32. Menjauh dari yang Jauh

107 17 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Selepas menyetir di dalam mobil dengan pendingin udara, rupanya tak sanggup membuat titik-titik peluh di dahi Ryu menghilang. Pasalnya, ini lantaran saat tak menemukan Ichi di sudut mana pun rumah Gwangju, saudara tiri Ichi itu segera saja menghubungi ponsel yang bersangkutan. Berharap Ichi mengangkat teleponnya. Tak tahu bahwa Ryu sampai panik dan kang-kabut ketakutan terjadi sesuatu yang buruk, dia sampai menghubungi kantor Yoon saat dalam perjalanan mengecek rumah suami kakaknya itu siapa tahu akan menemukannya di sana yang rupanya nihil.

Benar saja, tak tahu untuk urusan apa ia akhirnya dapat berbicara dengan kakak iparnya itu setelah berbulan-bulan lamanya tak dapat dihubungi. Dan Yoon mengatakan bahwa Ichi ada di kantornya dan membuat kegaduhan.

Ryu baru tiba dengan napas tersengal bahkan di saat ia tak berlari. Ada perasaan lega namun sekaligus cemas ketika mendapati keramaian dari gedung perusahaan Yoon dan demi melihat Ichi yang digendong Yoon masuk dengan hati-hati ke dalam mobil kantornya.

Yoon lumayan terkejut saat melihat Ryu berdiri di sisi lambung mobil setelah meletakkan Ichi dengan hati-hati ke dalam mobil.

"Tadi dia dan Jyira bertengkar. Masuklah, ayo sama-sama ke rumah sakit denganku."

Yoon sudah hendak melangkah masuk ke dalam mobil. Namun dengan cepat Ryu cekal. "Biar aku saja."

Yoon menatap Ryu mulanya tak paham, tetapi kemudia sadar kalau ada sirat tak suka di sana. Baru kali ini ia melihat Ryu sekaku dan sedatar itu. Kemudian bersamaan dengan Ryu masuk ke dalam mobil, duduk di sisi Ichi.

Ryu meraih pintu mobil untuk menutupnya. Membuat Yoon perlahan menyingkir. Sebelum ia benar-benar menutup pintunya, Ryu menatap Yoon. Dilayangkannya ucap kalimat, "Kami tahu kau sibuk, urus saja urusanmu. Kau tak perlu cemas.. ya barangkali masih ada secuil perasaan khawatir itu di hatimu." Ryu sarkas. "Mulai sekarang, kami yang akan mengurus Kak Ichi."

***

Terhidu kuar aroma obat yang pekat menusuk hidung, suara yang Ichi dengar masih terasa jauh. Petak putih langit-langit, ia tahu ini bilik rumah sakit. Kala ia berhasil membuka mata dengan lebar meski masih setengah buram. Hanya wajah Kai yang ia temukan sebelum akhirnya mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan dan menemukan Ibu Hannah tertidur tenang di atas sofa dalam keadaan terduduk.

Dan di luar sana, ia mendengar suara-suara Ryu meski samar namun terdengar lumayan kentara. Ichi tak tahu siapa yang ada diluar berbicara dengan Ryu, sebab penglihatannya masih setengah buram ditambah lantaran tertutupi keberadaan Kai yang menjulang di dekatnya.

Sedangkan jelas setengah ribut dan berusaha menekan suara agar tak menggaduhi lorong rumah sakit kini ditahan oleh Ryu dan Yoon. Mereka mengikat suara agar tak mengusik ketenangan pasien, termsuk Ichi yang masih belum juga siuman setelah semalam membawanya ke rumah sakit dalam keadaan lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang