22. Making Love To Make You Sleep

186 84 40
                                    

Asdfghjkl sekali judulnya, vulgar pake banget🐍


.

.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dia sedang berencana mewujudkan hal besar. Begitu katanya. Ichi tidak bertanya, tidak yakin juga. Akan tetapi, Ichi pikir itu proyek. Sebab yang Ichi tahu, terakhir kali perusahaan Yoon tengah bermitra dengan Vociverouf (ini asli perusahaan Yoon yang ia besarkan sendiri, bukan perusahaan ayah yang diamanahkan padanya, itu beda lagi). Dengar-dengar, dari cerita Yoon, Vociverouf masuk jajaran perusahaan besar rekomendasi forbes dengan tingkat stabilitas dan manajemen bisnis yang bagus. Entah bisa jadi itu yang membuat Yoon bersemangat mengejar banyak hal. Hingga sibuknya seperti kerasukan. Ichi hanya mengangguk-angguk saja, habisnya Yoon sangat bersemangat.

Walau tak banyak yang mereka lakukan seharian ini. Saling mengirim pesan k-talk idiot, berfoto, berkeliling di pinggir garisan pantai, Yoon yang tak hentinya melontar banyak hal manis, dan yang paling favorit duduk di pinggir pantai dengan menggambar-gambar di atas pasir dengan batu kecil atau ranting, apalagi membicarakan masa sekolah. Yoon yang mendongeng masa kecil, juga pembicaraan bisnis yang Ichi hampir keseluruhan tak paham.

Tidak masalah kok bila sepele.

Bagi Ichi, meski singkat dan random, hal-hal trivia yang telah mereka lakukan sangat membuat Ichi berkesan. Iya, ini kali pertama mereka berkencan dengan benar setelah hampir berbulan-bulan menikah. Biasanya Ichi dan Yoon tak saling akur. Ada saja bahan bertengkar. Tadi juga. Tetapi entah hari ini seperti istimewa saja. Seperti mimpi indah.

"Melamun apa?" Yoon menoleh, tersenyum melihat wajah semringah Ichi. Melamun saja Ichi tak sadar kalau wajahnya memerah berseri-seri.

"Tidak ada." Ichi pamerkan giginya, menyengir lebar membalas senyum singkat Yoon. "Lalu bagaimana? Mengapa Vociverouf bisa menyetujui kontrak kerja samamu?"

"Ah, iya. Ini bagian pentingnya. Jadi sebenarnya, aku sudah mengajukan kontrak kerja sama dengan Vociverouf dari lima tahun sebelumnya. Saat perusahaanku masih jadi perusahaan start-up. Waktu itu tingkat percaya diriku tinggi sekali, aku memilih Vociverouf yang notabene perusahaan kuat dan berharap dapat bekerja sama dengan bantuan mereka juga. Tetapi lambat-laun aku menyadari bahwa jelas kontrak kerja sama bukan hanya sekadar bermain lotre asik-asik berhadiah. Mereka jelas tak akan memandang start up yang mungkin saat itu di mata mereka sama sekali tak berkompeten."

Yoon menjeda sejenak, dia mengagguk meyakinkan dirinya sendiri. "Tentu begitu, kan? Kerja sama dalam dunia bisnis tentu membutuhkan kedua belah pihak yang dapat mendongkrak sistem pasar dan mencetak banyak peluang mendapatkan untung."

"Bukankah itu jahat namanya?" Ichi meneleng, bertanya disela cerita Yoon.

Yoon menimbang sejenak, "Jahat memang keliahatannya. Tetapi sebagai seorang pemilik perusahaan, sekaligus pemegang saham terbesar di perusahaanku, sistem itu tidak jahat." Yoon menyengir lebar. "Begini, Chi. Perusahaan. Ketika kedua belah pihak menjalin kerja sama, tentu ada proyek yang akan mereka urus di dalamnya. Proyek yang dikerjakan pun pastinya bukan proyek kecil. Itu artinya semua mengandung biaya yang besar. Jadi pertanyaannya, saat kamu mendirikan istana lego yang besar dan megah, apakah kamu akan mengajak seseorang yang sudah pernah mengenal lego atau malah mengajak bocah balita?"

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang