melihat dirimu. Akan lebih menyenangkan jika kau tersenyum tapi kau tidak tersenyum. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum walau dalam bayanganku. Aku mohon hanya sekali." Minggu menangis sedikit terisak. "Kau tahu apa yang aku takutkan saat ini?" Mingyu menyandarkan wajahnya pada kedua lututnya. "Aku tidak bisa mendengar dirimu memanggil namaku. Tidak masalah jika kau memanggil namaku dengan penuh kebencian. Itu lebih baik bagiku." Mingyu tersenyum pahit.
Mingyu mulai mengambil handphone dari saku celananya. Membuka galeri di handphone celananya. Dia menunjukan sebuah foto ke makan Sakura.
"Kau ingat foto ini. Ini adalah wajahmu ketika marah padaku saat kau mendengar gosip diriku berkencan dengan idol lain." Mingyu meringis. "Tidak mungkin aku berkencan dengan gadis lain, saat semua hatiku sudah kau miliki sepenuhnya." Mingyu kembali memasukkan handphone miliknya kedalam saku celana. "Apa kau bahagia di sana? Jika iya apakah aku bisa ikut denganmu? Aku berharap jika ada reinkarnasi, aku bisa bertemu denganmu lagi. Tidak masalah jika kau lupa denganku. Biar aku saja yang mengingat dirimu. Aku tidak ingin hidup tanpa ingatan tentang dirimu. Aku selalu berdoa agar kau bahagia dimanapun kau bersama. Aku selalu mencintaimu walau kau tidak di sampingku lagi. Kita akan segera bertemu." Minggu tersenyum penuh arti.
9 Bulan berlalu semenjak terakhir Mingyu mengunjungi makam Sakura. Dia disibukkan oleh jadwal grupnya. Dia bahkan tidak punya waktu untuk bersedih lagi. Sebenarnya itu sangat baik untuk dirinya, tapi pria itu mempunyai ketakutan dia semakin melupakan Sakura.
"Hyung. Dimana Mingyu?" Tanya Wonwoo kepada Jeonghan.
"Dia sedang bersemedi di kamar." Jawab Seungkwan.
"Tutup mulutmu." Balas Jeonghan.
"Hyung aku khawatir dia sepertinya sudah sedikit hilang akal. Aku takut dia menjadi gila." Bisik Wonwoo.
"Aku tidak bisa melakukan apapun lagi. Sudah berbagai cara untuk membuatnya tersenyum kembali seperti dulu tapi semuanya sia-sia." Jawab Jeonghan.
"Jujur aku takut. Belakangan ini dia sering berbicara sendiri. Aku sudah meminta Manager Park agar membawanya ke psikiater tapi dia selalu saja menolak." Tambah Seungkwan.
Jeonghan menghela nafas. "Aku hanya ingin dia bahagia. Sinarnya semakin redup."
"Hyung aku pergi keluar." Mingyu tiba-tiba saja keluar dari kamarnya dan mengagetkan mereka bertiga yang sedang membicarakan dirinya.
Mingyu bukannya tidak tahu semua omongan orang tentang dirinya. Bukannya juga dia tidak menghargai semua usaha orang terdekatnya tapi dia hanya tidak ingin berubah. Dia takut jika pergi ke psikiater semua ingatannya tentang Sakura akan di hapus. Mesin mobil berbunyi dan Mingyu mulai meninggalkan dorm.
Hari ini adalah ulang tahun Sakura. Mingyu mengambil kue pesanannya di toko kue yang tak jauh dari dorm. Berputar-putar Seoul sampai matahari tenggelam. Pikiran pria itu kosong seperti biasa. Tidak hanya pikiran tapi hatinya juga.
Mingyu menghentikan mobilnya di pinggiran sungai Han dan mulai menyala lilin kue ulang tahun untuk Sakura.
"Aku tidak bisa mendoakan dirimu apapun lagi, kau sudah memiliki apapun yang kau inginkan. Aku mulai melupakanmu sedikit demi sedikit sekarang. Aku minta maaf. Aku berharap aku bisa melihatmu tersenyum sekarang." Dan Mingyu akhirnya melihat sosok yang selama ini dia rindukan duduk disamping kusi pengemudi.
Sosok Sakura duduk di samping kursi pengemudi dengan gaun putih cantik. Kali ini dia tersenyum cerah. Mingyu terpaku sejenak. Dia menangis tidak percaya.
"Akhirnya aku melihatmu tersenyum. Terimakasih banyak. Terimakasih."
"Kau harus bahagia Kim Mingyu." Sosok Sakura itu berkata.
"Kau adalah kebahagiaanku."
"Ada keluarga dan temanmu yang masih mencintai dirimu."
Mingyu memindai wajah Sakura. "Tapi kau adalah duniaku."
"Aku hanya ingin kau bahagia seperti dahulu. Membawa kebahagiaan untuk orang disekitar mu." Sakura kembali berkata.
"Aku hanya ingin berada di sisimu." Jawab Mingyu.
Sakura hanya tersenyum. "Jaga dirimu Mingyu." Dan bayangan Sakura menghilang.
Mingyu menangis terisak sambil menekan dadanya yang terasa sesak. Menangis sendirian seperti ini membuat dirinya seperti orang yang sangat menyedihkan.
Pukul 12.00 tepat mobil Mingyu meninggalkan sungai Han. Dia tidak pernah merasakan ketenangan seperti ini sebelumnya. Melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi di jalan tol tanpa sabuk pengaman dan Bruk. Terdengar suara tabrakan mobil sangat hebat yang menabrak pembatas jalan. Mobil itu terlihat seperti tidak berbentuk. Semuanya terlihat gelap untuk Mingyu. Semuanya sudah berakhir.
***
Berita headline tersebar dimana-mana. Kim Mingyu tewas seketika karena kecelakaan tinggal yang terjadi di jalan tol. Semua orang tidak mengira hal ini terjadi. Semua ini begitu cepat. Beberapa orang mulai mengaitkan dirinya tentang bunuh diri. Tapi semua orang tidak ada yang percaya jika seorang Kim Mingyu bunuh diri. Tidak seorangpun kecuali orang terdekatnya.
Begitu banyak Isak tangis yang terdengar di acara pemakamannya. Kedua orang tua Mingyu tidak berhenti menangis terutama ibunya.
"Aku tahu anak itu sudah menderita sekian lama dan tidak bisa menahannya. Jika memang ini adalah keputusan yang membuatnya bahagia, kita tidak boleh menangisi dirinya." Seru ayah Kim Mingyu kepada istrinya.
"Aku tahu. Anggap saja aku menangis karena akhirnya anakku bahagia."
Sepasang suami istri itu saling berpelukan di depan foto mendiang anak tercintanya.
Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/263738971-288-k316240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSH!!
أدب الهواةHYBE IN LOVE Dunia dimana idol diperbolehkan mempunyai kekasih namun Sakura dan Mingyu lebih memilih merahasiakan hubungannya. Belum lagi hubungan antara Sakura dan Taehyung seperti musuh bebuyutan dari awal Sakura masuk ke agensi itu. Sakura selalu...