20. The Tragedienne

166 88 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dalam Bahasa Jepang, 'Ichi' artinya satu. Ibu Hannah bilang, saat mengandung Ichi, ibunya memang sudah mengatakan bahwa Ichi akan jadi anak satu-satunya dari buah cinta pernikahan Ayah Kozzo dan Ibu Ichi. Dari sekian banyak nama, Ichi dijadikan sebagai nama terbaik. Bila dipadu dengan marga ayahnya, pun dengan nama Ichi itu sendiri. Itu bisa diartikan dengan satu-satunya anak yang kuat, sekuat para samurai yang mempertahankan sejarah tanah Klan Tachibana pada zaman Feodal Jepang dahulu kala. Yang bisa mempertahankan hak, teguh pada pendirian, serta yang mampu bertahan dalam situasi apapun. Ibu juga bilang kalau Ichi akan mampu menjunjung tinggi dan memperjuangkan apapun, seperti halnya para samurai yang tetap terus membela daimyo*)-nya meski telah kehilangan tuan.

Ibu Hannah mengelus kepala Ichi, wanita yang kini bukan lagi anak sekolahan itu berbaring dipangkuan Ibu Hannah. Hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya, saat Ichi masih jadi gadis Gwangju yang polos dengan kepang rambut yang manis. Dari kecil Ichi memang gemar berbaring di pangkuan Ibu Hannah ketika beliau sedang mendongengkan sesuatu.

"Kau tahu, Chi. Zaman dahulu, para samurai adalah prajurit paling setia."

Ichi mengangguk. "Iya, aku dulu sering membacanya dalam buku sejarah lepas yang dijual di toko buku. Lantas, apa hubungannya dengan namaku?"

"Tidak baik selalu menyela." Ibu Hannah tersenyum, mengusap puncak kepala Ichi sebagai bentuk tegurannya. "Selain mereka adalah tingkatan prajurit paling tinggi dalam suatu daerah kekuasaan. Samurai adalah prajurit yang paling setia pada tuannya. Rata-rata samurai biasanya dari golongan orang biasa yang mempelajari ilmu memanah, bela diri, dan bertahan hidup yang kuat. Tatkala mereka direkrut menjadi seorang samurai kaum aristokrat, sekalipun samurai rendahan, kasta mereka jadi naik dan pamor membuat mereka dikenal banyak orang."

"Mereka seakan membalas budi, sebab tuannya telah mempekerjakan mereka dengan gaji dan fasilitas reputasi yang sangat baik. Secara tidak langsung, itu membuat stratifikasi yang lumayan dikalangan masyarakat Jepang miskin lainnya. Itulah yang membuat samurai seakan memiliki keterlatihan untuk mengabdi penuh pada bangsawan yang mempekerjakan mereka. Mati-matian melindungi. Itu pula yang terjadi pada para samurai Klan Tachibana pada zaman dulu. Mereka tahu bahwa daimyo pemilik kekuasaan, wilayah kuasa dan Klan Tachibana terancam. Membuat mereka mengabdi, meski tahu bahwa pengabdian mereka akan menjadi yang terakhir sebelum mereka menjadi ronin*)."

"Mereka tahu bahwa perlawanan mereka tidak akan menjadi apa-apa, sebab lawan mereka dari aristokrat lain yang lebih berkuasa dan berambisi ingin menduduki bahkan menggantikan kuasa Klan Tachibana. Tetapi itulah yang namanya pengabdian, Chi. Semenyakitkan apapun perlakuan daimyonya, seburuk apapun kelicikan salah satu anggota aristokrat Klan Tachibana yang mereka jaga, bahkan sebajingan apapun, mereka tetap mengabdi sebagai penghormatan dan rasa terima kasih. Perlawanan terakhir yang mampu mebuat mereka menjadi ronin dalam satu malam."

Ibu Hannah menunduk, memandangi Ichi dan masih belum lelah mengusap kepala si Tachibana. Wanita setengah abad itu lebih memilih untuk mengakhiri cerita sejarah yang ia dongengkan daripada berujung membuat anak manis di pangkuannya malah tertidur sebelum pesan yang dapat tersampaikan dengan baik.

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang